Chaeyoung kesal, usahanya mendekati Mina seakan tak berbuah hasil ditambah orang suruhannya mengatakn bahwa Mina sering sembunyi-sembunyi keluar menemui seseorang. Namun dipastikan itu bukanlah dari kalangan selebritis.
"Apa semua yang kau kumpulkan itu sudah cukup?" Tanya Chaeyoung ke orang suruhannya.
"Sudah bos, semua sudah saya kumpulkan dan cetak di map ini."
"Kerja bagus, aku sudah kirimkan 5juta won. Pergilah!"
"Terima kasih bos."
Selepas orang suruhannya pergi, Chaeyoung masuk kedalam mobil dan membuka isi map yang diberikan tadi.
"Hoho ... Sasaeng ... Akting bagus." Chaeyoung berbicara sendiri. Ia merasa menang sekarang.
"Kalau Mian tahu pasti dia akan membencimu, kawan. Haha ... Bersiaplah."
.
Mina dan Jeongyeon akhirnya bertemu kembali. Mereka mengunjungi taman tak jauh dari apartemen MIMOSA.
"Gomawo sudah membawakanku makanan mini market. Aku merindukan makanan-makanan ini." Ucap Mina sambil memakan yang dibawakan Jeongyeon.
"Ya, kalau kau ingin katakan saja padaku, Mina. Tapi jangan sering-sering." Ucap Jeongyeon sembari mengelap sisa makanan di bibir Mina secara tak sengaja.
Mina berhenti mengunyah. Mata mereka saling mengunci.
"M...mian ..."
"Tak apa ... uhukkk ..." Buru-buru Jeongyeon membukakan air mineral untuk Mina yang tersedak.
"Ah ... Gomawo Jeong ." Ucap Mina dan ia tersenyum.
Hening menyelimuti mereka saat ini. Wajar, sudah pukul 12 malam. Tak terlalu banyak orang lalu lalang dan memang suasana tidak terlalu terang juga.
"Mina, apa kau mau ke Everland??"
Mina menoleh,"Everland?? Aku mau ... Tapi, pasti sulit bagiku bisa bebas bermain disana." Ucap Mina lesu.
"Tenang saja, percaya padaku. Bagaimana kalau akhir pekan ini? Kau tidak ada jadwalkan??"
"Ehh?? Bagaimana kau tahu?" Tanya Mina bingung. Jeongyeon sedikit gelagapan. Merutuk bodoh dirinya.
"Ha...hanya menebak saja. Hehe ..." Jeongyeon menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Oke, akhir minggu ini aku kosong. Tapi bukankah ramai kalau akhir minggu?"
"Sudah ku bilang kan percaya padaku? Pasti bisa." Bibir Mina mengerucut bingung. Jeongyeon begitu gemas melihatnya.
"Sudah , sekarang ayo aku antar jalan kembali ke apartemenmu." Mina mengangguk pasrah dengan banyaknya pertanyaan di kepala.
.
"Tolong siapkan ya Tzu!" Perintah Jeongyeon.
"Ne bos, jangan lupa bonusku!" Jawab Tzuyu.
"Beres, itu sudah pasti." Ucap Jeongyeon.
"Kau yakin hyung? Rencanamu berhasil?" Tanya Tzuyu agak was-was.
"Kenapa? Kan kau dan Jihyo nuna yang mengidekan!!" Jeongyeon melempar bolpoin ke arah Tzuyu.
"Iya sih benar, hanya saja ... Sudahlah!!" Tzuyu kesal sendiri.
Semua berawal ketika sepulang dari Jepang.
"Nuna harap kau selesaikan permainanmu. Abeoji akan mengumumkanmu sebagai next CEO. Kau akan menjadi wajah perusahaan." Jelas Jihyo
"Huff ... Tapi bagaimana ..." Frustasi Jeongyeon.
"Tinggal katakan saja, gampang."
Plak!!
Jihyo melempar majalah ke Tzuyu.
"Dasar pria bodoh. Yang ada Mina kabur! Bisa-bisa Jeongyeon dibilang sasaeng!" Omel Jihyo pada si jangkung bodoh.
"Ckk, ya maaf."
"Tapi Tzuyu benar, aku harus bicara padanya. Walau aku takut, tapi setidaknya aku sudah jujur padanya."
Jihyo memutar malas matanya melihat tingkah kedua adik bodohnya itu.
"Biar nunamu yang rencanakan." Mata Jeongyeon berbinar menatap nunanya.
.
Tzuyu sedang membeli ayam goreng untuk dia santap bergadang.
"Ne, baik, alamatnya___. Ne, baik segera kami antar."
Telinga Tzuyu menajam mendengar alamat yang diucapkan karyawan restoran.
"Permisi ..."
Dengan 200ribu won, dia berhasil menggantikan karyawan mengirimkan delivery.
"Momo, im coming!"
Ngapain ya si Tzuyul
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023