6. rooftop

232 159 69
                                    

Happy reading

~~~

"Bang, kenapa lo gak bangunin gue siihh!" Nara menatap marah Regan yang berdiri di depan pintu kamarnya sebelah kamar Nara. Posisinya mereka baru keluar dari kamar masing-masing berbarengan dan Nara kesal karena Regan yang tak membangunkannya.

"Ya mana gue tau lu belum bangun.
Gue kira lu udah bangun kayak kemarin-kemarin, terus duduk manis di meja makan," bela Regan.

"Bodo. Gue marah pokoknya sama lu,"

Nara pun menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Bisa-bisanya ia telat begini, padahal niatnya ia mau membuat bekal untuk sang pujaan hati. Tapi bila begini ceritanya ia lebih baik langsung berangkat aja.

"Mom! Nara berangkat ya,"

"Loh, gak sarapan dulu?"

"Gak akan sempet mom, Bu Teti pasti udah nangkring depan gerbang,"

"Yaudah hati-hati bawa mobilnya, jangan ngebut!"

"IYAA!" teriak Nara berlari keluar mansion melajukan mobilnya ke sekolah.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Bagus-bagus bila ia bisa sampai tepat waktu, sebelum Bu Teti nongkrong disana.

Tapi harapannya musnah saat melihat Bu Teti sedang memeriksa siswa siswi yang telat hari ini didepan gerbang. Nara menghela nafas berat. Mau tidak mau ia harus menjalani hukuman.

"Ini semua gara-gara abang, awas aja lo bang," gerutu Nara kesal membayangkan wajah Regan yang tanpa dosa tadi.

Sebenarnya alasan Nara telat hari ini dikarenakan ia maraton drakor yang sudah ia tunggu-tunggu sejak lama. Jam 3 pagi Nara baru menyelesaikan tontonannya itu baru ia tidur.

Jika kalian kira Nara tidak menyetel alarm, kalian salah besar. Nara menyetel 5 alarm sekaligus. Mulai dari di jam wekernya, ponselnya, termasuk sang abang, alarm berjalannya yang justru tidak membangunkannya pagi ini.

Tapi memang pada dasarnya Nara yang kebo, semua alarm itu tak akan berpengaruh baginya.

Tok tok

Ketuk Bu Teti pada kaca mobilnya, mengisyaratkan agar Nara membukanya. Nara pun menurunkan kaca mobilnya.

"Ibu udah seneng 1 mingguan ini ibu gak liat kamu telat lagi, eh sekarang malah ada disini lagi kamu, Nara," Bu Teti menggelengkan kepalanya, tak habis pikir.

Nara tersenyum cengengesan, "Yah ibu jangan gitu dong. Nara kan telat juga karena takut ibu kangen sama Nara, makanya Nara ada disini,"

"Ada aja alasannya, sudah sana parkirkan mobil kamu setelah itu kumpul dilapang basket seperti biasa," ucap Bu Teti mencatat skor pelanggaran Nara.

"Yahh jangan dong, Bu. Selama ini kan Nara gak pernah bantah ibu soal hukum menghukum nih, Bu,"

"Jadi pliss banget kali ini aja biarin Nara masuk kelas yaa," Nara menyatukan tangannya memohon dengan muka memelasnya.

"Tidak terima bantahan! Cepat sana sebelum ibu kalikan skor kamu," Nara berdecak pelan.

Yahh gue gak bisa liat Anantha dong, lebay batin Nara.

KEYTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang