Chapter 8: Bloody Box With a Death Bird .
Alya terbangun dari tidurnya, kedua sahabatnya masih terlelap disampingnya seusai mereka memakan seloyang besar pizza yang dibelikan Derby malam tadi.
Ini masih hari sekolah, untuk itu ia segera berjalan ke arah kamar mandi dan menjalankan rutinitas paginya.
Setelahnya lalu ia memakai seragam, mengeringkan rambutnya dengan hairdyer sambil memblow sebelum akhirnya bersiap dengan tas dan sepatunya.
"Risen cepetan." teriak Nabilla dari depan kamar mandi.
"Iya bentar." teriak Risen ngga kalah kencang dari dalam
Tak lama setelah itu Risen keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Tiga puluh lima menit kemudian mereka turun menuju ruang makan lalu sarapan bersama kak Derby yang bertelanjang dada karna baru bangun tidur.
"Coba abang pake bajunya, mandi dulu sekalian." Alya lalu duduk disebelah abangnya, mengambil dua potong roti panggang dan mengolesinya dengan selai coklat kacang kesukaannya.
"Nanggung, abang ada kuliah pagi. Udah cepetan pada berangkat, kasian tuh Risen sama Nabilla jadi ga fokus makan terpesona sama abang." ucap Derby lalu berjalan dengan santai sambil memakan rotinya menuju keatas, ke kamarnya.
"Gue tau abang gue ganteng, lap dulu tuh ilernya sebelum berangkat." ucap Alya menyadarkan kedua sahabatnya yang masih melamun.
Mereka pun berangkat menggunakan mobil Alya, karena mereka semalam diantar supir keluarga Risen.
Saat sampai di carport Alya hanya menghela nafas melihat kelakuan abangnya yang lagi lagi mulai ngotak ngatik mobilnya.
"Abang lo apain mobil gue!" teriak Alya dari luar.
"Cuma ganti velg aja kok dek, hehe." jawab Derby sambil menunjukan kepalanya di pintu balkon kamarnya.
"Seriously, kali ini lo apain lagi mobil gue!" tatap Alya kesal pada kakaknya yang hanya cekikikan diatas balkon.
"Gue otak atik mesinnya dikit, bener dikit doang." jawab Derby lalu segera masuk kedalam kamarnya.
"Yaudah Al, yuk." ajak Risen lalu masuk kedalam mobil.
Alya menyalakan mobil saat akhirnya dia tau apa yang dimaksut 'sedikit' oleh abangnya. Maksutnya adalah sedikit di gas bakal langsung, dalam arti lain mesinnya diotak atik dengan mesin baru, mesin turbo.
Terlihat dari terlihatnya tuas baru dengan jarum penunjuk disebelah tuas persenelling. Tuas tersebut menunjukkan mesin turbo dengan tekanan udara yang tinggi, sama seperti mobil Derby. Alya hanya menghela nafas panjang.
"Emang mobil lo diapain Al?" tanya Nabilla sambil membenarkan letak rambutnya.
"Diganti pake turbo kayaknya, habis ini enteng banget gas nya." jawab Alya sambil tetap fokus pada jalanan.
Tak lama, mereka memasuki gerbang sekolah, parkir di tempat biasanya lalu turun dan berjalan kearah kelas masing masing.
"Pagi Al." sapa Adriyan menunggu Alya didepan kelas.
"Pagi." sapa Alya sambil lalu tanpa perlu repot repot menayap Adriyan lalu berjalan masuk kedalam kelasnya diikuti Risen.
"Udah sarapan belum?" tanyanya lagi sambil mengikuti dibelakang Alya dan Risen.
"Udah." jawab Alya singkat, padat, jelas.
"Kok line gue ngga dibales?" tanya Adriyan lagi.
"Penting banget gue bales? Gue sibuk." jawab Alya sambil mengeluarkan buku catatan kimianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Stabber
Teen FictionSemua dimulai saat Alya terlambat di hari Senin pagi, dan bertemu dengan cowok terakhir yang ingin ia temui disekolah. Adriyan, yang populer dan sangat sadar dengan pesona yang ia punya, berpikir bahwa Alya akan mudah ia dapatkan. Tapi perasaan data...