Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jetta tak bergerak, padahal mobil Viggo sudah berhenti tepat di depan rumahnya. Namun dirinya masih diam, menunduk meremas tangannya sendiri. Dirinya sedang memikirkan perkataan mantan mertua nya, bagaimana bisa ucapan wanita itu terus menyakiti Jetta, bagaimana bisa ia terus memikirkannya.
"Je" tangan Viggo tiba-tiba memegang tangan Jetta di atas pangkuannya
"Vi" Ini suara pertama Jetta sejak meninggalkan acara pernikahan Adimas "Apa yang di ucapin tante Dewina ada benarnya, aku ini cuma wanita murahan, janda dan miskin"
Kali ini kedua tangan Viggo beralih ke kedua lengan Jetta, membuat Jetta lebih tegap menatap ke arah Viggo.
"Itu hanya ucapan satu orang Jetta, kamu akan seperti ini cuma gara-gara ucapan satu orang?" tanya Viggo dengan tatapan mata yang tegas
"Tapi Vi--"
"Coba lihat tadi, apa ada orang lain yang ngeremehin kamu? apa ada yang kemakan omongan wanita tua itu? kalo kamu gak peduli sama mereka, seenggaknya peduli sama ucapan aku Je. Aku pernah bilang, bagi aku kamu wanita paling sempurna, paling baik. Aku gak peduli omongan orang lain, karena yang kenal kamu itu aku" satu tangan Viggo membelai pipi Jetta
Jetta mengangguk, walau ia tak yakin kepalanya akan berhenti memikirkan apa yang Dewina ucapkan.
"Sayang, aku harus apa supaya rasa percaya diri kamu kembali lagi?" kali ini suara Viggo terdengar melemah, tak setegas sebelumnya
"Kamu gak harus ngapa-ngapain kok Vi" ucap Jetta sedikit merasa menyesal karena bertingkah insecure di hadapan Viggo padahal ia tahu bagaimana sifat kekasihnya itu.
Viggo mendekat, menekan tombol pengait safety belt Jetta hingga belt nya terlepas, lalu memeluk Jetta. "Je, kamu berharga banget buat aku, kamu harus tahu itu"
Tangan Jetta membalas pelukan Viggo "Makasih Vi" ucapnya "Mungkin aku masih butuh waktu terbiasa dengan ucapan tante dewina, mungkin aku perlu menguatkan diri, dia kayaknya gak akan puas dengan apapun yang udah dia lakuin ke aku selama ini"
Terasa di bahu Jetta, kepala Viggo mengangguk-angguk. "Ya, take your time Je"
Jetta sedikit mendorong tubuh Viggo, membuat laki-laki itu menatapnya bingung.
"Vi"
"hm?"
"kalau aku pindah ke luar kota sementara waktu gimana?" tanya Jetta dan tentu saja mata Viggo melebar kaget mendengarnya.