2. Waiting For You

1.1K 96 3
                                    

Clarissa menatap semangat guru di depan, bagaimana tidak semangat? Guru di depannya itu adalah Keyla. Yup, orang yang dia suka. Ehehe.. apa cinta ya?

"Clarissa.."

Dia tak menyadari bahwa ada yang memanggilnya, teman di samping nya juga sudah menoel-noel nya, tapi langsung ditatap tajam oleh Keyla agar tak membantu Clarissa.

"Clarissa Davina Veronica!"

Detik itu juga Clarissa terkaget karena Keyla yang tadi di depan tiba-tiba sudah di sampingnya, dengan kikuk dia menatap Keyla. "I.. iya Bu?"

"Kamu itu, saya panggil gak dengar! Kalau dipelajaran saya tidak boleh ada yang tidak memperhatikan, keluar kamu!"

Clarissa seketika panik, "loh, Bu, tapi sa.. saya dari tadi perhatiin kok. Cuman tadi ada cicak aja lagi kawin di—"

"Gak usah banyak alasan, cepat keluar!"

"Ta.. tapi."

"Keluar."

Dengan nada dingin yang membuat kulit tubuhnya merinding, dengan cepat dia bangkit. "Maaf Bu."

Lalu pergi ke luar kelas dengan lesu. Dari luar dia mendengar.

"Kalian jangan mencontoh perbuatan Clarissa. Kalian akan saya keluarkan jika berbuat seperti nya."

Entah mengapa, sejak terakhir kali dia bicara dengan gurunya saat di kantin, Keyla selalu memojokkannya. Clarissa menunduk dan berdiri di luar.

"Udahlah, gue pergi aja, laper juga."

_-_-_

"Bro! Lu tau kan tuh guru baru? Guru Inggris kita! Siapa kemarin namanya?" Dia bertanya ke sampingnya dengan penasaran.

Laki-laki yang di samping nya menghembuskan asap dari mulutnya, dan menghisap kembali rokoknya. "Keyla? Iya, Keyla. Kenapa memang?"

"Wih! Dari nama nya aja udah seksi, apa lagi orangnya. Mau taruhan gak?" Ajaknya pada tiga temannya.

"Taruhan?" Ujar seseorang yang menghentikan gerakan menggulir random di handphone nya, suara beratnya keluar.

"Ho'oh. Sumpah, kemarin gue liat-liat ye, tubuh anjim banget."

Satu orang yang lain menyeringai, dia bangkit dari tidurnya di sofa. Mereka berempat sedang berkumpul dan membolos di atas rooftop sekolah, merokok dan bebas.

Ciri khas pria ini, menyeringai.

"Pas banget gue lagi gabut. Gini, siapa yang bisa cicipin tubuhnya. Bakal dapet mobil gue yang paling mahal!" Dia menyeringai.

"Wah, jir, lu pertaruhin Mentle, mobil lu itu?"

"Iya. Ngapa, gak berani?" Dia menyeringai.

"Ish, gue pertaruhin moge gue, itu doang yang paling mahal, mobil gue masih make nama bapak gue."

Yang lain tertawa. Kesepakatan terakhir. Dua motor dan dua mobil dipertaruhkan.

_-_-_

Clarissa, gadis itu meregangkan tubuhnya, jam terakhir selesai dengan tidak ada guru, alias jamkos.

"Riss, gue duluan ye, sepupu gue minta dijemput."

"Oh, tiati, Ze," jawab Clarissa tersenyum menunjukkan giginya. Temannya itu melambaikan tangan ke Clarissa dan sebelah Clarissa.

I Love You, TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang