Chapter 8 : Hanya pura-pura

13 6 0
                                    

Arsya mengemudikan mobilnya ke perusahaan milik keluarga Yue untuk menemui Wulan.

Setelah beberapa saat berkendara, ia pun sampai dan langsung berlalu ke kantor Wulan tanpa menghiraukan para pegawai yang menyapanya.

Sementara itu, Wulan tengah di sibukkan dengan beberapa dokumen sembari mengecek ulang berkas-berkas yang akan ia tanda tangani sebelum Arsya masuk ke ruangannya.

Sementara itu, Wulan tengah di sibukkan dengan beberapa dokumen sembari mengecek ulang berkas-berkas yang akan ia tanda tangani sebelum Arsya masuk ke ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wulan," panggil Arsya lesu.

"Lho? Arsya?" tanya Wulan pun mengalihkan pandangannya pada Arsya.

"Kamu ngapain kesini?" tanyanya heran.

"Aku bosan di rumah. Kamu tau, aku baru debat sama istri gak becus itu😒.
Dia juga sok-sok an mau ngerubah penampilannya kaya kamu," ucap Arsya sambil melihat penampilan Wulan.

"Hahhaha, ya sudah.
Biarkan saja dia mencobanya. Memangnya kamu akan berpaling padanya kalau dia merubah penampilannya sepertiku?"

"Entahlah," jawab Arsya sembari duduk di sofa dan melipat kakinya.

"Apa maksudmu entahlah?" tanya Wulan cemberut.

"Berarti ada kemungkinan kamu akan berpaling padanya kan?😒"

"Mungkin saja," jawab Arsya menggoda Wulan.

"Ya sudah, terserah kamu saja😑.
Aku akan merayu Jo saja kalau begitu," ucap Wulan kesal.

"Oh ayolah sayangku, kamu kenapa jadi cemburu gini sih?" tanya Arsya yang menghampiri Wulan dan memeluknya dari belakang.

"Aku cuman bercanda," sambungnya sambil mencium pipi Wulan.

"Candaan kamu gak lucu tau, Sya.
Aku gak mau kamu ninggalin aku😓," lirih Wulan sedih.

"Sayang, aku gak mungkin ninggalin kamu," ucap Arsya seraya berlutut di hadapan Wulan.

"Aku kan sayangnya sama kamu," sambungnya sambil mencium punggung tangan Wulan.

"Ehmm, aku juga menyayangimu, Sya.
Sangat, sangat menyayangimu."

Wulan pun turun dan duduk memeluk Arsya yang sedang berlutut dihadapannya.

"Oh ya, kapan kerjaan mu selesai?" tanya Arsya menatap Wulan.

"Mungkin sebentar lagi. Aku hanya perlu menandatangani beberapa dokumen."

"Ya baiklah, kalau gitu cepat selesaikan ya," ucap Arsya sambil mengelus kepala Wulan sebelum ia kembali ke sofa.

Wulan pun kembali mengerjakan sisa dokumennya hingga sejam lamanya sebelum kembali menghampiri Arsya di sofa ketika semua pekerjaannya telah selesai.

"Pekerjaanku sudah selesai, Sya," ucap Wulan dengan lembut sembari duduk di samping Arsya.

"Benarkah?" tanya Arsya seraya duduk lebih dekat dengan Wulan.

"Ehmm, apa kamu mau pulang sekarang?"

"Ya sudah, ayo," ajaknya.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang