chapter 5

535 68 3
                                    

🔺typos are everywhere🔺

Minji merasakan sakit diperut dan dadanya karena hanni yang jatuh tepat diatasnya, sementara yang jatuh malah membiarkan tubuhnya disitu dan tidak mau menyingkir.

"h-han geser dulu arghh sakit anjir" ringis minji sambil tangannya mulai memegang badan gadis itu.

niat hati ingin menggeser badan hanni, sang empunya badan malah semakin menekan badannya, hal itu jelas membuat minji pengap karena timpaan badan hanni.

"GAK GAK,GAKKKKK, GAK MAU MINJIII" jerit hanni tepat ditelinga minji.

minji merasakan badan dan telinganya sakit secara bersamaan, lagian kenapa hanni tidak mau turun dari badannya? apa gadis itu tidak melihat dirinya yang sudah sesak dibawah sini.

"hann, geser atuh yang, lu teh kenapa hmm" goda minji, tangannya terulur menaruh poni halus hanni dibelakang telinga agar ia bisa melihat kecantikan gadis yang ia suka selama ini.

mendengar itu hanni buru-buru berdiri sambil tangannya merapikan piyamanya yang berantakan.

minji tersenyum penuh kemenangan, kalau tidak seperti itu bisa dipastikan besok pagi ia tidak akan bisa bangun.

"apa sih! gajelas" ujar hanni yang memilih tidur dikasur dan membelakangi minji.

"aneh, tiba-tiba marah tiba-tiba clingy, gue ga ngerti sama jalan pikiran lu" minji menggelengkan kepalanya, lalu ia pun memilih tidur dibawah dan memakai headphone agar telinga nya tidak mendengar ocehan hanni.

pada akhirnya dua gadis itu pun terlelap, tetapi di jam 3 malam hanni terbangun karena mendengar suara gemuruh juga angin kencang.

"kenapa harus badai sih" gumam nya sambil ketakutan.

hanni memang sedari kecil sangat takut dengan badai, biasanya kalau hujan angin begini hyein selalu memeluknya, tapi kali ini siapa yang bisa ia peluk? minji? yang benar saja, anak itu aja sekarang sedang tertidur pulas sambil mengeluarkan suara dengkuran, seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda ingin bangun dari tidurnya.

*duarr

"AAAAAAAA" jerit hanni kaget karena suara petir yang tiba-tiba bergemuruh, badannya bergetar sambil tangannya menutup telinga.

"bundaa" lirih hanni ketakutan, rasanya ia ingin menangis dan berteriak karena badai diluar semakin menjadi-jadi.

tiba-tiba lampu kamar mereka padam, sepertinya bukan lampu kamar aja, tapi seluruh asrama.

"wtf, kenapa harus mati lampu sih!!" kesal hanni, ia membuka ponselnya dan segera mengirim pesan kepada ryujin.

kaa ryujin><

kaa
kamu masih bobo kah?
AKU TAKUT HUAAAAA
03.10

hanni mendengus kesal, sepertinya ryujin benar-benar masih tidur, ia berpikir bisa-bisanya orang tertidur lelap disaat hujan sebesar ini, ia hanya takut tiba-tiba banjir atau ada bencana lainnya, pikiran hanni sangat kalut kalau sudah menyangkut tentang badai.

matanya melihat minji dibawah sana yang tetap tidur, suara petir sudah berapa kali menyambar dengan keras, tapi hal itu tidak membuat seorang minji terbangun dari tidurnya.

"apa gue bangunin minji aja ya? ah enggak enggak!" tepis hanni cepat, rasa gengsi lebih besar ketimbang rasa takutnya sekarang.

*duarr

"AAAAA MINJI" jerit hanni lagi, namun lebih keras dari sebelumnya.

LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang