'011'

340 45 2
                                        

sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʟᴀɴᴊᴜᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ. sᴇʙᴀɢᴀɪ ʙᴇɴᴛᴜᴋ "ᴍᴇɴɢʜᴀʀɢᴀɪ"
ᴋᴀʀʏᴀ ᴏʀᴀɴɢ ʟᴀɪɴ.🧚🏻‍♀

Raka tengah menikmati secangkir teh di halaman belakang ditemani kue brownis buatan Anne yang kini tinggal setengah. Menikmati waktu berdua tanpa gangguan anaknya. Putri lagi di bawa omanya (Mama Raka) yang katanya sih udah rindu banget sama cucunya yang cerewet itu. Terkadang mereka juga heran putri mewarisi siapa sampai bisa cerewet dan lincah diantara Raka dan Anne yang kalem-kalem aja.

Ia mengecek beberapa hal yang kini membuatnya harus berfikir keras sebelum ciuman mendarat di pipinya mengalihkannya untuk fokus pada tablet yang di pegangnya selama 1 jam lebih itu.

“Kamu lagi cek apa? Ada kerja ya?” Anne mengintip pekerjaan Raka namun yang ia lihat hanya ukuran-ukuran dari sebuah bangunan.

Raka memperlihatkan pada Anne “Luas gak?” bukannya menjawab pertanyaan Anne, Raka malah balik bertanya padanya.

“Denah apa itu? Kamu kan penjual roti, masa kerjanya kayak arsitek sih” Raka meringis mendengar istrinya yang selalu saja mempunyai jawaban yang menyakitkan.

kamu maunya desain kayak gimana? Ini cocok sama kamu apa nggak?” Raka memberi tablet itu pada Anne dan membiarkan Anne duduk di pangkuannya agar ia juga dapat melihat apa yang anne lakukan.

“Ini sih bagus, tapi apa hubungannya sama aku?” Anne menoleh menatap Raka yang hanya di hadiahi kecupan dibibir Anne.

“Gedungnya-kan nanti buat kamu”

“Hah?”

“Aduh istriku ini kenapa nggak ngerti-ngerti sih”

“Gimana mau ngerti, kamu aja jelasinnya setengah-setengah sayang” geram Anne.

“Aku udah mutusin buatin butik untuk kamu.” Raka melihat Anne yang terdiam masih menunggu penjelasan darinya.

“Aku nggak mau liat kamu kesana kamari cuma karena ngajar anak-anak les privat. Aku udah nabung ini dari lama, dan akhirnya bisa kesampaian juga. Aku maunya kamu stay di satu tempat aja Anne dan kembangin bakat kamu” jelas Raka.

Raka mengelus perut buncit Anne “Maaf karena aku, impian kamu buat jadi designer jadi terhalang”

Raka yang tidak mendapat respon dari Anne kini menatap Anne dengan pandangan cemas. “K-kamu... Marah?” cicit Raka.

Anne menatap Raka yang menatapnya khawatir, ia dengan segera membalikkan tubuhnya lalu memeluk Raka dengan erat sembari berterimakasih dengan lirih dalam dekapan Raka yang juga membalas pelukannya seraya mengelus punggungnya penuh kasih sayang.

“Padahal kamu nggak perlu keluarin uang banyak demi modalin aku” Anne mengamati toko butiknya yang nggak lama lagi udah ia tempati buat ngembangin bakatnya selama ini. “Pasti mahal banget” gumamnya.

Raka mengelus kepala Anne yang kini duduk di pangkuannya kembali “Sebelum kita nikah, aku udah ngumpulin uang ini buat kamu. Walaupun lumayan lama tapi aku tetep berusaha supaya impian kamu dari lama nggak sia-sia. Jadi kalau butiknya udah 100% siap di gunakan, kamu bisa buat design baju yang selama ini kamu gambar” Anne menatap Raka lalu mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AND THAT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang