Senoparty

03. You In The Publish

Di bawah kepimimpinan Direktur Kang—yaitu ayahnya sendiri Kang Taehyung memiliki wewenang penuh atas Santa Hotel dan Santa  Mall. Dua perusahaan raksasa itu adalah bagian wilayahnya, Kang Minho yang berstatus sebagai putra sulung dari Santa Group pun tidak memiliki hak untuk mengusik daerah kekuasaanya, begitu pun sebaliknya.

Begitulah cara sang ayah mengatur kedua putranya. Meski darah mereka menyatu dalam sebuah ikatan keluaraga, Kang Minho bukanlah seseorang yang berarti baginya, Taehyung tidak pernah menganggap Minho sebagai seorang kakak. Pun keduanya tak pernah mau saling mendekatkan diri sebab dunia mereka penuh kesibukan dan tuntutan. Oleh karena itu, persaingan di antara mereka tumbuh dengan pesat.

Dua bersaudara Kang itu selalu panas, tidak ada jalinan kasih di antara mereka selain persaingan yang ketat. Minho terobsesi untuk menjatuhkan Taehyung, meski sulit menghadapi sang kakak, Taehyung tidak akan membiarkan pria itu menjatuhkannya dengan mudah.

Keadaan mereka semakin memanas setelah
dua bulan terakhir, pemimpinan besar Santa Group—Kang Taeho menuntut peningkatan penjualan secara besar-besaran. Dalam angka penjualan, Taehyung kalah telak, seperti yang sudah ia katakan, Minho adalah lawan yang sulit. Setelah Minho berhasil mengalahkannya, pada sebuah rapat besar yang dihadiri para petinggi perusahaan Taehyung harus menerima kalimat-kalimat dari Minho yang semakin menggiringnya ke pinggiran, itu merupakan sebuah hinaan. Kendati begitu, memahami percikan api di antara kedua putranya, sang ayah justru tidak melakukan apa-apa selain hanya mengakhiri rapat setelah membangga-banggkan Minho di hadapan para petinggi Santa Group.

Pemenang layak disanjung, begitulah prinsip ayahnya. Dari sana Taehyung semakin benci kekalahan.

Kekalahannya tempo lalu sudah cukup menjatuhkannya, lantas cepat atau lambat Kang Taeho—ayahnya pasti akan segera tahu bahwa ia telah mengakhiri pertunangannya dengan putri sang walikota. Taehyung yakin sekali hal ini akan memperkeruh keadaanya. Tapi, mau bagaimana lagi? Ia tidak tahan dengan perempuan itu, mereka tidak cocok.

Semua tekanan ini membuat Taehyung jengah, ia muak dan terbakar seluruh jiwa setiap hari. Malam itu, Taehyung tidak memiliki pelampiasan lain selain mengikuti ajakan Jimin untuk menghamburkan uang pada sebuah klub malam. Malam itu ia melepaskan semua tekananya di bawah pengaruh minuman, juga ...wanita itu.

Ia sadar sudah melakukan kesalahan dengan melewati batas, selama 28 tahun hidup, Taehyung sudah dituntut untuk menjaga kebersihan nama. Sang ayah tidak memberinya tolenransi jika sampai mengotori nama keluarga. Wanita itu bisa melibatnya ke dalam sebuah skandal, itu merepotkan sebab Taehyung akan berurusan oleh kebengisan ayahnya.

"Anda sudah terlambat 5 menit, bergegaslah."

Supir Hong mengingatkannya pada sebuah jadwal rutin di sebuah lapangan golf property pribadi milik ayahnya. Sebenarnya itu adalah rutinitas keluarga, sekiranya satu bulan sekali Kang Taeho mengundang putranya untuk meluangkan waktu bermain golf—terkadang sang ayah sudah menentukan jumlah taruhan dan begitu menikmati permainan bersama anak-anaknya.

"Bisa aku melewatkannya?"

"Tuan besar tidak akan menyukainya," dialog supir Hong yang sudah seperti kerabatnya sendiri.

Pun Taehyung tidak bisa berbuat banyak. "Baiklah, kita berangkat."

Dalam perjalanan mereka perlu waktu beberapa menit, setibanya di sana Taehyung sama sekali tidak menampilkan ekspresi apa-apa terlebih lagi mengetahui etensi Kang Minho juga turut serta di sana. Ia melangkah dengan menegakkan bahu penuh harga diri, melihat itu Kang Minho meletakkan tongkal golfnya di atas bahu menyambut kehadiran sang adik dengan penuh kemunafikan.

"Kau terlambat," kalimat Minho terdengar ketus.

"Waktuku berhaga, dan aku meluangkannya untuk pekerjaan. Jangan heran kenapa aku bisa terlambat," katanya pada Minho.