Chapter 5: Mysterious Letter from Anonymous.

56 9 0
                                    

Chapter 5: Mysterious Letter from Anonymous.

Alya berjalan kearah ujung lorong koridor, tempat loker anak angkatannya tersimpan. Sudah sekitar satu minggu ia tidak membuka lokernya.

Ketika Alya membuka lokernya, ia menemukan setumpuk surat dengan amplop berbagai warna. Ia menghela nafas lalu memasukan amplop tersebut kedalam tasnya, lalu mengambil sebuah novel dari dalam loker dan kembali menguncinya.

"Ngecek loker, Al?" tanya Nabilla sambil membuka lokernya lalu mengambil beberapa buku paket pelajaran untuk hari ini.
"Iya Bill, terus malah nemu surat kaleng gini." jawab Alya sambil memasukkan novelnya kedalam tas.

"Surat kaleng dari fans or haters?" tanya Nabilla sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Idk, gue belum baca. Gue duluan ya Bill." Alya tersenyum lalu segera berlalu meninggalkan Nabilla.

Sesampainya dikelas, Alya mengeluarkan semua surat kaleng itu lalu membacanya satu persatu. Semuanya tanpa nama, dari beberapa orang yang mengajak Alya keluar bareng mereka. Sampai akhirnya, surat terakhir dengan amplop paling beda.

Amplop hitam dengan tempelan huruf besar kertas koran bertuliskan 'Anonymous'. Ini pertama kalinya Alya mendapat surat kaleng dengan tampilan seperti ini.

Perlahan, ia membuka surat itu dengan ragu. Penulisnya cukup pintar, ia tidak menggunakan tulisan tangannya sehingga bisa dikenali, tapi menggunakan potongan potongan kertas koran dan majalah yang ditempel menjadi sebuah kalimat yang membuat Alya bergidik ngeri dan mengerutkan kening saat membacanya.

Stay away from him. Or.... I will make you to say goodbye to the whole world.

                                                    A.

A? Alya yakin A disini bukan Adriyan. Tapi "him" yang anon ini maksut sebenernya siapa?  apa mungkin Adriyan? Apa ini salah satu kerjaan fansnya Adriyan?

Karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri, Alya tidak menyadari keberadaan Risen disebelahnya.

"Surat dari siapa Al? Penggemar rahasia lo lagi?" tanya Risen, membuat Alya gelagapan.

"Um.. Dari loker." Alya segera membereskan surat surat tersebut dan menaruh surat dari anon itu ditumpukan paling bawah.

"Coba gue liat." Risen melihat gelagat aneh dari Alya, dia memeriksa semua surat itu, hanya surat biasa dari penggemar Alya seperti yang biasa Alya dapatkan. Lalu kenapa Alya jadi aneh sampe ngelamun dan ga sadar gitu?

Risen hendak pergi keluar kelas sebelum akhirnya sudut matanya menangkap sebuah surat beramplop hitam dilantai dekat Alya. Risen mengambil amplop itu lalu mengangkat heran sebelah alisnya ketika membaca tulisan besar Anonymous didepan cover amplop tersebut.

"Ini apa Al?" tanya Risen sambil mengangkat amplop itu dihadapan Alya.

"Surat." jawab Alya sekenanya lalu mulai pura pura membaca novelnya.
"Sejak kapan lo dapet surat dari anon kayak gini?" tanya Risen menyelidik.

"Baru hari ini." jawab Alya santai, atau lebih tepat nya mungkin mencoba untuk pura pura santai. Risen membaca isi surat itu, kerutan dikeningnya tercetak jelas.

"Terus lo mau ngejauhin Adriyan?" tanya Risen setelah selesai membaca isi surat tersebut.
"Adriyan? Apa hubungannya sama dia coba." tanya Alya heran.

"Ini ada huruf A dibawah suratnya, it means Adriyan kan?"
"I don't think so, gue pikit ini maksutnya 'anonymous' ?" jawab Alya.

"Menurut gue sih gitu, kan dia udah nulis identitas anonnya didepan amplop, Al. Bisa jadi ini clue untuk 'him' yang dia maksut. Lagian juga gue yakin kok ini pasti Adriyan, siapa lagi cowok dengan inisial A yang lagi deket sama lo, Felice." jelas Risen, well ini pertanda Risen serius dengan ucapannya, karna jarang sekali ia memanggil Alya dengan nama depannya kecuali saat saat tertentu.

"Ada apa sih?" tanya Nabilla yang baru datang dengan polosnya sambil memakan keripik kentang.

"Alya, dapet surat kaleng." jawab Risen sambil ikut memakan keripik kentangnya.

"Dari siapa?" tanya Nabilla dengan polosnya sebelum akhirnya mendapat toyoran dikepala oleh Risen.

"Kalo tau dari siapa namanya bukan surat kaleng Nabilla." jawab Alya lalu memutar bola matanya.

"Eh iya ya gue lupa hahaha. Emang isinya apa?" tanya Nabilla lagi.
"Baca aja sendiri." Risen melemparkan surat itu ke arah Nabilla, ia mengerutkan kening saat membacanya.

"Wow." hanya itu yang terucap dari mulut Nabilla.
"Menurut lo, him yang dimaksut sama anon ini siapa, Bill?" tanya Adriyan.

"Gue juga ga tau sih, tapi emang siapa aja Cowok yang lagi deket sama lo yang inisialnya A?" tanya Nabilla.

"Adriyano Daniella Reavens." jawab Risen sambil memakan keripik kentangnya dengan santai.

"Ah kayaknya ulah penggemarnya Adriyan deh." jawab Nabilla.
"Ya terus gue harus gimana? Selama ini kalian juga tau kan kalau gue selalu menghindar dari Adriyan." jawab Alya lalu menghela nafas panjang.

"Iya sih, coba diemin aja deh." jawab Risen yang langsung disambut dengan anggukan kepala Risen.

"Lagian ada atau engga nya Adriyan ga ngaruh ini kan buat lo?" tanya Nabilla menyelidik.
"Iya sih, yaudah dehm" Jawab Alya lalu menghela nafas entah untuk yang kesekian kali.

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿

Adriyan berniat untuk mengajak Alya hangouts bersama teman-temannya. Ia baru saja hendak menyusul Alya kekelasnya tapi ternyata Alya sedang berjalan gontai sendirian sambil membaca novelnya. Ia cepat cepat mengejar Alya.

"Kalo jalan jangan suka sambil baca, nanti nabrak." ucap Adriyan yang hanya direspon lirikan tajam oleh Alya.

"Suka suka gue dong." jawab Alya jutek, Adriyan menggaruk kepalanya, bingung atas perubahan sifat Alya.

"Al, jalan yuk." ajak Adriyan sambil menatap Alya yang masih sibuk membaca novelnya.

"Sorry gue sibuk." jawab Alya dan langsung berlalu meninggalkan Adriyan dengan degub jantung yang berubah ngga menentu.

"Besok gimana Al? Sabtu malem." ajak Adriyan dengan tatapan puppy eyesnya.

Alya menghela nafas lalu menjawab "Sorry gue ngga bisa." lagi lagi Alya menolak, lalu berjalan lagi meninggalkan Adriyan.

"Aaaaaaally, please? Jalan sama gue ya?" Adriyan berteriak hingga terdengan keseluruh lorong. Membuat semua kepala menengok ke arahnya. Pipi Alya memerah tanpa terkendali.

"Gimana ya?" Alya berfikir sejenak, seru juga bikin Adriyan mohon mohon gini, batinnya.

"Gue janji deh bakal nurutin apapun, semua yang lo mau." Adriyan memasang puppy eyesnya lagi.

"Gue pikir pikir dulu ya." Alya membalikan badan lalu meninggalkan Adriyan sambil memasang senyum jahilnya.

"Ally please..." Adriyan kembali berteriak hingga menjadi pusat perhatian orang orang yang masih tersisa dikoridor, yang mulai memandang Alya dan Adriyan tertarik.

"Apa? Ngga denger." Alya tersenyum licik sambil mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya jarak antara Alya dan Adriyan ngga jauh jauh banget tapi lumayan.

"Felicia Alyana Arisandy, please jalan sama gue?" teriak Adriyan sehingga bisa didengar oleh anak anak yang saat ini cekikikan melihat Adriyan yang sedang memohon cuman demi buat bisa jalan sama cewek.

Demi apa, ini Adriyan. Most wanted guy sekolahan. Dia bahkan ngga perlu ngelakuin apa apa, cukup senyum simple aja udah lebih dari cukup untuk bikin cewek cewek dateng ke dia dan ajak dia jalan bahkan tanpa dia minta.

Alya mengeluarkan sticky note dan pulpen dari kantungnya, menuliskan sesuatu dikertas tersebut, merobeknya lalu menempelkannya dilantai sebelum akhirnya berlalu pergi menuruni tangga.

Adriyan segera berlari mengambil kertas tersebut dan membacanya dengan sebuah senyum tercetak dibibirnya.

"Pick me up ay 07.00 pm."

Itu artinya, ya! Adriyan meneriakan kata "yes." sambil berlari menuruni tangga. Ia lalu segera menghubungi Devan dan Daniel untuk menyusun rencananya besok malam.

Back StabberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang