nyaahoo~~ :3
makasih ya yang sudah kasih koment atau saran, atau semangat buat authornya. XD
makin sayang kalian. XD #hug
hehehe. ^^ makasih ya untuk para readers yang masih setia nunggu cerita dari author. *jadi terharu* T^T
selamat menikmati. ^^
happy ready~~~
~~~~
WARNING 18++!!!
Setelah setengah jam, Nico gue suruh untuk tidur merilekskan pikirannya. Dan dia mau melakukannya. Setelah Nico terlelap gue keluar dari kamarnya dan berjalan menuju bawah. Gue ngeliat kaa-san sedang asyik memasak, bisa di rasakan aroma yang menghampiri indra penciuman gue. Rasanya sangat wangi.
Guepun menghampiri meja makan dan menarik salah satu kursi di sana. Dan duduk memandangi punggung kaa-san. "Araa. Ashicchi. Kau mengagetkan kaa-san."guepun tersenyum jail. "Apa kaa-san pikir aku adalah daddy?"tiba-tiba wajah kaa-san menjadi merah dan salah tingkah.
"Ashicchi. Jangan jahil kamu. Akan aku hukum kamu kalau kamu jahil." Gue hanya tertawa kecil melihat reaksi kaa-san. Kaa-san dan daddy saling mencintai. Bisa di lihat dari cara perlakuan daddy pada kaa-san. Begitupun sebaliknya. Terkadang gue sendiri sangat iri dengan kaa-san. Apa gue bisa beruntung seperti kaa-san? Guepun ngejatuhin kepala gue di meja dan masih memandang punggung kaa-san yang sedang memasak.
"Kaa-san. Jatuh cinta itu seperti apa?" kaa-san menatap gue setelah gue menanyakan hal itu. Kaa-san hanya tersenyum lalu melanjutkan dengan memasaknya. "Ashicchi. Apa kau jatuh cinta pada seseorang?"gue tak dapat menjawabnya karena gue bingung apa perasaan gue ini di sebut sebagai cinta? "Ashicchi, ketika menemukan seseorang yang dapat menjadi cahaya bagi kita kita dapat menganggapnya dia adalah penting bagi kita. Debaran hangat ketika bersamanya, debaran yang selalu menanti keberadaannya. Kita akan selalu mengingat setiap senyum dan kelakuannya yang membuat kita tersenyum sendiri."
Setelah selesai memasak kaa-san menyiapkan beberapa perkakas makan di meja. "Ashicchi. Saat kita jatuh cinta maka kita tak ingin membuatnya sedih. Kita selalu berusaha mengejar sosoknya. Kita ingin dia bahagia. Bila dia bahagia maka kitapun akan bahagia. Hanya dengan melihatnya tersenyum hatimu akan senang."ucap kaa-san sambil tersenyum.
Guepun mengangkat kepala gue. "Tapi kaa-san. Bila dia tak dapat menjadi milik kita bagaimana? Apa kita juga akan bahagia melihatnya?"
Kaa-san kembali tersenyum. "Ashicchi. Cinta itu bukan untuk memiliki seseorang. Cinta tak harus memiliki. Bila memang dia tak dapat kita miliki maka relakanlah."gue hanya menyerengitkan alis gue. Merelakan? Kaa-san kembali tersenyum. Seperti dapat membaca pikiran gue. "Ashicchi, bila kamu tak dapat memiliki cinta dia maka lepaskanlah dia. Cinta tak dapat di paksa. Kamu akan bahagia ketika diapun bahagia. Kita turut menyumbangkan rasa bahagia padanya. Berat memang untuk di jalankan. Tapi pasti akan ada jalan keluar untuk semua masalah. Kalau mereka jodoh maka akan selalu bersama." Gue hanya tercengang mendengar penuturan kaa-san. apa gue harus merelakan Chandra? Apa gue siap natap wajahnya dengan senyuman?
Guepun menatap kaa-san. dia sebentar lagi selesai menata makanan yang ada di meja. "Kaa-san. bisa seorang lelaki menyukali lelaki lain apakah itu juga sebuah jodoh?"kaa-san berhenti mendadak dari aktivitasnya. Kaa-san menatapku bingung. Mungkin kaa-san bingung dengan jawaban yang akan di berikan padaku. Lalu kaa-san tersenyum padaku. "Ashicchi, jodoh adalah takdir yang mempertemukan kita dan mengenalkan kita pada seseorang. Kamu dan kaa-san juga adalah sebuah jodoh. Kamu di jodohkan menjadi anakku. Sama halnya ketika kaa-san dengan Klimson. Kami di jodohkan bertemu dan menjadi orang tua sekaligus keluarga bagimu. Bila yang di sukai adalah seorang lelaki maka itupun jodoh. Tapi berbeda halnya saat kita jatuh cinta pada orang itu. Cinta sudah ada dalam diri kita, Ashicchi. Hanya pada saat tertentu cinta itu akan muncul. Kita tak dapat menentukan dan memprediksi datangnya cinta. Atau bahkan ketika kamu ingin menghilangkan cinta itu. Jadi cinta itu energi yang datang secara tiba-tiba. Cinta itu anugrah, Ashicchi." Gue cukup terkejut dengan jawaban kaa-san. kaa-san tidak bertanya kenapa gue bertanya demikian. "Panggil Jen-chan dan Ni-kun. Kita akan makan bersama." Guepun turun sari kursi dan mencari Jenni. Setelah selesai guepun naik menuju kamar Nico gue mulai membangunkan dia dan menyuruhnya makan. Dia hanya mengangguk lalu turun kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata wa Watashi no Hidesu (yaoi) (BxB!!)
Roman pour Adolescentsno description! silahkan di baca... {ADA SEBAGIAN PART YANG DI PRIVATE} TERIMA KASIH