Hari ini Jeno sudah masuk sekolah setelah empat hari beristirahat di rumah.
Sebenarnya sih Jeno sudah mau masuk sejak pulang dari rumah sakit , namun dia malas mendengar omelan Valerie yang selalu menyuruhnya istirahat.
Padalhan kan Jeno mau sekolah karna ingin menjaga gadis itu dari para predator.
Seperti biasa , Jeno merangkul bahu Valerie di sepanjang jalan membuat anak-anak heran.
Padalhan sebelumnya mereka terlihat sudah bermusuhan.
"Jeno!" Panggil Fiona ketika melihat sosok Jeno dan Valerie yang hendak naik ke anak tangga.
Alis Fiona mengernyit tak suka kala melihat Valerie ada di rangkulan Jeno lagi .
"Kamu udah sembuh?" Tanya Fiona.
"Hm" jawab Jeno singkat , terkesan dingin seperti sebelum saat mereka dekat.
Fiona menelan ludah , apalagi saat anak-anak menatap mereka aneh.
"Jen , makasih yah buat kalungnya . Aku suka banget" ucap Fiona memamerkan kalung yang dia pakai.
Alis Jeno mengkerut tak suka , sedangkan Valerie nampak kesal dalam rangkulannya.
Jeno menangkup wajah Valerie , mengecup dahinya yang membuat anak-anak yang melihatnya sesak nafas.
Bahkan Fiona nampak shock , ia melotot tak suka.
"Ke kelas duluan , nanti gue nyusul"
"Tapi-"
"Jangan bantah kalo ga mau nerima hukumannya" sela Jeno berbisik seduktif.
Pipi Valerie merona mendengarnya , ia mendorong tubuh Jeno kuat lalu berlari keatas dengan malu
Hukuman yang Jeno katakan pasti membuatnya lelah , tidak! Sudah cukup beberapa hari ini Valerie sampai tidak bisa memakai pakaiannya dengan benar.
Jeno menatap Fiona , ia menyisir rambutnya dengan tangannya dan menatap Fiona malas
Inilah waktunya.
"Sorry sebenarnya itu bukan buat lo" ucap Jeno serius.
"Apa?"
"Sebenernya itu bukan buat lo , itu buat Valerie" Nafas Fiona tercekat , ia menatap Jeno nanar.
"Bukannya kamu kerumah aku buat ngasih ini?"
Jeno menggeleng , "gak Fi , gue mau lo ngejauh dari gue" ucapnya yang membuat Fiona sakit hati.
Fiona mengepalkan tangannya , menatap Jeno dengan tatapan terluka.
"Lo bisa ambil itu sekarang , biar Valerie gue beliin yang lain sebagai kenang-kenangan" ucapnya acuh.
Padalhan perhiasan itu sangat mahal , tapi Jeno tidak mau memberikan Valerie Barang bekas yang sudah dipakai orang lain.
Dia akan membelikan Valerie yang lebih mahal nanti.
Air mata Fiona jatuh , ia menatap Jeno kecewa
"Valerie Valerie Valerie! Cuma nama itu yang lo inget! Padalhan gue udah berusaha" bentaknya memekik , terlihat jelas raut wajahnya penuh amarah.
Jeno kaget , tidak menyangka jika Fiona akan menangis dan membentaknya begitu .
Jeno menatap Fiona tak suka , "dari awal lo tau hati gue buat siapa , kenapa masih berharap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman
RomanceTeman bukan sembarang teman. Harap bijak , 21+. Note: Cerita ini sudah tamat , tapi kalian masih bisa meninggalkan jejak vote dan komen agar aku semangat buat bikin cerita selanjutnya ❤️ Terimakasih ❤️