Disinilah Jeongyeon berakhir di kantor polisi layaknya seorang kriminal. Ia dilaporkan oleh penghuni apartemen yang melihat percekcokan. Awalnya Nayeon mencoba menghandle namun polisi terlanjur datang.
Jeongyeon sendirian tidak ada MIMOSA maupun Nayeon disana karena bukan mereka yang melapor dan Mina tidak mau berurusan panjang.
"Mana kartu identitasnya?!" Tanya ketus petugas polisi.
Jeongyeon menunduk diam.
Srak!
Lembaran kertas menghantam tubuh Jeongyeon. Benar-benar seperti kriminal yang di interogasi polisi.
"Sialan! Bicara kau! Dasar sasaeng!!"
Jeongyeon meremas kedua tangannya. Tak terima dirinya di sebut sasaeng.
"Permisi ..."
Pria berubuh tegap tak terlalu tinggi datang bersama Tzuyu dan Jihyo.
"Saya Kim Dahyun, pengacara tuan Yoo." Petugas polisi tadi bak anak anjing ketakutan sekarang melihat 3 orang dengan pakaian mahal berada di hadapannya.
"Ini kartu nama saya ..." Polisi itu mematung melihat nama law firm Dahyun.
Jihyo menatap tajam petugas itu, "Ambil kertasmu yang kau lempar pada adikku!!"
"Memangnya kenapa!? Kau siapa!?" Petugas itu sebenarnya ketakutan.
"Ckk, turuti saja atau tamat riwayatmu!!" Ucap Tzuyu.
Setelah proses panjang, Jeongyeon pun di bebaskan. Tentu petugas tadi juga mencium-cium tangan Jeongyeon karena takut akan di bebas tugaskan setelah tahu siapa Yoo Jeongyeon.
.
Bruk!!
Tubuh Jeongyeon terpental. Tzuyu dan Dahyun hanya bisa menunduk meringis. Jihyo dan eommanya membuang pandangan tak kuat menatap sang bungsu di pukuli abeojinya hingga stik golf mahal sang abeoji patah.
"Begini tingkahmu!? Salah apa kami Jeongyeon!? Kami harus mengurus membereskan masalah bodoh yang kau buat!" Seungho benar-benar murka.
Tak!!
Jeongyeon meringis, menangis kecil. Menahan sakit yang sudah lama tak ia dapatkan semenjak menempuh pendidikan diluar negri. Dan sekarang, ia mendapatkannya lagi.
"Sudah cukup!!! Mau sampai anakmu mati hah!?" Bentak Sohyun.
Seunho membuang kasar nafasnya,"Jihyo, persiapkan adikmu." Ucap Seungho lalu keluar bersama Dahyun.
.
"Ssth, akh, sakit eomma." Ringisan Jeongyeon membuat Sohyun menangis. Lagi, anak bungsunya harus tersiksa.
"Jangan menangis eomma. Aku memang salah." Jeongyeon mengusap air mata Sohyun.
"Kau harus kuat, ne? Abeojimu sayang padamu hanya saja ..."
"Iya eomma, aku tahu." Sohyun mencoba tersenyum dan memeluk putranya. Ia menepuk-nepuk punggung Jeongyeon yang tak terluka.
"Jadi, kau mau cerita ke eomma wanita itu??" Tanya Sohyun.
Jeongyeon tersenyum, "Tentu eomma, tentu."
.
Mina terlihat melamun di ruang TV. Ia memikirkan nasib Jeongyeon.
"Sudah jangan pikirkan. Katanya dia sudah dibebaskan." Nayeon berkata seakan tahu pikiran Mina.
"Eh? Oh ..."
Nayeon duduk disamping Mina,"Aku sudah minta management untuk memperketat keamanan. Hal ini tak akan sampai ke media demi nama baik juga. Kau tenang saja Mina semua sudah diatur agensi ..." Mina mengangguk.
Ia bahkan tak kepikiran soal keamanan karena dia tahu Jeongyeon tak mungkin mencelakainya kan?? Kalau iya, sudah dari kemarin-kemarin saat mereka sering pergi berdua ...
"Gomawo, unni."
"Nah, sekadang tidur lah."
Mina beranjak menuju kamarnya. Mencoba membaringkan diri di tempat tidur, matanya menatap sebuah boneka dinosaurus hijau pelukable ...
Tak terasa air mata turun menetes ... Ia rindu, rindu berat, namun seketika rasa kecewa juga muncul membuatnya memutuskan untuk membuang boneka itu ke tong sampah.
Buang saja biar gaduh
Tbc
HBD JEONGYEON MY LV
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Bias
FanfictionMaaf kamu biasku || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Oktober 2023