" Kepung dari semua arah!!!! "Ucap ziano didalam sambungan telepon nya seluruh geng luxurious langsung mengepung tempat dimana tadi GPS nadira tertera, motor serta mobil dari geng luxurious telah mengelilingi gudang yang sudah tak dipakai itu. Ziano turun dari mobil beserta teman temannya dan berjalan masuk kedalam gudang menyusuri setiap ruangan, cukup lama mereka menyusuri setiap ruang dan tempat namun tak ada satu pun tanda tanda jika nadira berada di tempat itu
" Lo dimana sih nad" Ziano mengusap wajahnya kasar
" Kap!!!!! " Teriak salah satu anggota geng luxurious sedikit keras, ia berlari kecil mendekat kearah ziano
" Ini punya nadira bukan" Tanyanya menunjukkan sebuah pita hitam
" Dapet dari mana lo" Yaa benar pita itu milik nadira, nadira memakainya di pesta tadi malam
" Didalam hutan pinus, kira kira dua puluh meter dari sini"
" Ini dimana kap? " Tanya iqbal menunjukkan GPS nadira yang sudah berpindah tempat
" Yang jelas nggak jauh dari sini" Ucap ziano lalu berlari keluar gudang
" Ikuti GPS nadira!!! " Ziano berteriak sangat keras memberi tau anggotanya lalu masuk kedalam mobil untuk menuju tempat dimana nadira berada
🙂🙂🙂
Ruangan serba putih serta selang infus menyambut nadira yang baru saja bangun, nadira menghela nafasnya pelan bersyukur, dari tempat yang sedang ia tempati ia yakin jika dirinya sedang berada di rumah sakit, nadira menatap sekitarnya yang berisi barang barang medis, namun diruangan yang lumayan besar ini hanya ada dirinya seorang, nadira segera menelisik sekitarnya hingga ia sadar ternyata tangan dan kakinya telah diikat secara terlentang
" Kita harus hati hati pa, tadi ziano sama gengnya sempat kegudang" Terdengar suara yang sangat familiar di telinga nadira diluar ruangan
" Papa tau, kita harus lakukan sekarang " Ucap seseorang itu kini suaranya telah berubah menjadi terkesan seorang yang lebih tua, nadira semakin bingung mendengar percakapan yang ia yakini seorang ayah dan anak
" Gue dimana si" Lirih nadira, ia segera melihat lihat tempat itu lagi, jantung nya mendadak berdetak sangat cepat ketika melihat sebuah lemari es dengan pintu yang terlihat bening mengekpos sebuah tangan dan juga jari jari manusia yang telah terpotong, nadira mulai gemetar, ia bukan orang yang bodoh nadira tau pasti dirinya akan mendapat nasib yang sama dengan seseorang yang telah terpotong dan masuk kedalam lemari es itu
" Ziano tolongin gue" Ucap nadira bermonolog
" Gue takut" Pintu itu memperlihatkan seorang cowok dan satu laki laki paruh baya dengan jas putih yang mereka pakai layaknya seorang dokter
" Vano" Ucap nadira ketika melihat wajah lelaki muda itu, Vano hanya tersenyum melihat nadira yang mulai ketakutan
" Lepasin gue van" Cicit nadira ketika tali yang mengikatnya semakin kencang
" Nglepasin lo? Setelah ayah lo ambil semua hak papa gue? " Ucap Vano tersenyum miring
" Perusahaan yang ayah lo bangun itu harusnya milik papa gue" Sambung nya lagi
" Gue bakal kasih apa aja yang lo mau, asalkan jangan bunuh gue " Ucap nadira memohon
" Apa aja? " Tanya Vano lalu melirik Hendrik _ papanya
" Mau apa pa" Vano menatap Hendrik sambil tersenyum smirk
" Saya mau kamu mati " Ucap Hendrik menodong nadira dengan pisau kecil dan mengayunkan nya diwajah bagian kiri milik nadira
" Apa salah nadira om, nadira nggak tau tentang perusahaan " Ucap nadira mulai takut melihat semua ini, apakah dirinya hanya akan hidup sampai umur semuda ini? Tidak!!!
" Pliss van tolongin gue " Ucap nadira matanya mulai mengeluarkan buliran buliran air yang jatuh membasahi pipi
" Ginjal lo itu berharga, clara yang status nya adek gue pun udah gue jual satu ginjalnya " Ucap vano lalu tertawa renyah
" Kata-kata terakhir? " Vano mendekat kan sebuah hape didekat wajah nadira, nadira menggeleng
" Kata terakhir? Gue nggak akan mati!! " Ucap nadira menekan setiap katanya, ia merasa Hendrik telah mengolesinya sebuah gel di bagian perut nadira hingga sebuah pisau mulai menyayat perut nadira secara perlahan, nadira meringis menahan sakit , nyawanya seperti akan Melayang ketika hendrik yang terus mengayunkan pisau itu di perut nya
" Akhrg!! " Erang nadira berteriak, sayatan di perut nya membuat dirinya pasrah dan hanya bisa menangis
" Lepasin gue" Ucap nadira sangat lemas yang malah dijawab gelak tawa oleh hendrik dan vano
Jeduarr!!!!!!!
Suara dobrakan pintu membuat hendrik menghentikan aktivitas nya, ia melihat arah pintu dan mendapati ziano serta antek anteknya yang menatapnya garang
" Bangsat lo van! " Umpat ziano lalu berjalan cepat mendekat kearah vano dan memberi sebuah bogeman mentah tepat diperut vano, sedangkan dika, ia langsung berlari mendekati nadira yang sudah terlihat pucat lalu melepas semua tali yang mengikat nadira
" Bang perut gue" Ucap nadira sangat lirih
" Iya, kita langsung kerumah sakit ya? " Dika tak kuasa melihat nadira yang sudah sangat mengenaskan dengan banyaknya luka lebam dan sayatan, dika melihat sekitarnya dan melihat ziano serta yang lain masih sibuk saling melawan
" Ziano!!! Awas!!! " Teriak dika matanya tertuju pada hendrik yang membawa pisau dan benar saja pisau itu mengenai ziano begitu saja, tangan dika mengepal lalu berjalan mendekat kearah hendrik
" Dasar tua !!! " Dika sangat geram dengan hendrik, ia menendang hendrik kuat hingga hendrik membentur tembok
" Kita harus bawa nadira sama ziano kerumah sakit ucap dika pada anggota geng luxurious
" Bang gue bingung " Ucap Michael mendekat kearah dika
" Bantu gue bawa nadira sama ziano kerumah sakit sekarang! " Ucap dika lagi, ia sangat tak tega melihat nadira yang sudah tak sadarkan diri, ia segera menggendong nadira dan berjalan keluar diikuti dengan iqbal dan aldi yang memapah ziano
" Selesain semua ini!! " Teriak Michael memberi perintah pada seluruh anggota geng dan berlalu pergi menyusul yang lain
🙂🙂🙂
Okee bisa up lagi
Buat para pembaca teth, ingetkan?
Jangan lupa vote and komen, biar apa?
Biar teth semangat nulisnya dong
Thank you😘
Yaa ampun bestie harus ngilang lagii huhuu sedihh😭
Para pembaca yang teth sayang kalian siap buat nunggu teth lagi kannn
See youu😇
KAMU SEDANG MEMBACA
graziano
Tienerfictie" Pliss bisa nggak jangan jakun gue yang lo kiss, pipi aja, jangan bikin gue khilaf Nad" " Hehe maaf tapi gue suka jakun lo"