"hah ke rumah sakit?" ada apa ini? siapayang sakit?" banyak pertanyaan yang muncul di kepala Riska.
tak selang beberapa lama, mama Riska datang. Riska yang panik berlari ke mamahnya dan menangis.
"loh kalian berdua kenapa nangis?" tanya mama
"ada apa mah? kenapa cepat cepat ke rumah sakit" ucap Riska
"tante Mala pingsan dan sedang kritis" mama menjelaskan kenapa mama nya menelponnya untuk cepat ke rumah sakit
"....." Riska masih shock mendengar berita itu. Rasanya seperti tak bisa bergerak."ayok..." ucap mama yang kemudian mengambil Vanie dari gendongan Riska. tak sengaja lengan mamah Riska menyenggol payudara Riska. Mamah tentu sangat hafal dengan putrinya ini jika di rumah tetap memakai bra.
"loh gak biasanya Riska lepas beha dan mangku si Vanie" Batin mamah Riska yang sedikit penasaran dan curiga"aku pake beha dulu ya mah" ucap Riska bangkit dari tempatnya.
"dah pake jaket aja, sudah ditunggu di rumah sakit" sambil beranjak pergi ke depanmereka berdua pun berangkat menuju rumah sakit tempat tante Mala berada. Vanie pun berpindah tangan di pangkuan Riska. Vanie memang dasarnya masih bayi merasakan ada benda yang sangat di sukainya. dia memukul mukul dan memegang payudara milik tantenya yang kebetulan Riska belum sempat memakai jaket nya untuk menutupi kumpulan lemak yang berisi nutrisi bagi anaknya nanti.
Kaos tipis yang Riska gunakan saat ke RSUD
"vanie ngapain itu" ucap mamah
"vanie udah mulai nakal ya sekarang" ucap mamah pada vanie yang masih memegang payudara Riska
"Mau nenen ya Van? Sebentar lagi ya, ketemu mama kamu" tanya mamah pada vanie
"Atau mau nenen sama tante Riska?" Tanya mamah pada Riska
"ih mamah, gitu" gerutu Riska walau dalam hatinya mau mau saja jika hanya berdua dengan Vanie.
"Eh...ga boleh katanya" ucap mamah pada Vanie sambil melihat gelagat Riska yang sedikit mencurigakan.
"haa haa..." ucap Vanie seperti menyuru Riska untuk cepat cepat membuka kaos yang menutupi payudaranya. Karena Vanie sepertinya memang sudah menyadari beberapa hari ini Riska yang memberikan penyumpal mulut kesukaannya.
"bwhaa... haa...."ucap Vanie yang memukul mukul payudara Riska
"haha... Vanie mau nenen ke tante ya?" ucap mama pada Riska. Karena ucapan dari mamahnya. Entah kenapa puting Riska menjadi mengeras dan menyeplak pada kaos tipisnya. Vanie yang menyadari pun memainkan puting Riska. Dan menyaploknya dengan mulutnya.
"Tuh Ris. Dia pengen nenen sama kamu"
"Sepertinya dugaan ku bener deh. Riska sempet netein ponakannya" Batin mamah Riska yang membenarkan dugaan awalnya. Karena jika anak bayi ga bisa sembarangan mau menyusu jika tak pernah disusui sebelumnya.
"Sabar ya Vanie. Itu tante kamu bukan mamah kamu" Ucap mamah Riska
"Na na na...!" Ucap vanie seperti marah karena tak bisa menghisapnya.
"Naaaaa.... Naaaa...." Vanie marah dan mulai menangis karena tak mampu menghisap puting Riska yang tertutup kaos hitamnya.
"Kamu bawa botol susunya Vanie?" tanya mamah
"Bawa, tapi belum aku racik sufor nya buat Vanie" ucap Riska
"Sabar ya Vanie. Sebentar lagi ketemu mamah kamu" Ucap mamah pada VanieSambil menimang nimang Vanie, terdengar suara telepon masuk ke handphone mamah Riska.
"Oh ada video call dari mamah" ucap mama pada Vanie dan menyerahkan handphonenya ke Riska untuk diangkat.
"Assalamualaikum" Ucap kak Sophie
"Waalaikumsalam" Ucap Riska sambil mengarahkan kamera pada muka Vanie
"Halo cantikku...." Ucap Kak Sophie
"Kamu sedang apa itu?"
Vanie yang paham suara mamahnya itu, langsung berteriak senang mendengar suara mamahnya.
"Kangen kamu ini kak" Ucap Riska
"Aduduuuu.... Kasian anak mamah" Ucap kak Sophie
"Mah.. Sophie titip beliin makanan ya... 3 bungkus"
"Mau makan apa nak?" Ucap mamah pada kak Sophie
"Nasi bebek Haji Syukur aja"
"Ini aku jagain tante Mala sama anak anaknya. Jadi ga bisa ninggalin mereka dulu" Tambah Kak Sophie
"Ok..." Ucap mamah
"Assalamualaikum" Ucap kak Sophie
"Waalaikumsalam" dan langsung ditutup oleh kak Sophie
"Nanti kamu beli minuman sama jajanan buat anaknya tante Mala. Biar nanti mamah yang beli nasi bebeknya" Ucap mamah pada Riska
"Iya mah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rahasia
Novela JuvenilJika ada kesamaan nama tokoh, dan tempat itu karena hanya kebetulan Jika ada kesamaan dengan cerita author yang lain. mungkin fantasi liar kita sama. TERIMAKASIH