Kembali 2 insan itu bertemu. Mina menatap penuh puja. Sungguh ia ingin bicara 4 mata dengan Jeongyeon. Tapi dia sedang sibuk berlenggok pose di depan kamera.
Jeongyeon datang sebentar untuk mengontrol, melihat aktivitas pemotretan katalog perusahaan. Benarkan hanya mengontrol??
"Hyung, sudah waktunya rapat dengan CEO Moon ..." Ucap Tzuyu yang sekarang merangkap sebagai aspri Jeongyeon.
"Oke, kalau begitu aku permisi dulu pak Kim."
"Ne, sajangnim."
Jeongyeon merapihkan sedikit bajunya dan berjalan menuju pintu keluar. Min tak henti menatap Jeongyeom hingga punggungnya tak terlihat lagi.
"Mina-ssi ..."
"Ah, ya, maaf." Momo juga menyenggol Mina menyadarkan Mina dari lamunan.
.
"Selamat siang, Yoo sajangnim ..." Sapa CEO Moon.
"Siang, tolong, jangan terlalu formal. Ini makan siang biasa ..." Ucap Jeongyeon.
"Hahahahahah, iya, maafkan aku. Aku merindukanmu, oppa ..." CEO Moon mendekat dan duduk di sebelah Jeongyeon.
"Gayoung ..."
"Hump! Ya, maaf kan aku. Dasar es kutub." Ledek Gayoung.
Jeongyeon terkekeh, gemas dengan tingkah lucu Gayoung.
"Makanlah, kau kurusan. Apa ada yang mengganggu pikiranmu, hm?" Tanya Jeongyeon. Gayoung menggeleng pelan dengan wajah cemberut.
"Katakan saja ..."
"Soal perjodohan kita, oppa tak memberi jawaban. Kalau oppa tidak mau, katakanlah, jangan buat aku ber__"
Jeongyeon meletakan jari di depan bibir Gayoung.
"Ssh ... Lebih baik sekarang makan."
"Aaa!! Oppa selalu begitu!" Rajuk Gayoung namun langsung menyantap makanannya.
Jeongyeon tersenyum melihat Gayoung yang kesal, terlihat sangat lucu.
"Mianhae."
.
"Kata Tzuyu, kau makan siang lagi dengan Gayoung?"
"Ne, abeoji."
"Lalu bagaimana??"
Belum aempat Jeongyeon menjawab, Yuna berlari menghampiri mereka.
"Papi!!"
"Yuna kenapa tidak ke harabeoji??" Seungho cemburu melihat cucunya mengabaikannya.
"Sudah lah abeoji, aku saja seperti tak dianggap appa oleh Yuna." Adu Dahyun lalu duduk di kursi meja makan.
"Sudah abeoji, dan kau kim. Berhenti cemburu. Tidak cocok dengan usia kalian!!" Kesal Jihyo melihat ayah dan suaminya banyak tingkah
"Kalau begitu berikan lagi 1 untuk abeoji."
"Enak saja abeoji, memangnya mengandung itu mudah?? Coba Jeong, segeralah menikah!!" Omel Jihyo.
"Ckk, selalu ujungnya aku yang kena ..." Gerutu Jeongyeon.
"Besok, ikut abeoji main gold dengan Moon."
"Ne abeoji." Jawab Jeongyeon menurut.
.
Selesai makan malam, Jeongyeon langsung ke kamarnya. Ia duduk di balkon kamar menatap kelangit malam penuh bintang. Seketika teringat ketika ia dan Mina dulu sering menikmati malam di taman.
"Tsk ..." Ia terkekeh ...
Ia membuka case yang terpasang di hpnya, muncul sebuah photocard, satu-satunya yang ia selamatkan ketika membakar semua koleksi merchandise 4 tahun lalu. Sedikit noda hitam diujung photocard sebagai tanda bahwa itu pernah hampir terbakar.
Ia kembali merenungi ucapan Gayoung siang tadi. Ia menyayangi Gayoung, sebagai ... Entahlah, ia tak mau menyakiti Gayoung. Lihatlah bagaimana Gayoung mengatakan bahwa ia tak apa jika Jeongyeon menolak perjodohannya. Hatinya sangat baik ...
Abeojinya pun berharap ia dan Gayoung bersama. Jeongyeon tak mau mengecewakan abeojinya lagi. Sulit mencapai hubungan sebaik ini dengan Seungho. Mengingat pancaran raut bahagia eommanya membuatnya banyak berpikir.
Jeongyeon menghela nafasnya lalu tersenyum tipis.
"Sudah ku putuskan ..."
Putuskan apa cobak besties?
Tbc angst gak sih
😭😭
Pendek banget maap dech ya 😭🫰🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023