'010'

476 59 7
                                    

sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʟᴀɴᴊᴜᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ. sᴇʙᴀɢᴀɪ ʙᴇɴᴛᴜᴋ "ᴍᴇɴɢʜᴀʀɢᴀɪ"
ᴋᴀʀʏᴀ ᴏʀᴀɴɢ ʟᴀɪɴ.🧚🏻‍♀

Seorang gadis kecil berlari kearah Anne dengan wajah yang ditekuk. Anne merasa heran dengan tingkah putrinya kali ini. Saat sampai tepat dihadapannya kini ia bisa melihat wajah kesal yang terukir jelas. ㅡ Anne menyamakan tingginya dengan sang anak lalu mengelus pelan kepalanya “Kenapa sayang?”

Raka yang melihat tingkah putrinya hanya bisa diam sembari melirik anaknya. ㅡ Putri menatap sengit Hayyan yang tengah menjulurkan lidahnya lalu berlari memasuki mobil. “Awas kamu ya, aku cubit beneran besok”

Senyum ceria kembali terukir di wajah Putri sembari menatap kedua orang tuanya. “Ayah! Mau gendong” putrinya kembali manja setelah beberapa menit yang lalu merenggut sebal.

Tanpa menunggu lebih lama kini ia sudah berada dipangkuan Raka seraya memasuki mobil menuju Rumah Sakit. Anne masih penasaran dengan tingkah putri, apalagi ia dengan jelas mendengar ancaman putri untuk seseorang.

“Putri, nggak boleh pukul orang ya. Bunda nggak ngajarin itu buat kamu” Putri yang tengah memakan ice cream pemberian Raka kini terkejut mendengar penuturan ibunya.

“Maaf bunda” Anne yang mendengar penuturan Putri hanya bisa menghela nafas. ㅡtanpa menoleh ia bisa melihat wajah sang anak lewat cermin “Jadi benar? Anak bunda pukul orang”

“enggak bunda! Putri belum pukul Hayyan kok”

“Kamu mau pukul cowok?”

“Dia nyebelin bunda, masa ngata-ngatain ayah. Putri nggak suka, tapi pas putri mau pukul ibu guru langsung datang.”jelasnya.

Lagi dan lagi, Anne hanya bisa menghela nafas sembari melirik pelan Raka yang fokus menyetir tanpa ada niat berbicara sampai mereka tiba di Rumah Sakit.

“Mas, jangan dimasukin ke hati ya. Aku akan selalu jadi telinga saat kamu berbicara” Anne mengelus pelipis Raka yang berkeringat saat mereka sudah berada diruang tunggu sembari menidurkan Putri di kursi tunggu dengan pelan.

Anne mendekati Raka yang sedari tadi menghiraukan ucapannya. Dengan sigap Anne memeluk Raka yang tengah duduk dihadapannya. ㅡ Raka menenggelamkan kepalanya diperut Anne dengan elusan pelan yang mampu membuatnya tenang dengan banyak pikiran tersemat di kepalanya.

“Anne”panggil Raka tanpa melepas pelukannya. “Hm?”

“aku takut” Anne hanya bisa menghela nafas pelan seraya menenangkan Raka. ㅡ jika Anne bisa jujur ia juga takut, hatinya juga merasakan kegelisahan. Apalagi melihat Raka yang terlalu memaksakan diri terlihat baik didepannya dan Putri, tapi ia tau hati Raka masih belum tenang.

“Aku ada buat kamu. Ada putri juga sama baby. Kamu nggak sendiri sayang, kamu bisa berbagi sama aku.” Kesekian kalinya Anne sudah mengatakan berbagai hal agar Raka tak perlu menanggungnya sendiri.

“Bukan hanya aku yang harus berbagai segala kegelisahan yang aku alami. Tapi kamu juga. Tanpa kamu sadari yang renggang di hubungan kita itu sebenarnya kamu. Kamu yang nggak bisa berbagi sama aku”

 Kamu yang nggak bisa berbagi sama aku”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AND THAT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang