Chapter 18 : Tergoda II

26 8 0
                                    

Pada malam harinya, di kediaman Arsya, seperti biasa Arsya selalu pulang malam. Namun, ia selalu menemui beberapa kliennya. Dia ingin bertemu dengan Wulan, tapi sayangnya, Wulan akan pergi ke luar kota besok.

Sesampainya dia di rumah, ia tak mendapati kehadiran Ireen. Ia lalu segera berlalu ke kamarnya berharap Ireen ada di sana. Tapi ternyata tidak ada. Arsya mengganti kemejanya dengan pakaian tidur setelah membersihkan dirinya dan berlalu ke ujung lorong, yaitu kamar Ireen.

Di dalam kamar, Ireen tengah selesai mandi dan bersiap akan tidur, sebelum terdengar suara ketukan dari pintu dan suara seseorang memanggilnya.

"Ireen," samar-samar terdengar suara Arsya memanggilnya.

"Buka pintunya," ucapnya sembari menggedor pintu.

Ireen yang mendengarnya pun seketika langsung bangun dari tidurnya dan ia kemudian tiba-tiba saja merias dirinya kembali, seperti ke penampilan yang ia rubah. Ia sempat berlama-lama hingga membuat Arsya berusaha untuk masuk.

"Ireen," panggil Arsya kembali sembari membuka pintu yang ternyata terkunci dari dalam.

"Huhhh, iya, sebentar!" teriaknya dari dalam sambil bermake-up.

Tak berapa lama, Ireen membuka kamarnya dan mendapati Arsya sudah berdiri di depan pintu.

"😏Ckkk, ada apa?!" tanya Ireen kesal.

"Kenapa lama sekali?" tanya Arsya langsung masuk begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Ireen.

"Aku baru saja selesai mandi😏.
Kamu kenapa ke sini?!" tanyanya ketus.

"Ini rumahku. Jadi aku bebas kemana saja😏."

🙄Ireen kemudian berlalu ke lemari untuk mencari baju tidurnya yang lebih tertutup lagi.

"Apa kamu malu?😏" sindir Arsya.

"Kamu terlihat menggoda dengan pakaianmu itu. Jadi jangan mengganti pakaianmu," ucapnya tiba-tiba sudah berada dibelakang Ireen dan memeluk pinggangnya erat.

"Menjauh lah dari ku. Aku tak mau kamu menyentuhku!" jawab Ireen yang berlalu ke luar kamar.

"Kenapa?" tanya Arsya langsung menarik Ireen kembali ke kamar.

"Aku suami mu, jadi aku berhak atas dirimu," ucapnya seraya memojokkan Ireen ke pintu dan mengunci pintu yang ada dibalik tubuh Ireen.

"Jadi jangan membantah."

Arsya pun mencabut kunci dan menyimpannya agar Ireen tak bisa kembali kabur.

"Kembalikan kuncinya!!" pinta Ireen seraya ingin meraih kunci yang ada di tangan Arsya.

Arsya yang melihat ada celah pun langsung menarik tangan Ireen dan menjatuhkannya ke kasur, sementara kunci ia lempar entah kemana.

"Kena juga kamu," ucapnya seraya menindih Ireen.

"😏Sekarang mau apa kamu, dasar laki-laki EGOIS!!"

"Hmm, egois ya?
Apa kamu akan mengungkit hubunganku dengan Wulan? Sudah ku bilang bukan? Aku akan melupakannya dan memilihmu," ucapnya menatap Ireen.

"Secepat itu? Lalu, bagaimana jika Wulan mengandung anak mu?"

"Apa kamu pikir aku tak memakai pengaman? Aku tak sebodoh itu untuk menghamilinya begitu saja. Jadi kamu tenang saja."

"Lalu? Kamu akan meninggalkannya begitu saja?😏"

"Ya bisa saja. Aku akan memutus hubungan dengannya."

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang