chapter 8

603 67 5
                                    

🔺typos are everywhere🔺

🚫 ada 18+ nya dikit
yang ga suka skip aja, thanks.





"kata gue mending kita udahan aja tukerannya, gue lebih nyaman dikamar sendiri"

sullyoon menaikkan alisnya heran, padahal kemarin hanni sendiri yang kekeuh minta pindah.

"kenapa tiba-tiba? bukannya elu yang minta seminggu tidur sama hyein?"

gadis pendek itu menghela nafas, ntahlah, setelah melihat adegan minji dan sullyoon yang tidur sambil pelukan, rasanya ia seperti berada di pinggir matahari, gosong.

"gue udah selesai kangennya sama hyein, lagian tuh anak kerjanya hp mulu, malas" jelas hanni tidak mau muluk-muluk, yang ia mau sekarang adalah kembali ke kamarnya.

"padahal gue baru sehari sama minji, lu mah ga dukung gue"

kini malah hanni yang menaikkan alisnya.

"maksud lu?" tanya hanni yang tidak paham.

"gue suka sama minji, jadi waktu kita tukeran kamar ya gue merasa semakin mempermudah untuk pdkt hehe"

seperti disambar geledek disiang bolong, hanni kaget sekaligus takut, mengingat ia juga sepertinya ada 'rasa' aneh ketika bersama minji, apakah sullyoon dan dirinya merasakan hal yang sama? hanni juga tidak mengerti.

"sejak kapan?"

"kelas 10, cuman gue takut bilangnya, minji itu perfect banget tau, tinggi, mukanya bisa masculin feminim secara bersamaan, anak basket, pinter pula, siapa yang ga kepelet?"

hanni merasa karena minji sering jahil dan menganggunya, ia benar-benar tidak melihat sama sekali kelebihan minji, yang ia lihat anak itu hanya suka cabut, merokok disekolah, tukang berantem dan perusuh.

"jadi lu berniat buat mepet dia?"

sullyoon mengangguk, ia sangat ingin berpacaran dengan minji, tapi disisi lain hanni merasa bersalah karna justru minji lebih gencar mendekati nya ketimbang mendekati sullyoon.

"nanti gue coba atur deh lu berdua, makanya kita balik ke kamar masing-masing dulu, biar gue bicarain ini ke minji" jelas hani, dengan berat hati.

aneh, hanni sedikit berat mengucapkan itu, apa ini yang disebut dengan jealous, hei ayolah, hanni melihat muka minji aja rasanya ingin melempar wajah jengkel itu dengan sepatu, apalagi harus suka, jelas itu tidak mungkin.

hati dan pikiran hanni terus menepis perasaan denial nya.

"okayyy, gue udah kebayang se-seneng apa kalau jadian sama minji" ucap sullyoon dengan raut muka berbunga-bunga, seperti habis menang judi.

pada akhirnya mereka bertukar kamar, hanni kembali kekamarnya dan melihat minji yang sedang tertidur pulas, wajar juga karena waktu sudah malam, menunjukkan pukul 21:00, tapi hanni merasa minji terlalu cepat tidur.

"mungkin habis latihan basket" pikirnya.

hanni menidurkan badannya dikasur, ia tidak mengusir minji sama sekali yang tidur disebelahnya.

ia kemudian menatap wajah minji yang tidur dengan tenang, hembusan nafasnya sangat pelan, pasti minji sangat kecapean.

cukup lama hanni melihat wajah minji, sampai matanya tidak sengaja melihat bibir minji yang sedikit terbuka dan terdengar suara dengkuran.

"kebiasaan selalu mendengkur"

tapi hanni tidak protes, ia memilih tidur membelakangi minji, memejamkan matanya perlahan dan berhayal sedikit agar dirinya bisa tidur.

LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang