Part 10

15.6K 98 25
                                    

Hai semuanya
maaf ya untuk cerita ini lama aku update
karena banyak kerjaan di real life
jadi kalau ada nama karakter yang berubah mohon dikoreksi yaaa ❤️❤️❤️

Sekarang kegiatan Riska setiap pagi saat weekend adalah menemani Vanie. ya sebenarnya kegiatan ini sudah menjadi hal biasa bagi Riska menemani Vanie saat weekend. Namun yang berbeda, Riska lebih "terbuka" saat menemani Vanie. seperti yang kita tahu, Riska kini sudah lebih terbuka kepada orang orang dirumahnya. Anggota keluarganya pun sudah memakluminya. kecuali Ayahnya. Karena ayahnya tak tahu permintaan yang sedikit tabu dari mamahnya.
Setelah permintaan itu keluar dari mulut mamahnya, kini setiap weekend dia selalu datang untuk menemani Riska untuk lebih mendalami perannya menggantikan kakaknya  menjadi ibu susu bagi keponakannya sendiri.

"Gimana dek? lebih nyaman kan kalau begini posisi nenennya" ucap mamahnya memberikan arahan Riska dalam menyusui yang benar

"iya sih mah, lebih enak dan nyaman rasanya"
"geli mah sama sakit" ucap Riska yang seakan tak terbiasa menyusui. Dia berpura pura agar tak dicurigai sudah menyusui Vanie sejak lama.

"Mungkin nanti kalau Kak Sophie lagi seret ASI nya. bisa dinenenin pake ASI mu. hehehe" kekeh mamah

"ih mamah..." ucap Riska yang masih memberikan asupan puting pada Vanie

"ngomong ngomong kamu udah siap dek buat bantuin Bu Mala?" ucap mama

"Gimana ya... masih takut mah" ucap Riska yang masih ragu. sebenarnya pasti menyenangkan jika kedua putingku di hisap bersamaan"

"kalau masih takut, ga usah gpp" ucap mamah

"boleh deh mah" ucap Riska meyakinkan dirinya

"oh oke deh. nanti mama kabari om Puguh untuk bawa Sisil ke sini" ucap mamah yang bahagia mendengar

"semoga Dante gak ikut ikutan nenen ke aku ya mah. takut aku sama dia"
"dulu kayaknya aku pernah cerita ke mamah kan soal kelakuan Dante" pengakuan Riska kepada mamahnya soal Dante yang membuat dirinya trauma.

"ya nanti mama kasih tau juga biar Dante gak ikut"

"janji ya mah, aku ga mau kalau ada dia" ucap Riska memberi ultimatum

Riska pun melanjutkan kegiatannya menyusui keponakannya tercinta itu. hisapannya memang mulai tak sekuat pompa ASI yang ikut menyusu pada putingnya yang lain. Kemungkinan keponakannya ini sudah mulai terlelap dalam tidurnya. Beginilah sekarang kegiatan Riska jika dia di rumah. selain mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanga, dia juga menjadi ibu pengganti bagi Vanie. makin lama hisapan Vanie mulai melemah, kini saatnya untuk Riska untuk melepas mulut Vanie yang masih menempel pada putingnya secara perlahan.

"aduh duh... ponakan tante sampe ketiduran lagi kalau nenen. doain tante ya, biar kamu gak cuma ngenyot nenen aja" ucap Riska sambil mengelus kepala Vanie dan mencoba untuk melepas hisapan Vanie dengan jempol dan telunjuknya.
Riska pun menempatkan Vanie ditempat yang nyaman agar dia lebih pulas tidurnya. dan dia pun menghampiri mamahnya yang ada di dapur belakang bersama Kak Sophie.

"Mah, Vanie dah tidur" ucap Riska memberi tahu mamahnya jika Vanie sudah terlelap

"Oh ya udah. ke kamar ya. nanti mamah nyusul. cuci tangan dulu" ucap mamah

"Kak, Vanie dah tidur. jangan diganggu! capek pentilku dikenyot kenyot mulu" ucap Riska ke kakaknya

"gimana sekarang rasanya nenangin bayi biar bisa tidur? capek kan? hahaha" ucap Kak Sophie

Sebuah RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang