Taehyung merasakan usapan lembut di kepalanya, belum mau membuka mata, tetapi ia cukup menikmati usapan-usapan penuh kasih sayang itu. Rasanya, seperti dimanjakan oleh kelembutan sutra, ia jadi makin malas membuka mata. Juga merasa tak punya tenaga, Taehyung bahkan tidak mau repot-repot untuk tahu siapa yang sedang membelai kepalanya.
Sujinkah?
Ia yakin ini Sujin, karna seharusnya ia sudah pulang.
Meski Taehyung tidak ingat bagaimana caranya pulang, tetapi ia masih ingat betul sebelum kesadarannya benar-benar tumbang ia menghubungi paman Hong untuk diantar pulang.
Sementara itu si jalang Hyewon pergi
meninggalkannya usai memastikan ia mengomsumsi obat setan itu. Ah, bangsat, Hyewon kembali membuatnya mengulangi
kelakuan bejat di masa lalu. Padahal, setelah mengakhiri hubungan mereka Taehyung sudah betul-betul bertaubat, menjauhi obat-obatan terlarang demi masa depan yang cerah.Hyewon benar, sewaktu wanita itu masih menjadi tunangannya mereka sering berbagi obat-obatan. Taehyung tidak tahu bagaimana cara membelinya, dulu ia bergantung pada Hyewon sewaktu ia membutuhkan obat itu. Rasanya tidak bisa dijelaskan, obat itu punya cara kerja yang gila, nikmat dan bebas, ia memakainya untuk bersenang-senang. Obat itu ajaib, karena keesokan harinya ia beraktifitas tanpa punya beban meski sedang dilanda kesulitan.
Semalam, Hyewon membuatnya merasakan sensasi itu lagi. Ia tidak sadar di bawah halusinasi, tertawa seperti orang sinting, dan menghirup napas putus-putus. Sewaktu paman Hong menjemputnya pria tua cuma menganggap ia mabuk biasa, dan Sujin pasti terkejut mendapati dirinya pulang dalam keadaan mabuk berat. Semoga saja wanita itu tidak curiga.
Pulang dalam keadaan kacau balau Taehyung yakin telah membuat Sujin khawatir, bagaimana ya cara menjelaskannya? Tidak mungkin ia berkata jujur, sudah jelas Taehyung akan mengarang kebohongan. Tapi nanti, biarkan ia tidur sebentar lagi. Lagipula, ini masih tengah malam.
"Sayang, bangun ini sudah jam 2 siang."
Itu suara Sujin yang melantun lembut, mencoba membangunkannya. Ia sudah sadar dari pengaruh obat, tapi rasa kantuknya betul-betul hebat.
Pengaruh obat yang diberikan Hyewon tak hanya mengantarkannya pada halusinasi yang kuat, tetapi juga membuatnya lupa waktu, benarkah ia sudah tidur selama itu? Mengusak sedikit, dan mengintip dari balik tumpukan bantal ia melihat Sujin se dang duduk di tepi kasur. Ah cantiknya, Taehyung gatal ingin menarik Sujin ke pelukannya, dan ketika wanita hamil itu merunduk guna melihat wajahnya, Taehyung langsung meraih pinggang Sujin membuat wanita Liu itu memekik kaget.
"Selamat pagi."
"Selamat siang lebih tepatnya." Sujin mengoreksi.
Taehyung tidak peduli meski itu artinya ia bolos kerja lagi, ia mengusel ke leher Sujin, mencium aroma sakura dari sana. Mereka merebah berhadapan, menerima kelakuan manja itu, Sujin membalasnya dengan menyisiri rambut Taehyung dengan jari-jarinya.
Taehyung kembali memejam, mau lanjut tidur.
"Rambutmu bahkan bau alkohol, kenapa tidak jujur kalau ingin pergi minum-minum? Aku pasti izinkan."
Tidak disangka Sujin malah memberi pengertian, tetapi rasa bersalah kemudian timbul di hatinya. Ia sudah membohongi Sujin, wanita itu tidak tahu tadi malam ia bukan cuma minum-minum biasa. Tapi, bar, alkohol, judi, dan.... obat.
Taehyung mengakui keberengsekannya, tapi nanti setalah ia mencekik Jimin. Taehyung berdoa pria itu mati keracunan miras, mungkin agak berlebihan, namun setelah melihat kenyataan Jimin juga patut disalahkan.
"Jangan marah, oke?" Suara Taehyung masih serak.
"Aku tidak marah kok."
"Aku cuma minum-minum bersama Jimin." Setidaknya di bagian itu Taehyung tidak berbohong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senoparty
FanfictionPada pertemuan pertama mereka Sujin langsung mengerti bahwa Kang Taehyung tertarik padanya, hal demikian juga dirasakannya. Tetapi sayangnya Sujin masih terlalu awam untuk tahu siapa pria itu, tanpa sadar keterlibatannya dengan Taehyung membuat Suji...