Chapter 3 : Perjodohan II

19 8 0
                                    

Malam pun tiba, keluarga Jo pun berangkat ke salah satu restoran mewah yang ada di kota itu. Sesampainya di sana mereka dipandu oleh seorang pelayan menuju ruang VIP yang telah disiapkan Tuan dan Nyonya Yue. Di ruang itu tampak keduanya telah menunggu kehadiran Wulan.

Tak berapa lama Wulan pun tiba dengan ekspresi tertekuk saat tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Owhh, yang benar saja!!" batinnya kesal.

"Selamat malam semuanya, maaf atas keterlambatan ku," sapa nya dengan senyuman sembari duduk di samping Jo.

"Ah, selamat malam sayang," ucap mama.

"Selamat malam," sapa keluarga Jo.

"Nah, ini dia putri kami. Namanya Wulan," ucap papa memperkenalkan Wulan.

"Kalian bisa saja kan mengatakan akan makan malam dengan orang yang akan menikah denganku. Tak perlu berbohong dengan bilang ada makan malam dengan kolega," sindirnya dengan masih tersenyum.

"Kami takut kalau kamu akan menolaknya dan pergi dengan pria itu😏," jawab papa.

"Namanya Arsya pa😒."

"Tak perduli siapa namanya, yang jelas kamu akan segera menikah dengan Jo," jawab papa sembari menatap Jo ramah.

"Apa kalian takkan mengenalkannya padaku?"

"Setidaknya aku harus tau siapa calon suamiku kan☺️," ucapnya sembari menatap Jo.

"Dia Joshua, kamu bisa memanggilnya Jo. Dia baru saja lulus dari kuliah," jawab mama.

Jo pun hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis pada Wulan.

"Ahh, begitu ya," jawabnya dengan senyuman terpaksa.

"Aku tak percaya harus menikah dengan berondong😑," batinnya semakin kesal.

"Berapa usiamu?" tanya Wulan dengan lembut pada Jo.

"21," jawab Jo.

"Ehmm, aku 5 tahun lebih tua darimu, aku 26 tahun."

"Oh, jadi begitu ya🙂," ucap Jo pelan.

Jo memperhatikan perempuan di sampingnya yang akan menjadi istrinya nanti dengan tatapan penuh heran.

Jo memperhatikan perempuan di sampingnya yang akan menjadi istrinya nanti dengan tatapan penuh heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa menatap ku seperti itu?🤨" tanya Wulan heran.

"Bukan apa-apa," jawab Jo mengalihkan perhatiannya.

"🤭Sepertinya kalian harus saling kenal lebih jauh lagi.
Oh ya Lan, setelah ini kamu bawa Jo ya ke apart mu, kalian bisa ngobrol bersama dan saling mengenal lebih jauh lagi," ucap papa.

"Hahh?
Pa, di apart ku kan cuma ada 1 kamar.
Yang bener aja dong😬," batin Wulan geram.

"Eng, gak perlu kok Om. Lain kali aja kami kenalannya. Saya juga ada sesuatu yang Saya kerjakan," ucap Jo.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang