03. Kembali

26 2 0
                                    

Hello!!!
Aku kembali nich!
Gimana masih pada nungguin Azzam dan Ziva?

Jangan lupa buat vote dan komen ya❤

Happy Reading🐾

***

"Ziva, ayok sayang!" Teriak Bundanya yang sudah menunggu lama di ruang tamu.

Ziva menuruni tangga menggunakan gamis kemarin ia beli bersama bunda nya. Yap, kemarin Bunda dan Ziva pergi membeli pakaian-pakaian muslim untuk Ziva.

"MasyaAllah anak Bunda. Udah cocok jadi istri, Gus." Ledek Bunda nya.

"Kan emang udah jadi istri Gus, masa Bunda lupa." Timpal Ayahnya yang baru saja datang selesai memanaskan mobil.

"Apasih, Yah, Bund." Malunya.

"Oh iya, di depan ada temen kamu tuh." Ujar Ayahnya.

"Hah, serius. Bentar ya Ayah, Bunda."

Mereka berdua mengangguk.

Ziva segera berlari kecil keluar rumah.

"Ayana! Riana!"

"Aaa, njipnya kita." Mereka bertiga berpelukan hangat.

Kemarin setelah Ayahnya memutuskan untuk Ziva pergi Lusa. Ziva segera memberi tahu kedua temannya.

"Bakal kangen banget gue ama lu, Ziv." Ujar Ayana melow.

"Gue juga, jangan lupain kita ya." Timpal Riana.

"Pasti dong, gabakal gue lupain kalian." Ujar Ziva.

"Btw, lu cantik pake gamis gini." Ayana tersenyum bangga.

"Makasih, ya."

"Oh iya, ini kado dari kita sekaligus kenang-kenangan." Riana menyodorkan sebuah kotak berbungkus kertas kado.

"Ih, Ya ampun gausah repot-repot."

"Alah! Biasanya juga ngerepotin." Celetuk Ayana.

"Ziv, ayok keburu siang." Ucap Ayahnya sambil memasukan barang-barang Ziva ke dalam mobil.

"Gue pamit dulu, ya."

Mereka berdua mengangguk dan tersenyum.

"Hati-hati di jalan dan semoga samawa terus sama Gus Azzam." Ujar Riana.

"Aamiin."

"Jangan pernah ngelawan suami, kalo Gus Azzam macem-macem bilang kita! Biar kita yang maju!" Kata Ayana dengan gayanya yang mengepalkan tangan.

Ziva terkekeh geli. "Iya, makasih ya. Gue pergi dulu."

Ketiganya kembali berpelukan.

"Bye!" Ayana dan Riana melambaikan tangan pada Ziva.

***

Perjalanan yang cukup memakan waktu itu membuat Ziva tertidur. Tanpa sadar mobil sudah terparkir sejak tadi.

"Ziva, sayang ayok bangun." Diana ibunda Ziva,

Dengan nyawa yang belum kumpul sepenuhnya, Ziva memaksakan untuk membuka matanya.

"Udah sampe mana, bun?"

"Udah sampe pondok!"

Reflek mata Ziva terbuka sepenuhnya.

"Kok, cepet amat?!"

"Ya sepanjang jalan kamu tidur!" Nyinyir Ayah Ziva. Sambil menurunkan barang-barang Ziva.

Ziva cengengesan.

"Eh itu kerudungnya rapihin dulu!" Tegur ibunda Ziva saat melihat putrinya hendak keluar mobil dengan Jilbab yang tersampai di pundaknya.

My Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang