Chapter 11 : Penentangan

22 7 0
                                    

Sore itu, saat Ireen kembali ke rumahnya, Ireen perlahan-lahan masuk ke dalam rumah. Di saat ia akan pergi ke kamarnya, ia mendengar suara canda tawa dari kamar Arsya.

Arsya dan Wulan ternyata masih bersama, bahkan Arsya tak mempedulikan dirinya yang sedari tadi tidak ada di rumah. Ireen yang mendengar suara-suara mereka kembali merasa sakit hati. Namun ia berusaha tenang dan menuruti apa yang Jo sarankan.

Malam pun tiba, Arsya dan Wulan masih berada di kamar. Mereka sangat kelelahan dengan apa yang mereka lakukan seharian.
Setelahnya, Wulan berpamitan pada Arsya untuk pulang, karena ia baru saja mendapat pesan dari Jo yang mengatakan bahwa ada orang tuanya di rumah saat ini.

Arsya dan Wulan pun segera merapikan diri mereka lagi. Setelah semuanya kembali ke keadaan semula, Arsya mengantarkan Wulan ke luar.

Di ruang tengah, nampak Ireen yang terlihat acuh saat kehadiran mereka. Ireen yang menyadari pun menyapa keduanya. Arsya dan Wulan merasa heran di buatnya.

"👏🏻Wah-wah, kalian baru selesai ya ber-cintanya?☺" tanya Ireen dengan nada mengejek.

"Kenapa gak di lanjutkan sampai besok? Hmm?"

Ireen yang masih duduk pun seketika menyadari satu hal. Ia mempunyai sesuatu untuk ia berikan pada Wulan.

 Ia mempunyai sesuatu untuk ia berikan pada Wulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, aku hampir lupa🤦🏻‍♀️.
Ini, aku punya obat, buat kamu. Biar kamu, gak mengandung anak dari Arsya☺," ucap Ireen menyeringai sembari menghampiri Wulan.

"Dasar perempuan sinting😑," ucap Wulan datar sebelum berlalu pergi.

"Ehhh, tunggu bentar," sahut Ireen seraya menghentikan Wulan dengan meraih pergelangan tangannya.

"Aku harap setelah ini, kamu jauhin Arsya ya. Soalnya aku akan merebutnya kembali," bisik Ireen.

"Dan aku akan pastikan dia tunduk pada ku☺," sambungnya.

"Well two can play this game☺️. I'm not gonna give up on Arsya so easily."

"Terserah apa katamu☺.
Kita liat, siapa yang akan memenangi permainan ini," ucap Ireen yang menatap Arsya, kemudian ia pun berlalu ke kamarnya.

"Ah ya, satu lagi. Kita ini sama-sama perempuan, jadi kamu sebagai perempuan harus punya harga diri☺," ucap Ireen dari jauh, setelahnya ia pun tak terlihat lagi.

Wulan yang mendengar perkataan Ireen pun kesal dan berlalu pergi begitu saja.

Sementara itu, Arsya nampak terkejut dengan Ireen yang bersikap seperti itu secara tiba-tiba, namun ia tak membencinya.

Setelah mengantarkan Wulan pergi, Arsya berlalu ke kamarnya tanpa memperdulikan Ireen yang bersikap seperti itu pada Wulan.

Wulan langsung mengemudikan mobilnya ke rumah dengan kecepatan tinggi, heran dengan kedatangan tiba-tiba dari orang tuanya.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang