Chapter 1: A Cup Of Milk

107 10 0
                                    

Chapter 1: A Cup Of Milk

Alya berjalan perlahan di koridor kelas dengan malas. Semalam ia harus begadang untuk mengerjakan tugas story telling miliknya. Tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang, Risen dan Nabilla, sahabatnya sejak ia masuk di SMA Pelita Bangsa meskipun ia sudah bersahabat dengan Risen sejak SMP, tapi ia baru mengenal Nabilla di SMA.

"Kemana lo Al kemaren?" tanya Risen.
"Iya nih Al, tau-tau gak nongol di kelas, kita nyariin tau." ujar Nabilla.
"Macet, pas sampe sekolah gerbang udah digembok terus Pak Maman gak bisa bukain karna kuncinya dipegang bu Maraya." jawab Alya sambil menyibakkan rambutnya yang sekarang berwarna burgundy itu.

"Adriyan juga kemaren gak masuk Al, gak ada kabar gitu." kata Nabilla. Nabilla emang satu kelas sama Adriyan, sedangkan Alya satu kelas dengan Risen dan Daniel, kembaran Adriyan.

"A..eh.. Masa sih?" jawab Alya gelagapan.
"Iya, kenapa tiba-tiba lo grogi gitu? Ah tau nih gue, lo mulai naksir Adriyan kan?" cecar Risen.
"Gila lo, ya engga lah. Gak bakal gue naksir Adriyan." jawab Alya sambil menyilangkan tangannya di depan dada

"Hmmm.." suara dehaman itu bikin Alya mendadak tegang, karna dia tau siapa pemilik suara itu.
"Eh lo Yan, kenapa? Keselek lo? Makanya kalo abis sarapan tuh minum." kata Nabilla sambil menyodorkan botol minumnya ke arah Adriyan.

"Gak, makasih." jawab Adriyan sambil menyunggingkan senyum.
"Pagi Al." Adriyan berdiri di depan Alya sehingga menghalangi jalan Alya. Alya berdecak.
"Minggir deh, ngalangin jalan lo." jawab Alya dengan ketus.

"Jawab sapaan gue dulu dong Al." Asriyan mencolek dagu Alya, pipinya terasa cepat memanas.
"Ogah gue, gak sudi amat." Alya menyilangkan tangannya di depan dada.

"Yaudah kalo gitu gue bakal terus nahan lo disini." Adriyan tersenyum miring, Alya berdecak lagi lalu menjawab "Pagi Adriyano Daniella Reavens." jawabnya dengan malas.

"Pagi juga Felicia Alyana Arisandy. Gue cuma mau kasih ini, gue tau lo pagi ini gak sempet sarapan kan? Jangan lupa diminum ya, jangan dibuang. Bye."

Adriyan meletakan sekotak susu rasa vanilla, kesukaan Alya. Alya cuman bisa diam ditempatnya, darimana dia bisa tau kalau Alya belum sarapan?

"Al mau sampe kapan berdiri disitu?" Nabia menepuk pundaknya membuat Alya sadar dari lamunannya.
"Ah..eh.. Iya. Gue ke kelas dulu ya Bill. Yuk Sen, cepet gue belum ngerjain Pr sejarah."

Alya berjalan dengan Risen ke kelasnya, meninggalkan Nabilla yang masih berdiam di tempatnya.

-----------------------------------------------------

"Cie yang dikasih susu, daritadi cuma diliatin aja. Minum dong Al." ledek Risen yang lagi asik makan siomay di kantin.

"Berisik lo Sen, siapa yang ngeliatin?" elak Alya.
"Lagi pada ngomongin apa sih?" tanya Nabilla yang baru aja datang, habis beli seporsi batagor dan langsung memakannya.

"Ini Alya, susu dari Adriyan gak di minum-minum. Diliatin doang, takut kena pelet apa gimana kali ya." ledek Risen yang sukses bikin Nabilla keselek makanannya.

"Makanya Bill, lo kalo makan jangan buru-buru. Gak ada yang mau minta kok." Alya menepuk pundak Nabilla sambil menyodorkan minuman miliknya.

"Uhuk.. Iya Al, tadi ada lalat di makanan gue jadi gue kaget."

"Hai Al, susunya udah diminum belum?" tiba-tiba Adriyan datang sama gerombolannya. Alya menghela nafas.

"Gue cabut duluan ya, ada daily test basing " ucap Alya sambil membawa botol air mineral dan sebatang coklat yang belum habis di makannya. Ketika Alya hendak meninggalkan mejanya, Adriyan menahan lengan Alya.

Back StabberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang