Chapter 6: Spend Time With You.
Alya bangun dari tidur siangnya, jam dikamarnya menunjukan pukul 16.30. Ia menghela nafas sejenak lalu segera mencari handphonenya, dan menemukan sebuah pesan dari Adriyan yang hanya dibacanya tanpa merasa perlu membalasnya.
Ia bangkit dari kasurnya dengan malas, dan menuju kearah kamar mandi yang berada dikamarnya. Setelah mandi, ia berjalan sambil mengeringkan rambutnya menuju walk in closet.
Sudah hampir setengah jam ia berkutat dilemari baju miliknya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan blouse biru polos dengan lengan pendek, memadukannya dengan short flare skirt berwarna peach dan terdiam sejenak sebelum akhirnya mengambil sepasang sneakers berwarna putih.
Setelah menggunakan pakaiannya, Alya segera mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer dengan cepat, karena jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 18.00
Setelah mem-blow rambutnya, ia lalu mulai merias wajahnya dengan menggunakan make up tipis dengan warna peach kalem lalu berlari mengambil tas dan sepatunya. Dengan cepat ia memasukan segala keperluannya, lalu memakai sepatunya.
Alya berjalan menuruni tangga sambil merapikan rok dan memakai jam tangannya, Adriyan tersenyum melihat Alya yang terlihat ceria malam ini.
Ketika Alya mencapai anak tangga paling bawah, ia kaget melihat keberadaan Adriyan yang sedang tersenyum melihatnya.
"Sejak kapan lo disitu?" tanya Alya dengan wajah kaget.
"Sejak tadi." jawab Adriyan, mengulum senyumannya. Alya menghela nafas lalu memutar bola matanya.
"Yaudah ayo." Alya segera menarik tangan Adriyan dan berjalan cepat. Jantungnya berdetak gak karuan waktu kulitnya bersentuhan dengan kulit Adriyan, menimbulkan sensasi listrik yang menggelitik dalam perutnya.
"Kenapa buru-buru?" tanya Adriyan santai.
"Nanti ada abang." jawab Alya. Adriyan hanya tertawa.
"Kok lo ketawa sih?" tanya Alya, mulai kesal.
"Biarin aja Derby tau." ucapan Adriyan seketika membuat Alya berhenti ditempatnya.
"Kok lo tau Derby?" tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya, heran.
"Derby temen drift gue,Al." jawab Adriyan sambil tersenyum singkat lalu merangkul bahu Alya.
Tapi mungkin mereka terlambat, sebelum sempat keluar pintu terdengar suara dehaman yang tidak asing bagi mereka berdua.
"Mau kemana, Alyana? Hm?" tanya Derby, abangnya sambil menaikan sebelah alisnya dan menatap tajam mereka berdua.
"Mau jalan sama gue." jawab Adriyan sambil tersenyum mengejek.
"Shit Yan, pantes gue ajak ngedrift ga mau. Taunya mau bawa kabur adek gue." Derby menuruni tangga lalu menuju ke arah Alya dan Adriyan.
"Sorry bro, mumpung tuan puteri lagi mau. Jangan di sia-siain lah kan ya?" Adriyan menatap Alya dengan tatapan jahilnya.
"Jadi sekarang lo udah berhasil luluhin hati gunung es nya adek gue?" tanya Derby sambil menampakkan senyum jahil.
"Bang apa sih? Udah lah Yan jangan diladenin, yuk cepet." Alya berkata dengan nada kesal, Adriyan dan Derby hanya tersenyum sambil berpandangan.
"Yaudah ayo." Adriyan kembali merangkul Alya dan meninggalkan Derby yang tersenyum bahagia dibelakang.
"Sejak kapan kenal sama Derby?" tanya Alya dengan tatapan matanya yang tajam.
"Udah lama banget, dia suka ngedrift, gue juga sama. Kita suka ngerjain mobil bareng juga." jawabnya sambil tersenyum ke arah Alya.
"Lo juga tau Derby abang gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Stabber
Teen FictionSemua dimulai saat Alya terlambat di hari Senin pagi, dan bertemu dengan cowok terakhir yang ingin ia temui disekolah. Adriyan, yang populer dan sangat sadar dengan pesona yang ia punya, berpikir bahwa Alya akan mudah ia dapatkan. Tapi perasaan data...