Chapter terpanjang sampe saat ini, semoga kalian enjoy yaa!!
Happy reading
~~~
Nara memasuki kelas yang sudah lumayan ramai. Senyumnya semakin mengembang saat melihat Anantha duduk di kursinya dengan kepala berada di atas meja menghadap jendela.
Nara menghampiri meja Anantha, lalu memperhatikan wajah Anantha yang amat sangat tampan hari ini. Tidak-tidak, setiap hari juga Anantha selalu terlihat tampan di mata Nara.
Emang udah pada dasarnya cogan yak mau tidur ataupun melek lo tetep ganteng banget Tha, teriak batin Nara saat melihat Anantha menutup matanya dengan earphone di telinganya.
Nara pun langsung duduk di kursi sebelah Anantha. Ia terus memperhatikan wajah Anantha dan ikut meletakkan kepalanya pada meja, saat ini wajah mereka saling berhadapan.
"Kapan ya Tha lo jadi milik gue?" gumam Nara yang masih memperhatikan wajah Anantha, mulai dari mata, bulu mata, hidung, bibir, alis, semuanya terlihat sempurna di mata Nara. Ia sampai lupa dengan tujuannya menghampiri Anantha.
Nara mengarahkan jari telunjuknya pada pipi Anantha lalu menusuk-nusuk pelan pipinya. Membuat sang empu terganggu dan membuka matanya perlahan. Anantha langsung spontan duduk tegak saat melihat gadis dihadapannya dengan tatapan tajam.
"Ngapain?" Nara menatap Anantha sambil tersenyum manis tanpa dosa.
"Duduk sambil liat cogan tidur," ucap Nara jujur.
"Pergi! Ini bukan meja lo," Anantha masih menatap tajam Nara yang biasa saja bahkan kelewat santai tidak ada raut takut sama sekali di wajahnya.
Nara menyangga dagunya di atas meja masih menatap Anantha dengan senyum yang tak pernah luntur. "Biasa aja kali matanya, bukannya serem yang ada malah gemes gue liatnya," Orang lain bahkan takut bertatap langsung dengan Anantha, ini dia malah bilang apa tadi katanya gemes? Gila memang.
Anantha menghela nafas, "Pergi key!"
"Iya iyaa, tapi sebelum itu ada yang mau gue kasih buat lo," Anantha menaikkan sebelah alisnya melihat paper bag kecil berisi kotak makan yang Nara sodorkan padanya di atas meja.
"Nih buat lo sebagai ucapan terimakasih karna lo udah mau anter gue pulang kemarin. Dimakan yaa, awas aja kalo dibuang,"
Anantha menatap paper bag itu datar, "Gak perlu, gue ikhlas," tolak Anantha menggeser kembali pada Nara.
"Gak! Pokoknya lo harus terima dan makan sampe abis. Awas aja kalo sampe gue tau lo buang atau lo kasih ke orang. Soalnya itu gue buatnya khusus pake cinta buat lo, Tha," bawel Nara.
Gila saja bila Anantha membuang atau memberikannya pada orang lain. Jika begitu sia-sia sudah perjuangan Nara yang bangun jam 4 pagi untuk memasak. Kan jarang-jarang itu terjadi malah bisa disebut tidak mungkin, tapi demi Anantha apapun akan Nara lakukan.
Setelah itu Nara pergi ke mejanya untuk meletakkan tas meninggalkan Anantha yang masih terdiam menatap datar bekal itu. Nara berjalan keluar kelas ingin mencari sahabat-sahabatnya yang entah kemana tapi tas mereka sudah ada di atas meja. Namun saat hampir sampai didepan pintu keluar Nara berbalik saat mengingat sesuatu yang ia lupakan.
"Atha! Kotak makannya jangan lupa balikin lagi ke gue yaa!" teriak Nara yang berdiri di dekat pintu, membuat semua mata dikelas melihat ke arah Anantha, emang kalo gak teriak gak asik kayaknya.
Dasar cewe gila, batin Anantha frustasi sambil mengacak rambutnya kesal.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYTHA
Teen FictionKeynara Xaretta Atmadja Gadis cantik, pintar, bar-bar dan jangan lupakan seorang putri satu-satunya dari keluarga Atmadja dengan kekayaan yang tidak terhitung banyaknya. Gadis yang menghindari sejuta pria tampan yang menginginkannya, justru dapat de...