First sedang berada di cafe milik bright, memesan menu yang sama seperti kemarin.
"First kamu datang lagi?perlu Kakak temani"kata bright duduk di depan first .
"Boleh kak,first suntuk sekali di rumah"kata first dengan pikiran rumitnya.
"Kamu sepertinya banyak sekali pikiran"kata bright pada first.
"Memang kak"kata first.
"Oh iya kakak mau tanya, gimana kamu bisa kenal sama Khaotung?"kata bright dengan menyesap kopinya.
"Kekasih ku?saat kita berada di pantai"first menjawabnya dengan lirih.
"Apa kau tau latar belakang Khaotung"
"Tidak dan Aku ingin meminta tolong pada kakak untuk mencarinya,bisa kan"kata first menatap bright.
"Tentu.apapun untuk first love kakak"kata bright.
"Kak"kata first mengingatkan bright.
"Eh sorry,kakak udah move on kok sama first"
"Harus,first ga mau nyakitin awin"
"Tentu".
Mereka berdua berdiam cukup lama, suasana yang cukup canggung.
"Kak bright,first pamit ya udah sore"kata first.
"Ok.hati hati "kata bright dengan cepat.
First berjalan meninggalkan cafe bright dengan pikiran yang semakin rumit,banyak kata andai yang berkeliaran di pikirannya.
Andai dulu kakak ga menerima perjodohan itu, mungkin sekarang kita sudah bahagia kak.first tidak harus mengenal earth dan mix atau bahkan Khaotung.
Andai kakak ga lebih memilih bertemu awin dari pada first yang menunggu kakak selama 2 jam mungkin first masih bisa memaafkan kakak .
Andai kakak ga mabuk dan melakukannya dengan awin,mungkin yang jadi istri kakak bukan win tapi first.
Tanpa first sadari air mata mengalir di pipinya.first tersenyum pedih saat mengingat memori mereka selama 6 tahun dulu yang membuatnya seperti sekarang.
"Gak first berhenti mikirin dia .dia udah bahagia sama pilihannya "kata first menyemangati diri sendiri.
"Nangis?"kata pria di belakang first.
"Kak earth,mau apa lagi"kata first berusaha menjauhi earth.
"Kamu masih takut pada ku"kata earth maju.
"Kak gw mohon jangan ganggu gw lagi"kata first dengan ketakutan.
"Hah,ok gw cuma mau ngasih ini doang"kata earth memberikan amplop pada first.first menerimanya dengan ragu.
"Kalo kamu butuh bantuan kakak,kamu bisa Dateng ke alamat ini"kata earth memberikan kartu namanya.
"Dan satu lagi,kakak akan menjagamu dari mereka"kata earth sebelum membalikkan tubuhnya meninggalkan first.
...
First berjalan kearah kamarnya lalu membuka amplop yang ternyata berisi surat surat penting dan juga foto dari 2 orang yang amat sangat first kenal.
"Wow kamu sudah mengetahuinya"kata Khaotung mengeluarkan seringainya.
"Khaotung jadi kamu dan mix"kata first ketakutan.
"Kau benar,mix adalah istriku.bukankah itu sudah jelas dokumen pernikahan dan juga foto pernikahan ku"kata Khaotung berjalan kearah first yang ketakutan.
"Hello baby, don't you miss your daddy?"kata Khaotung disamping telinga first.
"Kamu menipu ku?"kata first dengan wajah kecewanya.
"Apakah baby kita sudah mengetahuinya Khaotung"kata mix yang tiba tiba datang.
"Kak mix"bisik first semakin ketakutan.
"Halo baby,apa kamu tidak merindukan ku"kata mix mengelus rambut first.
"Kenapa hiks kenapa kalian tega melakukannya pada first"teriak First.
"Karna kami menginginkan mu"kata Khaotung dengan santainya duduk di sebelah kanan first.
"Kalian bajingan hiks, bagaimana bisa first hiks tertipu dengan akting kalian"teriak First.
"Salah mu sendiri.bukankah seharusnya kamu Curiga kenapa aku bisa berada di pantai yang sepi pengunjung.aku sengaja melakukannya agar aku bisa memilikimu"kata Khaotung dengan seringainya menatap first dengan tajam.
"Lagipula kami sudah sepakat untuk membagimu,karna kamu hanya milik kita berdua"kata mix di leher first.
"Bagaimana bisa, bukankah kau berciuman dengan kak earth"kata first menjauhkan wajah mix dari lehernya.
"Aku memang sengaja menciumnya, karna aku melihatmu cantik"kata mix disertai tawanya yang memenuhi ruangan.
"Kamu pasti shock ya baby, lebih baik kita tidur dan berpelukan.satu lagi Jangan pernah mencoba kabur karena kita akan tetap menemukan mu"kata Khaotung menarik first dipelukan nya diikuti mix yang ikut memeluk first.first yang memberontak pun tidak dipedulikan oleh mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
