GRAAAAH!.
Suara raungan monster laut itu sangat menggelegar hingga membangunkan (Name).
'Sudah mati?' berapa lama aku tidur, jika monster laut yang menelan Kim Dokja itu mati artinya sudah 4 hari berlalu.
Sruk.
Tiba-tiba ada seseorang yang naik dari sungai ke trotoar jalan. yah itu sudah pasti Kim Dokja. Perlahan aku berjalan mendekatinya, terlihat raut wajahnya yg sedang tersenyum licik.
"Kim Dokja." Panggilku pelan.
Orang itu terjingkat sedikit kemudian menoleh ke arah ku.
"(Name)! Apa yang kau lakukan disini?"
'Kupikir dia akan mengikuti bajingan itu kedalam stasiun.' Kim Dokja memperhatikan penampilan lusuh wanita didepannya itu. Kemudian tersenyum miris karena mengingat penampilan nya lebih buruk saat ini.
"Entahlah tapi sepertinya aku tak bisa jauh darimu." yah itu hanya alasan saja. Kalian ingat aku pindah kesini karena melihat tayangan di channel bihyung yang menyoroti dirinya. Sejujurnya aku juga ingin melakukan sesuatu tapi takut dengan butterfly effect, satu-satunya pilihan adalah mengikuti mc di dunia ini agar tetap selamat sampai akhir cerita.
Kim Dokja mengerutkan dahinya. Dia memikirkan maksud ucapan (Name) apa itu pertanda baik atau buruk untuknya.
"Lebih baik kembali dalam skenario secepatnya atau sesuatu yang buruk akan terjadi." Mendengar itu Kim Dokja menepis beberapa pikirannya dan mengangguk.
Kemudian mereka berdua berjalan memasuki wilayah skenario utama kedua.
[Daratan di wilayah skenario ini sangat tercemar.]
[Tahan nafas anda dan bergeraklah ke stasiun bawah tanah secepatnya!]
Begitu layar peringatan muncul (Name) dengan cepat mengarahkan tangannya ke depan dan Wuuss... Angin yang sama seperti sebelumnya berhembus membuka jalan diantara kabut beracun.
'Curang.' Kim Dokja merasa tak adil jika orang seperti (Name) ada diawal skenario.
Setelah jalan terbuka mereka berlari kearah toko kelontong. Dijalan mereka juga menemukan beberapa mayat dengan baju yang masi utuh. Kim Dokja mengambil baju dari salah satu mayat itu.
"Kenapa tak mengambil baju yang bagus didalam toko?" Celetuk (Name).
. . . :v
Mereka terdiam sejenak.
"Yang benar saja, tak ada waktu lagi kita harus secepatnya ke stasiun bawah tanah."
"Aku tak ingin memakai pakaian bekas mayat."
Kerutan marah terlihat di wajah Kim Dokja. Dia berusaha mengumpulkan semua kesabarannya karena wanita didepannya ini bukan tokoh sembarangan.
"Baiklah, kita berpencar. Aku akan mengambil makanan di toko kelontong dan kau bisa ke toko baju untuk mendapatkan pakaian." Mau tak mau Dokja harus menuruti apa yang (Name) mau karena dia akan berguna dimasa depan.
"Bagaimana dengan kabutnya?"
"Aku punya ini."
Kim Dokja menunjukkan paru-paru monyet ellain di genggamannya.
"Waktunya tak banyak jadi cepatlah kembali!"
(Name) Mengangguk dan pergi.
Dalam toko.
Memakai celana dan jaket training hitam, kaos putih dan sepatu kets (Name) tampak seperti guru olahraga saat ini.
"Begini lebih baik."
Grrh.
Diluar tampak monster yang sangat besar sedang berlalu lalang. Ini akan buruk jika (Name) nekat keluar membuka jalan dengan skillnya itu akan menarik perhatian.
"Bagaimana bisa aku lupa." Yang benar saja wanita ini baru ingat kalau dia adalah seorang konstelasi.
[Koin berkurang untuk channel streaming.]
[Jumlah koin:???]
Clip.
Dengan kecerdasan instan yang dia dapatkan setelah bertransmigrasi (Name) membuka kembali layar streaming di channel bihyung dan mendapati banyak kamera yang menyoroti berbagai tempat termasuk tempat Kim Dokja saat ini.
Ternyata pria itu sudah pergi dari toko kelontong dengan menggendong seorang wanita dan membawa kantung plastik berisi makanan.
"Bagus, aku bisa langsung menuju stasiun bawah tanah." Karena jaraknya tak jauh (Name) langsung bergegas ke pintu ke-4 stasiun Geumho.
[Skill Wind Breeze Lv.??? diaktifkan.]
Swooss.
(Name) melapisi tubuhnya dengan angin dan menambahkan dorongan pada telapak kaki agar mempercepat larinya. Begitu sampai aku melihat pintu stasiun yang sudah penyok akibat dibuka paksa.
"Tepat waktu."
Seakan tau (Name) akan datang Kim Dokja dengan cepat menarik nya masuk ke dalam. Mereka berhasil memasuki zona aman dalam skenario.
Kim Dokja berjongkok didepan wanita yang dibawanya tadi dan memberikan paru-paru monyet ellain untuk menetralkan racun yang dia hirup.
"Orang itu ada disana!"
Cahaya senter tiba-tiba menyala kearah kami. Bersamaan dengan beberapa orang yang membawa senjata tumpul.
"Siapa kau?"
Ada jeda sejenak karena kami bingung orang itu bertanya pada siapa. Tapi akhirnya Kim Dokjalah yang menjawabnya.
"Kim Dokja."
"Kim Dokja? Itu namamu?"
"Ya."
"Siapa yang tanya itu? Aku tanya kau itu orang seperti apa?!"
'Orang ini menyebalkan.' Kim Dokja dan (Name) saling melirik yang mengartikan mereka memiliki pikiran yang sama.
Next....
____________
gak bilang banyak kok
cuman maaf aja udah menghilang lama banget :3
KAMU SEDANG MEMBACA
I See It (ORV x Reader)
Fanfiction'Omniscient Reader's Viewpoint.' Aku menemukanya saat menjelajah internet. Ceritanya sangat menarik seperti sebuah game misteri yang tak ada ujungnya. Namun tetap saja... "Aku tak akan sanggup membacanya hingga akhir." saat menggulirnya kebawah bany...