Antrean satu truk minuman memikat perhatian. Spanduk gambar buah jeruk yang terpajang, selaras dengan bahan dasar dari produk yang dijual. Sebuah es jeruk. Antreannya lumayan panjang. Mungkin, karena varian jeruk yang dipakai termasuk kategori spesial.
Lokasinya tak jauh dari gedung sekolah.
Para konsumennya rata-rata kalangan dewasa. Oleh karena itu, hanya bocah berseragam ini saja yang tertutup di barisan tengah. Hampir satu jam anak itu ikut menunggu giliran pesanan. Boneka beruangnya terus berada dalam dekapan.Tanpa izin kakak, Celo keluar di jam pelajaran. Tak perlu dibilang pun, kakak pasti tau ia ada dimana. Lewat alat pelacak tentu saja. Banyak pasang mata yang tertuju pada bayi beruang itu. Jarang sekali anak kecil mau menunggu sendirian dengan sabar. Beberapa orang mendekat, melemparkan senyuman.
Celo hanya mengangguk sebagai balasan.
Tak segan membalas rasa penasaran mereka tentangnya. Surai hitam Celo diusap oleh para orang tua. Laki-laki maupun wanita, suka bercengkerama dengan anak sopan sepertinya. Saking sopannya, anak itu tanpa ragu menjawab semua persoalan." Jadi... Namamu Celo, manisnya. "
Salah satu pria dewasa memberikannya camilan. Ini yang membuat Zion waspada setiap kali Celo melangkah keluar. Bocah manis itu termasuk orang yang mudah dirayu oleh sosok penipu. Celo mengamati kudapan asin di tangannya. Oh, sebungkus kacang almond panggang.
" Terima kasih, Paman. " Senyum Celo mekar. Sampai momen hangat itu dirobohkan oleh teriakan pelanggan.
CRASH!!
Celo menutup mata, tepat saat bunyi pecahan kaca datang dari arah truk minuman. Berbalik, etalase buah dalam truk hancur. Belingnya memencar melukai orang sekitar. Jeruk segar yang tersimpan kian berhamburan. Suasana seketika riuh dan membentuk kerumunan.
Pasalnya, tak ada suara tembakan. Namun, ada satu peluru yang menjadi bukti kejadian. Celo tersentak saat arloji canggihnya bergetar. Layar sentuh itu menampilkan nomor yang tidak dikenal.
Memandang sejenak, sebelum akhirnya menerima panggilan.Di sini bising, Celo takut tak bisa mendengar jelas suara si pemanggil. Anak itu berlari menjauhi keramaian. Belum sempat bocah bermanik madu itu menyapa, vokal rendah seorang pria kontan masuk menarik emosinya.
" Hal--"
" Sebelah kanan--"
Ini bukan suara kakak. Melainkan suara sang dominan. Anak itu mundur. Kepalanya serentak menoleh sesuai arahan. Satu mobil Mercedes Benz Maybach 62, terparkir tak jauh dari posisinya. Jendela mobil sedikit turun, ada celah yang menampilkan sisi samping wajah ayah.
" Masuk ke mobilku sekarang. "
Celo mematung. Merekam dua manik garang yang bergulir mengincarnya. Sejak kapan? Apa saja yang sudah ayah saksikan? Apa ayah marah karena Celo bolos di jam pelajaran? Bagaimana Celo menjelaskan? Celo tak tau. Tapi, Celo akan coba untuk menawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CELO
Teen FictionCelo de Cosa-Bocah 10 tahun yang penurut juga bawel. Anak yang suka kedisiplinan akan jadwal tidurnya. Bayi beruang milik para alpha de Cosa. Celo, obat penenang seorang dominan seperti Louis. Juga, kesayangan sosok remaja rupawan bernama Zion.