Spesial Chapter(out skenario)

5.2K 278 2
                                    

ini spesial full Tania POV. karena nanti Tanianya gak ada. T^T

hiks..

happy reading~~

~~~~

(Tania's POV)

Punya pacar yang manis itu ada enak juga gak enaknya. Kalau enaknya pasti semua iri, bilang gue beruntung atau apalah. Bilang gue beruntung ngedapetin sang malaikat. Gue hanya menanggapi senyuman. Gak enaknya itu ya saat ini. Gue di bilang ngeganggu pemandangan, gue di bilang ngerebut sang tuan putri, ngerebut sang putri impian mereka. Mereka hanyalah penyuka atau pengagum biasa dari Ashiya! Hanya sekedar pengagum, tanpa ada melakukan atau mengutarakannya.

"Lo itu belagu ya jadi adik tingkat."ucap kakak kelas yang menurut gue sok seksi.

"Ini adik kelas songong deh. Emang lo pikir Ashiya suka ma lo? Ngaca! Lo cakep aja kagak. Paling juga di jadikan mainan lo!"ucap cewek yang di kuncir kuda. Aku belagu? Sok cakep? Hei! Bukannya mereka yang sok seksi saat mereka di depan kak Ashiya?! Tak gue duga salah satu diantara mereka ngedorong gue ke belakang sampai jatuh. Gue hanya mengaduh sakit. Dan natap mereka tajam.

"Makanya lo jadi adik kelas jangan belagu! Lo kan Cuma pacar sementara Ashiya. Gak usah deh lo sok-sokan udah miliki Ashiya."maki anak cewek yang gue kira pelacur. Habis tampilannya gak kayak anak sekolahan.

"Dah ah. Dia siram aja!"gue mendadak mendongak ketika salah di antaranya mengatakan itu. Gue hanya memandang horor waktu 1 ember full di tumpahkan di atas gue. Bau! Air apa ini? Gue hanya memandang pasrah ketika baju gue sudah basah dan em,, bau. Mereka cekikian senang lalu kakak kelas yang setau gue namanya Sesi berjongkok di depan gue mencengkram dagu gue. Dia memandang gue nyalak. "HEH! Sadar lo!! Lo Cuma mainannya Ashiya! Sekali lagi gue ngeliat lo jalan bareng Ashiya. Gue jamin gue habisi lo!" setelah itu dia mendorong gue ke belakang.

Dan mereka ninggalin gue di gudang belakang sekolah sendiri. Gue harus bagaimana ini? Kak Ashiya akan jemput gue ke kelas. Apa gue gak usah bareng kak Ashiya? Gue hanya menghela nafas. Tamparannya tadi nyakitin, terlebih lagi bajunya sudah bau. Guepun berdiri dan melangkah menuju keluar gudang belakang sekolah berjalan menuju kelas. Rasanya gue gak nyaman dengan penampilanku yang sekarang. Gue harus bilang apa nanti ke kak Ashiya? Gue hanya melangkah pelan menuju kelas gue. Tapi langkah gue terhenti saat ada panggilan yang manggil nama gue. Gue hanya berhenti. Bukan menoleh.

"Tania! Kamu keman-astaga! Ada apa denganmu? Kok.."gue tau betul dia adalah sahabat gue, Randy. Dia hanya natap gue heran. Gue hanya tersenyum kecut membalas tatapannya. "Pasti mereka lagi kan?! Iyakan Tania?!"gue hanya tersenyum kecut menanggapinya. Rupanya Randy sudah mulai geram akan kelakuan fans-fans Ashiya.

"Sudahlah, Rand. Aku gak apa."

"Tapi Tania. Mereka sudah keterlaluan!! Harusnya mereka..lo marahi."gue hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Lalu melangkah menuju kelas. Tapi sepertinya Randy dengan baik hatinya meminjamkan gue jaket yang dia kenakan. "Jangan, Rand. Jaketmu nanti bisa-"

"Sudah, gak apa."

Gue hanya diam, dan kembali ke kelas. Saat tiba di kelas gue di kagetkan akan sosok yang gue kenal. Kak Ashiya?! Dia yang sadar saat gue datang lalu menoleh padaku. Dan dapat gue lihat keterkagetannya padaku.

"Tania? Lo kenapa? Kok..."dia mandang gue dan Randy bergantian.

"Harusnya lo tanya fans-fans lo donk!"ujar Randy yang gak bisa lagi nahan amarahnya. Dia sudah ngepalin tangannya di samping, tapi aku memegang tangannya Randy agar gak kelepas emosi.

"Maaf ya kak Ashiya. Aku gak bisa bareng kakak pulang. Hehe. Aku bareng Randy aja. Soalnya takut mengotori kursi mobil kakak."ucap gue. Gue tau betul rasanya menyakitkan ngeliat ekspresinya sekarang. Tapi, gue gak mau mengotori kursi mobilnya kak Ashiya. Dan kak Ashiya hanya nundukin kepalanya.

"Tania."ucapnya pelan. "Apa lo begini karena fans-fans gue?"lanjut kak Ashiya. Gue hanya diam aja gak tau mau jawab apa. "Maaf Tania. Gue..gue gak bisa ngelindungi lo."dia mengangkat wajahnya. Terlihat jelas kalau dia nangis. Jujur rasanya gue seperti hanya bisa matung di tempat. Diapun berlalu ninggalin gue.

Gue hanya terpaku diam di tempat.

⋇⋇⋇⋇⋇

Berita tentang putusnya gue dengan kak Ashiya menggemparkan semua makhluk yang berpenghuni di dalam sekolah. Mereka berlomba-lomba menyatakan cinta mereka kepada kak Ashiya. Sebenarnya saat pulang kemarin kak Ashiya menghampiri rumah gue, dia bilang mending kita putus. Gue yang dengar itu rasanya pengen nangis. Dan tentu malamnya gue nangis. Hampir semalaman gue menangis. Gue sebenarnya masih suka kak Ashiya. Tapi kata kak Ashiya ini demi menjaga gue. Sekarang saat di sekolah gue masih enggan untuk hanya sekedar menyapa kak Ashiya saat kita bertemu. Gue lebih banyak menundukkan kepala bila ketemu.

Semenjak putusnya gue dengan kak Ashiya hidup gue di sekolah kembali normal. Tak ada yang membully lagi. Dan kabarnya kak Ashiya nolak semua pernyataan cinta para cewek-cewek di sekolah. Hanya itu yang gue tau. Selebihnya gue gak tau lagi. Dia selalu sendiri dan selalu sendiri bila pergi ke kantin. Gue hanya bisa mandang kak Ashiya dari jauh. Akhir-akhir ini kak ashiya menyendiri dan tak seceria kemarin-kemarin. Ingin sekali gue menyapa dan menanyakan kabarnya. Tapi tak berani.

Saat di rumah gue menguatkan hati ngebuat nelpon kak Ashiya.

"Ya? Ada apa Tania?"suara kak Ashiya sangat lembut. Gue jadi kangen dengan kak Ashiya. "Tania?"

"Ah. Iya kak. Anu. Aku hanya ingin menanyai kabar kak Ashiya. Aku...sedikit cemas. Karena akhir-akhir ini....kak Ashiya tampak tak bersemangat."ucap gue.

Diam hening tanpa ada jawaban. Lalu kak Ashiya tertawa pelan. "Ahaha. Lo khawatir ma gue, Tania?"ujarnya di sebrang. "Tenang. Gue gak apa."

Kini kembali gue yang diam. Tapi kelakuan kak Ashiya gak mengatakan dia baik-baik saja. "Gi..gitu? ah iya syukurlah."

"Mungkin gue kena karma karena gak peduliin elo, Tania."ucapan kak Ashiya ngebuat gue diam beribu bahasa. "Gue suka seseorang. Tapi gue untuk dapetinnya susah sekali. Butuh yang namanya rasa sakit yang harus gue rasain. Ini mungkin balasan Tuhan ke gue, karena gue nyakitin elo." Gue rasanya ingin nangis ketika ngedenger kata kak Ashiya. Jadi dia beneran emang gak nyukai gue? Jadi dia nyukai orang lain? Mengingatnya aja gue sakit hati.

"Gue...sakit hati Tania." Lengkap sudah rasa sakit yang gue rasakan. Air mata gue turun dengan suksesnya. "Dia nikah...dia akan nikah Tania. Gue harus gimana?" gue kembali diam. Jadi orang yang dia suka akan menikah?

"Kak Ashiya. Apa salahnya mempertahankan rasa cinta kakak. Kalau emang masih bisa di pertahankan, pertahankanlah. Sampai saat orang itu sendiri yang akan mengatakan pada kita. Untuk menjauh dari darinya. Walau aku tau cinta tak harus memiliki. Tapi tak salah juga kan mempertahankan apa yang jadi cinta kita?"ucap gue. Tak ada jawaban. Hening.

"Thanks Tania. Lo bener banget. Gue gak nyesal pacaran ma lo. Lo cewek yang hebat Tania." Gue hanya tersenyum mendengar kak Ashiya ngucapin itu. Setelahnya sambungan telpon terputus. Gue mutusin untuk ngebaringin tubuh gue di kasur. Mungkin sudah saatnya move on. Guepun tersenyum, dan kembali tidur.

selamat menikmati cerita aneh ini. XD hehehe. permintaan dari adik saya minta ada Tanianya. :3

ya dah deh saya buatkan. >///<

Anata wa Watashi no Hidesu  (yaoi) (BxB!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang