Harinyang ditunggu kedua anak manusia itu tiba. Mina dengan sabar menunggu Jeongyeon datang menjemputnya.
Sesungguhnya Mina bingung, dengan apa Jeongyeon akan menjemputnya, namun itu tak seberapa dengan kebingungan lainnya.
Jeongyeon mengajak Mina ke Everland malam hari, benar-benar malam hari. Seharusnya Everland sudah tutup bukan?
Tak berapa lama, Jeongyeon menghubunginya via pesan meminta Mina untuk ke loby.
"Girls, aku pergi dulu ya." Pamit Mina ke Nasamo.
"Unni antar." Nayeon hendak berdiri namun keburu di hadang Momo.
"Aku saja. Lagi pula apartemen kita aman kok. Bye unni." Momo melenggang pergi meninggalkan Sana dan Nayeon yang menatapnya bingung.
Mina hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah absurd sahabatnya itu.
Butuh 10 menit untuk Mina dan Momo turun ke loby.
Mata Mina mengedar mencari sosok Jeongyeon. Tidak ada siapa-siapa selain security dan sebuah sedan hitam terparkir di loby.
"Mana dia?" Tanya Momo. Mina mengambil hp dari saku dan hendak menghubungi Jeongyeon namun seseorang turun dari dalam mobil.
Ternyata itu Jeongyeon.
Tampil tampan dengan kaos putih dan jaket jeans hitam.
"Hai. Oh, hai Momo." Sapa Jeongyeon. Mereka pernah Bertemu sekali.
"Nah karena pangeranmu sudah datang, aku naik ya." Momo pun pamit kembali ke apartemen.
.
Diperjalanan, otak Mina bertanya-tanya. Mobil mewah siapa yang dipakai Jeongyeon.
"Kenapa?" Lamunan Mina terusik.
"Eh?"
"Kita mau ke Everland untuk bersenang-senang, tapi kau terlihat tegang sekali." Ucap Jeongyeon yang masih fokus melihat ke depan.
"Tidak ... Tapi Jeong aku mau bertanya."
Jeongyeon terkekeh gemas, "Tanya lah."
"Mobil siapa ini?" Tanya Mina ragu. Takut menyakiti hati Jeongyeon.
"Aku meminjam milik temanku."
"Ehm, ya." Benar juga benak Mina. Pasti Jeongyeon meminjamnya, mana mungkin seorang paruh waktu kasir punya mobil mewah ini.
Bukan merendahkan Jeongyeon, hanya saja seperti mustahil.
Jeongyeon tersenyum simpul.
"Kau tidak mengantuk kan?" Jeongyeon mencoba membuat Mina tak merasa canggung karena dia tahu pasti Mina merasa tak enak menanyakan perihal mobil.
"Tidak, aku sudah minum americano tadi." Jawab Mina antusias. Jeongyeon mengangguk.
Tak berapa lama mereka tiba di Everland. Segera mereka turun ketika mobil terparkir di depan loby.
Mina terpana melihat suasana sepi.
"Apa kita bisa masuk?" Tanya Mina. Jeongyeon tersenyum.
"Ayo!" Ia menggenggam tangan Mina dan menariknya masuk ke dalam Everland.
Tumpukan pertanyaan dalam benak Mina seakan hilang seketika mereka sudah berada di dalam.
Lampu semua permainan menyala termasuk stand-stand makanan dan mainan disana itu buka seakan seperti biasanya.
Jeongyeon bahagia melihat Mina tertawa kala ia memainkan lempar bola.
Lalu beralih menaiki komidi putar. Suara tawa mereka ditambah musik permainan menggema memenuhi Everland.
.
"Huah!!" Teriak Mina seketika turun dari rollercoaster. Ia dipaksa naik oleh Jeongyeon.
"Seru kan?"
Plak!
Mina memukul pengan Jeongyeon yang tertawa tiada henti.
Namun tawa Jeongyeon terhenti melihat wajah Mina memerah seakan mau menangis.
"Yah! Jangan menangis!" Spontan ia memeluk Mina.
"Hix ... Awas saja!" Mina merasa nyaman dipeluk oleh Jeongyeon. Tanpa terasa mereka cukup lama berpelukan.
Pelukan mereka terlepas. Jeongyeon merapihkan rambut Mina yang berantakan.
"Yasudah sebagai permintaan maafku, ayo ikut aku." Kembali Jeongyeon menggenggam tangan favouritenya itu. Tangan bias kesayangannya.
"Kalau permainan ekstrem lagi aku akan marah padamu!"
"Tidak, tenang saja. Haha ..."
Ayolah maniezz kiwkiw 😍🫵🏻
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023