Keras kepala

605 76 6
                                    

Baru beli paket data😛🤣
Jangan lupa follow dan vote ya!😎














Selamat Membaca🐰














Geeta asyik makan di kantin bersama Camila di jam istirahat, saat itu mereka masih berada dikelas 9 . Dimana ujian akhir sekolah akan mereka hadapi.

"Ta gimana?" Geeta hanya melirik camila dan fokus lagi ke makanannya.

"Ishhh anak ini kalau di tanya malah pura-pura"Camila merebut sendok dari tangan Geeta.

"Apasih Mil,nanti kalau kuahnya kena mata gimana? Asal main ambil aja" Geeta merebut kagi sendoknya dan mulai memakan baksonya lagi.

"Ini serius aku di giniin?" Ucap Camila mendrama.

Geeta akhirnya membuang napas kasarnya,sahabatnya ini memang tidak bisa membuat hidupnya tenang sedetikpun.

"Aku cuma mau fokus sama ujian dulu,jadi stop jomblang-jomblangin aku sama dia"

"Dia dia . Saka namanya ,asal kamu tau ka...."

Belum sempat melanjutkan kalimatnya,Geeta langsung menyumpal mulut Camila dengan baksonya.

"Geeta!"





"Kakak—"

Mengerjabkan kedua matanya ,mendapati tembok putih dan bau obat-obatan . Sial ,Geeta tidak suka dengan tempat seperti ini.

"Ughh—" Geeta mencoba bangun namun kepalanya seperti di tindih oleh batu besar ,sakit sekali.

Lasya yang sudah memencet tombol untuk memanggil Dokter , tak lama Dokter masuk kedalam ruang rawat Geeta.

Dokter mulai memeriksa Geeta , Aluna dan Lasya menunggu dengan perasaan tak tenang.

"Syukurlah . Pasien sudah lebih baik dari sebelumnya . Untuk saat ini biarkan pasien istirahat dan jangan terlau banyak diajak bicara ." Jelas Dokter.

Aluna dan Lasya mengangguk mengerti , akhirnya Kakak sulung mereka sudah membuka matanya . Hati mereka sedikit tenang sekarang.

Setelah Dokter meninggalkan ruang rawat Geeta ,Aluna dan Lasya langsung mendekati Geeta yang masih diam .

"Kak "

Geeta menoleh ke kanan mendapati wajah Aluna yang sudah mengeluarkan air mata.

"Hikss—- lama banget bangunnya — Adek takut." Lasya menunduk sambil memeluk punggung Geeta yang di gips .

Geeta jadi merasa bersalah jika adiknya menangis karenannya. Geeta membelai rambut Lasya dengan tangan kirinya ,lalu tak lama matanya berpaspasan dengan mata Aluna yang juga terdapat air mata disana . Geeta memberikan senyuman ,setidaknya bisa membuat Adiknya lebih tenang.

Kreekkk

"Kak Geeta!" Airnaz langsung menutup pintu dan menghampiri Kakak dan si kembar.

" Adek ,kenapa nggak bilang kalau Kak Geeta udah bangun"

"Kak Geeta baru aja sadar Kak . Lagian Kak Nanaz kemana aja dari tadi baru balik ?" Tanya Aluna.

"Macet tadi Dek" Airnaz langsung mendekati Geeta .

" Kakak bikin aku khawatir setengah mati" Airnaz langsung memeluk kakaknya tanpa sadar pelukkannya membuat Geeta sedikit nyeri.

"Kak pelan-pelan tangan Kak Geeta masih sakit astaga!" Melihat Geeta kesakitan Lasya langsung menarik badan Airnaz yang sedang memeluk Geeta.

Airnaz malah menyengir tidak berdosa ." Hehe maaf "

"Kalian makan dulu , Kakak udah beliin kalian makanan , dimakan sekarang ,takut keburu dingin." Aluna langsung membawa bungkusan yang Airnaz bawa ." Kak jangan jangan dimakan semua " Lasya mengikuti Aluna yang beranjak ke sofa yang disediakan di kamar rawat Geeta.

" Jangan rebutan , Aluna bagi adiknya ,jangan maruk" Ucap Airnaz.

"Kak "

"Hmm"

"Orang gila itu ngomong apa sama Kakak?" Tanya Airnaz

"Lupain aja , Kakak tidak mau membahas itu sekarang "

"Kak , aku nggak mau ya sampai terjadi yang lebih fatal lagi sama Kakak . Aku tadi kerumah nya—"

"Kamu— ngapain kesana Dek?" Hampir saja Geeta berteriak , karena Aluna dan Lasya tidak boleh mengetahuinya.

" Kalau aja ngga ada ngehentiin aku , aku bakal bunuh orang gila itu" Jawab Airnaz dengan entengnya.

"Dek— kakak tidak suka kamu ngomong hal kaya barusan, Kakak tidak mau dengar lagi ucapan itu"

"Tap—-"

"Kakak pada ngomongin apaan ,kok bisik-bisik gitu? " Tanya Aluna , Lasya menyetujui pertanyaan Aluna.

"Mmm—- ini rahasia orang dewasa "

" Rahasia orang dewasa? Emang boleh sedewasa itu?" Ucap Lasya dengan nada meledek .

" Ohhh —- Emang boleh kalau besok ngga ada jajan gratis?"

Aluna melotot mendengar ucapan Airnaz. " Tidak boleh , jajan itu kewajiban kak!"

"Makannya di makan , jangan kebanyakkan nanya"

"Baik yang mulia" Dengan kompak Kembar menjawab.

Geeta terkekeh melihat interaksi pra adiknya.
" Aku cuma mau kakak baik-baik aja . Jadi Adek mohon , jangan sembunyiin apaapun " .




🐰🐰🐰

"Ngga bisa! Dokter aja bilang untuk tiga hari kedepan Kakak di rawat di sini"  Suara menggelegar Airnaz phi ini memenuhi ruang rawat Geeta, membuat kedua adiknya yang sedang saling berpelukan di kasur tambahan samping brankar Geeta terbangun.

"Dek ,tapi kamu tau sendiri kan— Kakak tidak bisa kalau untuk disini lama-lama , Kakak benci rumah sakit"

"Enggak ya enggak Kak! Kakak belum aja pulih , Dokter juga bilang kalau—"

"Tapi Kakak tetap akan pulang , kalau kamu tidak setuju itu urusan kamu . " Ucap Geeta yang bangun dari ranjangnya dan memencet tombol untuk memanggil dokter.

" Hmmm —Astaga masih pagi ,tragedi apa lagi" Gumam Aluna yang mengumpulkan nyawa .

Kreekkk

Akhirnya Dokter datang.

"Tolong lepas infusan ku " Ucapnya tapi sambil menatap Airnaz,yang sudah Geeta tau ,Adiknya itu sedang kesal.

"Tap—i anda harus—-"

"Saya akan jalani rawat jalan saja ,jadi tolong lepaskan infusannya" Ucap Geeta.

"Tubuh anda masih lemah ,tidak bisa—"

Geeta benci jika ucapannya tidak di dengar , Dengar gerakkan cepat Geeta menarik infusannya dengan tangan kanan nya yang sedang di gips , sontak membuat Dokter dan para adiknya terkejut.

"Astaga Nona !"



To be continue

Jakarta ,27-07-2024

Punya Kakak Pala batu

Punya Kakak Pala batu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
B A I D U R ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang