Chapter 2: What's Goin' On with him and milk, huh?
Pagi ini Adriyan sengaja berangkat lebih pagi ke sekolah, entah kenapa dia semangat banget buat pergi ke sekolah. Dia sudah menyiapkan sekotak susu coklat dan sebatang coklat putih untuk Alya, sebagai langkah awal untuk flirting, memuluskan rencana awalnya.
Karna Adriyan pikir, Alya adalah cewek yang menarik. Disaat cewek lainnya berusaha mendapatkan perhatiannya, melakukan segala cara agar mendapatkan hatinya, Alya justru menolaknya mentah mentah bahkan sebelum Adriyan menunjukan maksutnya.
Adriyan mulai mencari tau apa kesukaan Alya, semenjak kejadian kemarin saat melihat ekskpresi kesal diwajah Alya, membuat Adriyan membulatkan tekad dalam hati bahwa ia harus mendapatkan cewek itu.
Adriyan tahu kalau alya suka susu dan coklat putih, mungkin ini permulaan yang bagus buat mendapatkan perhatian Alya.
Adriyan turun dari mobilnya dan mengedarkan pandangan ke seluruh area parkir, belum kelihatan mobil Alya atau tanda-tanda dia disekitar lapangan parkir SMA Pelita Bangsa. Good, rencananya akan berjalan lancar.
Adriyan berjalan di koridor sambil terus bersiul dan menyunggingkan senyumnya kepada setiap orang yang menyapanya. Senyuman yang membuat setengah penduduk cewek isi sekolah ini, bertekuk lutut tanpa Adriyan perlu lakuin apapun kecuali tersenyum dan mengedipkan matanya.
Tidak pernah Adriyan seceria ini sebelumnya, bayangan akan Alya yang shock dengan mata berbinar-binar menatap Adriyan dan memeluknya saat ia memberi susu dan coklat ini, membuatnya nggak berhenti tersenyum.
Sesampainya kelas Alya, yang berada disamping kelasnya, Adriyan segera menuju meja dimana Alya biasa duduk dengan Risen dan langsung menaruh sekotak susu coklat dan sebatang coklat putih, ditambah dengan sepucuk surat jail yang dengan cepat Adriyan tulis sebelum ada yang melihatnya.
Tanpa Adriyan sadar, Nabilla memperhatikan semua yang dilakukannya dari depan pintu. Sebelum Adriyan menyadari, Nabilla cepat-cepat pergi ke kelasnya yang berada disebelah kelas Alya.
Adriyan segera kembali kearah kelasnya sambil menunggu Alya datang. Dari kejauhan Adriyan melihat Alya berjalan, hari ini ia memakai sweater yang menutupi seragam atasnya dan dimasukkan kedalam roknya.
Sweater berwana peach kalem itu membuat Adriyan tanpa sadar berkata "Boleh juga." sambil menyunggingkan senyum miringnya.
Sesampainya dikelas, Alya sempat terkejut menemukan sekotak susu coklat dan sebatang coklat putih dengan sepucuk surat diatas mejanya. Saat ia bertanya pada teman-temannya, mereka semua mengaku tidak tau karena saat mereka datang barang-barang itu memang sudah ada.
Alya mengerutkan kening, bingung. Penasaran apa isi surat tersebut dan siapa pelakunya, dengan ragu-ragu ia memutuskan membaca surat itu.
Jangan lupa diminum ya susunya. Dan jangan lupa makan coklatnya, biar hari lo menyenangkan dan gue bisa liat senyum lo seharian ini.
A.
A? Alya berpikir sejenak dan langsung tertuju dengan satu nama, satu orang dengan inisial Al yang selama ini selalu menganggu hidupnya. Ya, Alya yakin, pasti ini ulah Adriyan. Siapa lagi yang selalu membuat harinya menjadi buruk, kecuali dia?
Alya segera membawa coklat, susu, dan surat tersebut lalu pergi ke kelas Adriyan. Dengan wajah kesal, Alya menaruh semua barang itu tepat didepan Adriyan yang lagi ngobrol sama Daniel, Rehan, dan Devan, gerombolannya.
"Hai, pagi Al." sapa Adriyan sambil tersenyum menggoda, mengedipkan sebelah matanya, dan mengabaikan tatapan tajam serta raut kesal yang tercetak diwajah Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Stabber
JugendliteraturSemua dimulai saat Alya terlambat di hari Senin pagi, dan bertemu dengan cowok terakhir yang ingin ia temui disekolah. Adriyan, yang populer dan sangat sadar dengan pesona yang ia punya, berpikir bahwa Alya akan mudah ia dapatkan. Tapi perasaan data...