Berita tentang Yoo Jeongyeon tersebar cepat. Hingga muncul artikel dimana dia pulang di jemput oleh anaknya.
Hati Mina seketika hancur berkeping. Kenapa tak terfikirkan olehnya bahwa mungkin Jeongyeon tak sendiri lagi ... Bisa saja 4 tahun ini Jeongyeon menemukan tambatan hatinya kan?? Dan itu terbukti dengan artikel Jeongyeon di jemput anaknya di bandara.
"Hixx ... Hixxx ..." Mina tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Air matanya terus mengalir bersama aliran air shower.
Sana, Momo, dan Nayeon terkejut ketika melihat Mina keluar dengan mata sembab.
"Mina ..."
"Mianhae unni ... Mianhae ... Hixx, air matanya ... Tak mau berhenti ... Hixxx."
Mereka tak bisa berkata apapun setelah melihat artikel itu. Momo pun tak bisa bersuara karena sedari kemarin Tzuyu tak bisa dihubungi.
.
"Huahhh!! Hyung bagaimana ini!?!?" Racau Tzuyu ketika berada di ruang Jeongyeon.
"Kenapa?"
"Artikel kau punya anak!? Dan ... dan ... Momo, bagaimana Momo nanti?? Pasti dia marah, matilah aku. Aku tak mau berakhir seperti mu, upss ..."
"Ya!!! Kau minta di pecat rupanya!?" Tzuyu menyengir bodoh.
"Kalau dia cinta padamu dia akan mendengarkanmu, kecuali, dia tidak mencintaimu ..." Jawab Jeongyeon sembari terkekeh sarkas. Tentu saja Mina tak mencintainya bukan? Dia kira setidaknya semua moment yang ia habiskan dengan Mina menumbuhkan sedikit rasa suka padanya, namun perkiraannya salah. Makanya mau sekeras apapun dulu dia berusaha, Mina tak mau mendengarkan.
Brak!!
"Papi!!!" Yuna berlari kecil menuju Jeongyeon.
"Aigoo, Yuna-ah ..."
Hap!!
Yuna melompat keatas pangkuan Jeongyeon.
"Ckk, memang tak salah artikel itu bilang hyung appanya ..." Gumam Tzuyu namun bisa di dengar Dahyun yang ikut masuk dengan Yuna.
Plak!!
"Enak saja!! Aku appanya!!" Omel Dahyun sedikit tak terima. Salahnya dulu terlalu sibuk sehingga membiarkan Yuna di Itali lama dengan Jeongyeon. Bonding Jeongyeon dan Yuna memang spesial.
"Yuna sayang ..." Panggil Dahyun.
"Biarkan saja hyun ..." Jawab Jeongyeon.
Dahyun mendengus,"Tentang artikelmu akan di luruskan. Staffku sudah menghubungi media yang menerbitkan. Mungkin sedikit lagi ketemu siapa paparazinya. Sepertinya dia orang yang sama dengan yang menguntitmu dulu itu." Ucap Dahyun. Jeongyeon mengangguk
"Santia saja hyun aku tak masalah." Jawab Jeongyeon.
"Ya, tapi aku masalah. Huh, anakku itu." Tzuyu bergidik ngeri melihat tingkah imut pengacara yang terkenal tegas dan galak itu.
"Papi, mu ecimm!" Oceh Yuna.
"Escream?? Apa Yuna jadi anak baik hari ini??" Tanya Jeongyeon.
Dahyun tak akan membiarkan Yuna semudah itu mendapatkan es cream,"Tadi Yuna ngompol papiii, di jok mobil harabeoji." Ucap Dahyun meniru suara anak kecil.
Yuna menoleh menatap tajam appanya itu,"Ppa!!! Huaaaaaaaa!!" 3 pria dewasa diaana panik karena Yuna menangis kencang.
BRAK!!
"DAHYUN!!! JEONGYEONN!!"
"Haduh, gak ikutan aku." Ucap Tzuyu melihat Jihyo datang dengan mata membara.
.
Akhirnya Yuna berhasil mendapatkan rewardnya sebagai princess keluarga Yoo. Mereka berjalan menuju toko es cream langganan Tzuyu. Tzuyu juga senang akan di traktir es cream, ia dan Yuna berjalan dengan riang gembira mendahului Jeongyeon yang menatap heran ke keduanya.
Tring!
"Selamat datang!" Sambut sang kasir.
"Aku mau rasa coklat, Yuna rasa apa??"
"Cescyo!!" Ucapnya sambil mengangkat tangan.
"Hahh!?" Bingung Tzuyu.
"Cescyo!!" Yuna sudah mulai kesal.
"Pistachio ..." Saut Jeongyeon,"Dan Chocomint satu."
Merekapun duduk di kursi jendela dekat pintu masuk.
Dilain sisi, MIMOSA dan Nayeon juga menuju toko es cream itu. Begitu turun, pandangan mereka tertuju ke dalam jendela dan tanpa sengaja mata Tzuyu menangkap sorot mata Momo diluar.
"H...hyu...hyung!!! Li...lihat!" Jeongyeon menoleh dan melihat gerombolan Mina datang. Matanya membola ... Bergerak mengikuti MIMOSA dan Nayeon yang memasuki toko es cream itu.
Mina menatap anak kecil yang berada di pangkuan Jeongyeon dengan tatapan sendu. Hatinya tak kuat melihat lelaki yang ia cinta telah memiliki anak.
Jeongyeon membuang pandangannya,"Jangan dilihat. Yuna, aaa ..."
"Siapa juga yang lihat cuma kau lihat mereka menuju kemari." Tepatnya Momo menginisiasi, mungkin Momo mau memukul Tzuyu.
"Annyeong, annyeong cantik, siapa namamu?" Tanya Momo. Tzuyu hanya menyengir kuda melihat kekasihnya itu.
"Na!! Una!!"
"Yuna, namanya." Tzuyu membantu menjelaskan.
.
Dengan tenang mereka memakan es cream. Posisinya sekarang Mina duduk disebelah Yuna jadi Yuna terapit Jeongyeon dan Mina.
"Berapa umurnya??" Tanya Nayeon.
"Sebentar lagi 3 tahun." Jawab Jeongyeon yang masih menyuapi Yuna. Melihat bibir Yuna belepotan, Mina berinisiatif mengelapnya.
"Mian, bibirnya kotor." Ucap Mina.
Yuna tertawa,"Pi mo agi pi!! Papi ..." Hati Mina mencelos mendengar Yuna memanggil Jeongyeon papi.
"Yuna sudah janji hanya 1 ya, nanti eomma marah." Ucap Jeongyeon yang semakin menyayat hatinya. Eomma, eomma Yuna, berarti istri Jeongyeon???
"Eommanya dirumah?" Sana mencoba menggali informasi.
"Oh, eom ..."
"Tidak, eommanya di kantor, setelah ini kami akan kesana." Jawab Jeongyeon.
"Mirip denganmu." Ucap Mina dengan hati tersayat.
Jeongyeon tersenyum mengangguk.
Tzuyu merutuki jawaban hyungnya itu. Pasti mereka pikir Yuna anak Jeongyeon. Ia gregetan mau mengatakan bahwa Yuna keponakan Jeongyeon.
Sama gweh juga gregetan sik
Tbc ya, padahal maunya 10 Chapter yang penting endingnya angst ya gak bestiess???
😚
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023