Chapter 9: I'll Be Here

55 7 0
                                    

Chapter 9: I'll Be Here

Adriyan POV

"I think i like you Alyana, i like you so damn much till too much to handle it." ucap gue lalu membawanya kedalam pelukan gue, masa bodo dengan apa yang bakal dia pikirin tentang moral gue.

Entah apa yang ada dikepala cantiknya sekarang ini, karna setelah pengakuan gue tadi dia cuma diam aja didalam pelukan gue. Butuh waktu sampe akhirnya dia membalas pelukan gue.

"Thanks ya Yan." terdapat jeda sebentar sebelum mengucapkannya lagi "For being here."

"I'll be here, as long as you want me." ucap gue lalu mengurai pelukan kami, agak merasa kehilangan sih tapi segera hilang gitu aja waktu ngeliat senyum sejuta wattnya bertengger dibibirnya.

Gue awalnya nggak tau sama sekali tentang hal ini, sampe akhirnya Derby bilang kalau Alya mulai suka dapet paket mencurigakan.

Yang awalnya cuman surat surat kaleng aja sekarang malah makin parah dengan darah dan binatang, kotak penuh kecoa yang bikin Derby makin khawatir karna siapapun itu yang ngelakuin hal ini, Tau benar tentang kelemahan Alya.

Dan tadi waktu gue datang kesini, satpam rumah Alya bilang kalau dia lari-lari dari arah rumah membuang bungkusan dengan panik. Karena mereka curiga, mereka membukanya dan ternyata isinya adalah bangkai burung merpati lengkap dengan darahnya yang mengalir.

Untungnya Derby udah wanti wanti ke semua pegawai rumahnya kalau ada hal mencurigakan atau orang yang kasih paketan ke rumah ini.

"Yan?" Alya menepuk pundak gue, nggak sadar kalau ternyata dari tadi gue ngelamun.

"Eh iya?" jawab gue ketika sudah memperoleh kesadaran gue kembali.

Alya berdiri dihadapan gue lalu bertanya "Mau minum apa? Gue mau turun ambil makanan." tanyanya lembut, surga banget rasanya dia bersikap kayak gini sama gue.

"Apa aja deh." balas gue sambil tersenyum, senyuman maut yang bakalan bikin perempuan bertekuk lutut dan meleleh karenanya. Tapi lagi lagi, hal yang sama nggak berlaku untuk perempuan super didepan gue ini. Dia keliatan sama sekali nggak terpengaruh sama gue dan segala pesona yang gue punya.

"Gue turun bentar, remotenya ada di dinding deket tv kalau mau nonton."

Gue hanya duduk sambil memperhatikan kamar Alya yang luas, seluas kamar gue walaupun kamar ini kelihatan jauh lebih ceria dan hangat dengan feminimnya.

Gue lalu bangkit dari sofa dan mengambil remote ac untuk menurunkan suhu ruangan, lalu menyalakan tv layar datar berusaha menonton acara membosankan demi mengalihkan pikiran gue yang mulai kacau karna kamar ini sangat berbau khas Alya. Aroma manis perpaduan vanilla dengan sedikit bedak bayi, aroma yang selama ini menguar setiap kali Alya di dekat gue.

Nggak lama kemudian, Alya datang dengan membawa satu karton jus jeruk dan dua buah gelas, satu stoples chocochips cookie yang masih hangat, dan dua bungkus snack sambil tersenyum lebar.

"Banyak banget Al." ujar gue, nggak bisa buat menahan senyuman untuk terbentuk dibibir gue saat ngeliat dia senyum semanis itu. Damn! Kalau kayak gini caranya justru gue malah yang fall over heels sama dia.

"Gue emang banyak ngemil Yan, hehehe."

Dia duduk lalu menaruh makanan diatas meja didepan kami, menuangkan jus jeruk dari kartonnya kedalam gelas, lalu membuka stoples kue dan menyodorkannya ke arah gue.

"Cobain nih, chocochips cookie home made Pake coklat herseys." Alya mengambil satu untuknya, masih dengan senyuman diwajahnya. Dia memakan sambil tetap menyodorkan stoples ke arah gue.

Back StabberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang