empat belas

1.4K 30 0
                                    

" Udahlah kap, kayanya nadura emang suka tuh sama si rafiA " Ucap iqbal mempleset kan nama rafi menjadi rafia

" Udah pinter banget ngelilit nadira" Lanjut iqbal

" Iya kap, liat tuh pake dielus segala kepala nadira" Timpal aldi tak suka, kini mereka sedang berada diparkiran sma putra negara  menyaksikan betapa mesranya dua sijoli yang sudah hampir dua bulan ini mengadu kasih. Eakkk

Ziano hanya menatap datar nadira tanpa ingin menyaut perkataan iqbal dan aldi   , ziano memilih berlalu pergi setelah nadira menyadari dirinya dan temen temannya sedang memergoki nadira yang diantar rafi _ padahal beda sekolah

" Eh.... Kap jangan tinggalin kita" Ucap aldi sedikit berteriak menyadari ziano  dan Michael telah berjalan menjauh

" Dasar goblok, tinggal jalan aja susah" Umpat iqbal karena kealayan aldi yang semakin menjadi jadi

" Gendong bal, nggak tau kenapa tiba tiba kaki gue sakit" Ucap aldi dengan memasang raut wajah sok imut kaya tikus kejepit

" Najis! " Iqbal berlalu pergi , ia tak bisa membayang betapa menjijikkan nya tangan aldi yang bergelayut di leher nya

" Tega lo bal!! " Teriak aldi dengan tangan yang masih menggantung ke depan seperti hantu cina, iqbal hanya mengangkat tangannya melambai tanpa membalikkan badan

                       🙂🙂🙂

         Ziano menatap seorang cowok yang kini tengah tertidur damai, fisiknya yang sama persis dengan dirinya menandakan bahwa cowok itu adalah kembarannya, berbagai alat yang terpasang di tubuh diano membuat ziano sedikit tak tega, ziano memalingkan wajahnya menghapus air mata yang ingin keluar tapi ia tahan

" Bangun"  Ziano menatap diano lekat

" Lo harus bangun, gue juga butuh lo sebagai kakak gue " Kini ziano sudah tak sanggup untuk membendung air mata yang sudah berkumpul dipelupuk matanya, ia kembali mengingat bagaimana papa dan mamanya memisahkan dirinya dan diano didua kota yang berbeda tanpa alasan yang jelas

" Gue sayang lo" Ziano hanya bisa menyatakan semua ini tanpa didengar diano,  isak tangisnya semakin menjadi di iringi dengan iringan mesin yang masih setia berdebat

         Setelah lama menangis ziano tak sadar hingga tertidur dengan posisi yang sedikit tak mengenakan, hingga silauan sinar matahari yang berasal dari jendela pun membuat ziano harus terbangun, ziano menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang membuka korden jendela itu
Seseorang dengan perawakan tinggi sama seperti ziano juga dengan pakaian pasien dan infus yang ia pakai. Ziano langsung berdiri dengan nyawa yang belum sepenuhnya berkumpul

" Diano? " Tanya ziano memastikan, seseorang itu pun akhirnya membalikkan badanya menatap ziano  dengan senyum yang ia tampakan

" Lo udah bangun? " Tanya ziano masih tak percaya, diano hanya tersenyum, ziano berjalan mendekati diano yang hanya diam saja

" Gue juga sayang lo " Ucap diano tiba tiba, ziano mendekap erat tubuh kembarannya tak ingin lepas

" Setelah lo sembuh kita main bareng bareng ya " Ucap ziano didalam dekapannya, ia merasakan diano yang mengangguk setuju, ziano terkekeh pelan

" Sekali lagi gue sayang lo! " Ziano mendekap kembarannya semakin erat menikmati setiap pelukan dan juga nafas yang terhembus ditelinga nya sambil memejamkan mata, hingga sebuah notifikasi telpon membuat ziano terbangun dari tidurnya, ia menatap kembarannya yang masih tertidur pulas, mimpi yang sangat indah, akhirnya ziano berlalu keluar ruangan yang ditempati diano untuk menjawab telpon  tersebut.

                             🙂🙂🙂

Up up up!!

Yuhuuuu bab keberapa ini?
Ayo dong semangatin teth, biar cerita grazianonya bisa sampai selesai

Makasih buat para bestie yang udah baca, tetep stay disini yaaa

Dan yang pasti jangan lupa vote and komen yang banyakkk

Makasii😘

graziano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang