Mina tak bisa sembunyikan bahagianya kala melihat sosok yang ia cintai dan rindukan duduk dihadapannya.
Ya, Jeongyeon hadir disebuah rapat yang diselenggarakan departemen advertisingnya. MIMOSA akan menjadi model iklan tersebut. Jeongyeon sebenarnya tak mau ikut, tapi karena ini berskala internasional dan Jeongyeon masih belajar, mau tak mau ia ikut rapat.
"Ada pertanyaan?" Tanya seorang staff.
"Bagaimana tuan Yoo?"
"Tidak ada, buba..."
Brak!!
"Papi!!!" Lagi, hati Mina mencelos.
Yuna berlari masuk lalu melompat ke pangkuan Jeongyeon
"Yuna ..."
"Maaf pak, nona Yuna me...memaksa masuk."
"Gwenchana ... Ah, maaf semuanya. Yuna jangan nakal ya, sebentar lagi selesai ..."
"Iya papi ..." Seluruh orang yang ada disana menatap gemas Yuna yang duduk diam di sudut ruangan menunggu Jeongyeon selesai.
Beberapa menit kemudian, rapat selesai dan mereka menikmati makan siang yang disiapkan perusahaan di ruang makan yang cukup besar milik perusahaan.
Jeongyeon menghampiri Yuna dan mengajaknya makan bersama. Walaupun pedih, hati Mina terasa hangat melihat bonding ayah dan anak itu.
Senyumnya memudar kala melihat seorang wanita cantik masuk ke dalam ruangan menghampiri Jeongyeon dan Yuna. Hati kian perih melihat wanita itu mencium pipi Jeongyeon dan Yuna bergantian.
"Annyeong, silahkan nikmati makan kalian." Ucap Jihyo, wanita yang Mina cemburui ...
"Eomma, cuapi una ..." Pinta Yuna manja yang bisa di dengar diruangan itu.
Jeongyeon memberi sendok dan sumpit ke Jihyo. Ia memilih mengambil makanannya dan menyantapnya bersama. Matanya dan Mina tak sengaja bertemu sebentar.
.
"Apa itu istrinya?" Celetuk Nayeon melihat adegan cipika-cipiki tadi.
"Kau kan dengar unni dia memanggil eomma." Jawab Momo. Lalu kemudian matanya menangkap sosok Tzuyu yang baru masuk ke dalam ruangan bersama Dahyun.
Namun mereka bingung ketika Dahyun menghampiri Yuna dan mencium pipi Yuna.
"Baik semuanya, karena saya ada keperluan, maka saya harus undur diri dulu. Sampai jumpa." Pamit Jeongyeon lalu keluar disusul Tzuyu.
Tzuyu sempat bermain mata dengan Momo sembunyi-sembunyi.
"Papi!!!" Panggil Yuna namun Jeongyeon dengan jahil melambai tangan meninggalkannya.
"Huaaaaa ... Hixxx ... Papi!!!!"
Dahyun menggendong Yuna sambil membungkuk meminta maaf sementara Jihyo menggeleng kepala melihat kerandoman anaknya itu.
"Yuna sangat lucu, nyonya Yoo." Ucap Sana pada Jihyo yang duduk persis di depannya.
Hatinya semakin perih mendengar panggilan nyonya Yoo dan Jihyo tak mengelak panggilan itu.
"Gomawo. Dia lucu tapi sangat manja, apalagi dengan papinya."
Hati Mina berkedut tak suka, tak rela ... Tapi apa kuasanya??
Tiba-tiba Yuna turun dan menghampiri Mina. Memeluk kaki Mina dan mengigit-gigitnya.
"Yuna ..." Jihyo dan Dahyun terkejut.
Mina terkekeh geli, "Gwenchana ..."
"Yuna, lepaskan sayang. Nanti appa belikan barbie sekaligus rumahnya." Rayu Dahyun.
Dahi MIMOSA dan Nayeon mengekrut, timbul pertanyaan di benak mereka. Apalagi Mina.
Dahyun merasakan kecanggungan itu,"Aku appanya Yuna, Jeongyeon omnya Yuna, tapi di panggil papi ... Papi yang di mak..."
"Ssst ... Cukup Dahyun ..." Lelah Jihyo jika harus mendengar penjelasan Dahyun tentang 'papi'.
"Xixixixi ... pa, pa ..." Yuna berbalik memeluk appanya.
"Memang tak banyak yang tahu, bahkan media malah memberitakan Yuna sebagai anak Jeongyeon. Yuna adalah putriku, aku Yoo Jihyo, kakaknya Jeongyeon."
Lega, seketika dada Mina yang terasa berat menjadi plong. Tak disangka semua menjadi se plot twist ini. Ia menertawai dirinya sendiri dalam hati.
Senyum lu Mina
Duh, ga mut. Mau di tamatin, bareng Zafunk juga. Ada 2 cerita nungguin. Gila gweh udah bisa dibilang author gak sehhh.
😏🤟🏻🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023