1

335 22 0
                                    

Pukul 20.00 saat semuanya berawal

Malam ini hujan turun lagi, seperti malam-malam yang lalu. Menyenangkan. Membuat suasana di luar sangat tentram. Tidak terlalu deras, hanya gerimis namun mampu membuat bias lampu nampak semakin indah.

Seorang wanita duduk di dekat sebuah jendela yang besar di sebuah restoran bergaya classic.

Wanita itu menghela nafas panjang. Tangannya pelan menyentuh kaca yang berembun. Dingin seketika menyergap ujung jari, mengalir ke pergelangan tangan, lalu ke siku, naik ke bahu, lalu menerobos masuk kedalam hatinya.

Membekukan seluruh perasaan.

Mengkristal kan seluruh keinginan.

Malam ini, semua cerita harus usai.

Harus!!

***

Sementara di tempat parkir seorang wanita dengan gaun hitam berbelahan dada rendah sedang berjalan dengan sedikit tergesa. Sebuah payung berwarna hitam menaunginya dari rintik hujan malam ini. Dia terlihat sangat elegan dengan dada yang sedikit terbuka memperlihatkan dadanya yang putih itu.

Wanita itu berjalan dengan anggun masuk ke dalam restoran. Meletakan payung di tempat penyimpanan lalu bergegas ke arah resepsionis.

"Halo selamat malam miss? Atas nama siapa dan untuk berapa orang?"

"Atas nama jesslyn mba"

"Oh atas nama Miss jesslyn, mari saya antar Miss"

Wanita itu berjalan mengikuti resepsionis di depannya, sampai ke meja yang telah di pesan oleh orang yang bernama jesslyn sebelumnya.

"Haloooo, sudah lama kah nunggunya?" sapa wanita dengan dress hitam itu.

"Ehh hai.. belum ko sya, aku juga baru nyampe belum 10 menit ini" Jessy tersenyum lalu menyambut Masya dengan hangat.

"Sorry ya Jess, macet parah tadi di jalan di tambah jalanan becek karena hujan"

"It's ok baby, aku paham ko"

Masya tersenyum, ia selalu menyukai sikap Jessy yang dewasa dan pengertian. Di tambah dengan Jessy yang memanggilnya baby menambah mekar bunga dalam hatinya.

"Sudah pesan belum?" Tanya Masya sambil meletakkan tasnya di atas meja.

"Belum sya.. aku nunggu kamu"

"Hum begitu ya"

Masya kini sibuk membolak-balik menu yang tersedia di atas meja sedangkan Jessy menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Aku mau steak sama lemon tea ayy" Masya menunjuk buku menu di depannya dengan telunjuk.

Jessy melambaikan tangan pada waiters yang sedang berdiri dekat kasir. Tak menunggu di panggil dua kali waiters itu segera menghampiri meja mereka.

"Mba steaknya dua, lemon tea angetnya satu, orange juice nya satu dan air mineral nya dua"

Waiters itu mendengarkan dengan seksama lalu setelah mengulang pesanan waiters itu pun pergi.

"Sya"

"Hum iya"

"Ada yang mau aku omongin ke kamu"

Masya yang sedang menatap layar ponsel pun mengalihkan pandangannya kearah Jessy yang sedang menatapnya. Keningnya mengkerut melihat raut wajah Jessy yang sedikit suram.

"Are you okay bee?" Tanya Masya khawatir.

"I don't know sya"

Masya menggenggam tangan Jessy yang berada di atas meja, mengelusnya lembut dengan ibu jari. Mencoba menenangkan. Meskipun dirinya sendiri sedang di dera berbagai macam tanya dan perasaan yang mulai tidak enak. Seakan akan ada sesuatu yang terjadi antara dia dan kekasihnya ini.

Aku, kamu dan logika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang