tujuh belas

1.3K 26 0
                                    

           Suara alunan biola terdengar memenuhi ruangan besar disalah satu gedung milik keluarga Wijaya. Terdapat banyak sekali tamu dengan jas dan juga gaun layaknya orang penting, ziano sudah berada di kursi VVIP terdepan sebagai salah satu keluarga Wijaya, ia mengenakan taeksedo tak lupa juga menata rambutnya kebelakang yang menambah kesan formal

" Ga usah tegang " Ucap kevin, laki laki dengan penampilan  sebelas duabelas belas dengan ziano itu menepuk nepuk pundak untuk menenangkan karna beberapa menit lagi ziano akan berpidato diatas panggung. Setelah susunan acara yang dilakukan akhirnya MC memanggil nama putra kedua dari keluarga wijaya

" Graziano satria Wijaya! " Semua tamu yang datang pun bertepuk tangan ketika ziano mulai berjalan menaiki panggung dan ia mengucapkan salam pertemuan dan sedikit pidato  untuk menyambut para tamu

" Mohon bimbingan dan kerja sama nya" Ucap ziano diakhir pidatonya serta membungkukkan badannya memberi hormat dan berlalu turun dari panggung untuk dipakaikan sebuah kalung bunga sebagai tanda selamat lalu memotong sebuah pita untuk meresmikan nya

" Selamat ya zi" Ucap nadira mendekat kearah ziano lalu memberikan sebuah buket bunga

" Gue ikut seneng " Sambungnya lagi lalu mengecup jakun ziano cukup lama, ziano terdiam sesaat melihat nadira yang sudah cengengesan, namun setelah itu ziano mengganti dengan mengecup hidung nafira tak kalah lama. Nadira mematung tak bisa berkata kata atas perlakuan ziano untuk pertama kalinya

" Lo cantik pake dress" Ucap ziano menatap nadira dengan penampilan yang berbeda, rambutnya dikucir setengah dengan pita hitam sebagai hiasan

" Udah, hidungnya nggak ilang " Ucap ziano terkekeh yang melihat memegang hidungnya cukup lama serta diam seperti patung

" Nad nadira? " Panggil ziano melambaikan tangannya tepat didepan wajah nadira membuat nadira sadar lalu tersenyum malu

" Enak zi, gue mau lagi " Ucap nadira tertawa ringan sambil mengetukan jari telunjuknya dihidung beberapa kali

" Otak lo harus dicuci biar nggak sange" Ucap ziano lalu meninggalkan nadira yang sedang memejamkan matanya menunggu.

" Ziano!!! Kok ditinggal sih" Teriak nadira menyadari ziano yang sudah semakin jauh darinya, nadira berlari kecil menyusul ziano yang sedang mendekat kearah teman temannya

                               🙂🙂🙂

     Setelah lama acara akhirnya ziano memutuskan untuk pulang bersama dengan teman temannya menggunakan mobil.

" Itu nadira bukan sih kap" Tanya iqbal ketika mereka telah sampai di gedung parkir

" Mirip" Jawab Michael karna gaun yang dipakai oleh cewek itu sama persis milik nadira

" Nadira!!! " Teriak aldi sambil melambaikan tangan hingga cewek yang mereka sangka nadira itu menoleh dan melepas helm full face yang ia pakai

" Lo pakai motor nad? " Ucap aldi bertanya ketika mereka sudah mendekat kearah nadira

" Nggak, gue pakai andong " Nadira memutar bola matanya malas dengan sikap aldi yang sedikit kurang jelas

" Andong? Kalo udah malam kaya gini nggak ada andong nad" Aldi celingukan seperti benar benar mencari keberadaan andong yang nadira maksut

" Dasar oon, gue naik motorlah anjir"aldi hanya beroh ria , membuat nadira malas menatap aldi yang benar benar sudah goblo*

" Bareng kita aja udah malem" Ucap ziano menarik tangan nadira agar ikut dengannya

" Motor gue gimana" Nadira menahan ziano yang terus menariknya

" Nggak akan hilang" Ucap ziano menatap nadira

" Gue naik motor aja" Nadira membalikan badan dan berjalan kembali menuju motor sport nya

" Bahaya nad" Ucap ziano sedikit khawatir

" Sans aja, gue kan bisa....... " Nadira menggantung kata katanya lalu memperagakan layaknya seorang kung Fu

" Yakin lo bisa? " Terlihat ziano yang sedikit ragu

" Yehh gremehin lo? " Ucap nadira merasa diremehkan

" Ya udah kalo gitu hati hati" Ucap ziano lalu berlalu pergi bersama teman-teman nya, sedangkan nadira segera memakai helm nya kembali lalu menaiki motor keluar gedung menyusuri kota bandung yang sudah sepi karna larutnya malam, menikmati dinginnya angin, nafira mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata melewati jalan raya yang sangat sepi, namun ketika nadira mengurangi laju kendaraannya tiba tiba ada satu pengendara motor yang menyalipnya dengan cara yang tidak santai, nadira pun menaikan  kecepatan motornya untuk menyalip pengendara tadi, nadira mengambil arah kanan tapi si pengendara malah membelokan motornya ke arah kanan juga seolah olah tak memperoleh kan nadira untuk menyalip, beberapa kali melakukan hal yang sama tapi nihil nadira tak bisa menyalip motor itu, mata nadira melirik kaca spion yang memantulkan dia pengendara dibelakangnya

" Shit!! " Umpat nadira dibalik helm full face nya, ini adalah hal biasa yang kerap gengnya alami, namun kali ini nadira hanya sendirian, ia yakin jika para pengendara motor itu sengaja mengikutinya dan mengepung dengan model segita tutup, tiba tiba motor yang berada didepan nadira membelokkan nya  hingga 90 derajat membuat nadira harus mengerem motornya secara paksa dan mendadak

" Anjing! " Nadira turun dari motornya membuka helm yang ia pakai dan segera mendekat kearah si pengendara yang menghalangi jalannya

" Ada masalah apa lo sama gue" Ucap nadira sedikit lebih santai, pengendara motor itu pun membuka helm nya membuat nadira sedikit terkejut ketika melihat wajahnya

" Rafi" Ucap nadira lirih mendekat kearah rafi membelai lembut pipinya, namun rafi malah menepis kasar tangan nadira hingga terpekik kaget

" Nggak usah pegang pegang " Ucap rafi dingin, mata nadira sudah berkaca kaca, terlihat tangan rafi yang sudah memberi kode kepada dua laki laki lainnya

" Akhrgg..... " Erang nadira, tangannya ditarik ke kanan dan ke kiri oleh dua laki laki suruhan rafi

" Tolongin gue" Ucap nadira menatap rafi yang hanya bersedekap dada, nadira menendang selangkangan dua laki laki tadi hingga dirinya terlepas

PLAKKK

" Bangsat! " Nadira menampar rafi hingga terlihat bekas merah di pipi kiri rafi 

" Lo tega fi, gue nggak nyangka" Ucap nadira menatap lekat rafi yang masih berstatus sebagai pacarnya

" Kenapa? Lo kaget ya?" Ucap rafi semakin maju lalu memegang leher nadira dan mencekiknya kuat

" Lo kira gue beneran suka sama lo? " Rafi semakin kencang mencekik nadira, membuat nadira bersusah payah mengambil oksigen

" Lo itu terlalu bodoh " Ucap rafi, nadira semakin menjinjit menahan sakit yang teramat dilehernya

" Dasar bodoh! " Rafi melepas cekikannya dan menghempas badan nadira membuat nadira terjatuh memegang lehernya yang terasa panas

" Selesain bro, gue tunggu sama bang vano" Nadira hanya mendengar kata itu, sebelum akhirnya seseorang membekap dirinya dengan sebuah kain hingga matanya terpejam.

                             🙂🙂🙂

Wahh kok si rafi bisa jadi jahat si

Kira kira nadiranya mau dibawa kembali nih bestiee

Kalo mau tau, ttp stayy yaa
Oke  ......

Don't forget vote and komennn

graziano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang