Jangan hanya membaca aja ya kawan, mohon votenya juga biar lebih semangat lagi buat up nya.
Happy reading
~~~
Tempat parkir, disinilah Nara berada sekarang. Saat bel pulang berbunyi Nara langsung lari tergesa-gesa ke parkiran karna takut orangnya keburu pulang. Konyol memang, tapi inilah seorang Keynara.
Nara benar-benar niat mencari pelaku yang membuatnya kesal tadi pagi. Saat ini ia sedang mengelilingi parkiran motor untuk menemukan motor si pengendara, seniat itu memang.
Sudah hampir 10 menit Nara mengelilingi parkiran sambil memindai motor-motor yang terparkir rapi, namun belum juga menemukan motor yang dicarinya.
"Dimana sih tuh orang parkirnya, kok kagak ada," decak nya
Setelah cukup lama keliling parkiran, akhirnya Nara pun menemukan motor yang dicarinya sedari tadi. Ia pun langsung menduduki motor tersebut untuk menunggu si pengendara.
"Lama amat sih tuh orang, berak dulu kali ya," gumam nya.
Nara masih duduk dengan tenang di atas motor itu sembari memainkan ponselnya, biasalah scroll Instragram, Tiktok dan teman-temannya. Tak lama terdengar suara bass di depannya.
"Minggir!" perintah orang itu dingin.
Nara menegang ditempat saat melihat sosok yang ia katakan sebagai jodohnya justru berada dihadapannya.
Makasih Tuhan telah mengirimkan jodoh gue, batin nya merasa bersyukur.
"Tuli lo," ucapnya sarkas. Membuyarkan lamunan Nara.
"E-eh, Atha ngapain ada disini?" tanya Nara polos. Ya laki-laki tersebut adalah Anantha, siswa baru yang diakui Nara sebagai jodohnya.
"Lo yang ngapain diatas motor gue,"
Nara membulatkan matanya kaget mendengar penuturan cowo itu.
"What?! Berarti yang tadi pagi itu lo?" Nara pun reflek langsung turun dari motor tersebut."Sorry banget ya buat kejadian tadi pagi sampai udah buat lo jatuh," lanjut Nara, merasa bersalah.
"Jawab gitu Tha kalo diajak ngomong tuh," Anantha hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab sesuatu.
Dengan muka datarnya Anantha menghampiri motornya. Tetapi lebih dulu tangannya dicekal oleh Nara, seakan tak takut dengan mata tajam membunuhnya itu.
"Eiits, mau kemana jawab dulu dong Anantha yang ganteng. Maafin gue ya?" ucap Nara dengan mata memelasnya yang menambah kesan imut.
"Lepas!" perintah Anantha geram, menyentak tangan Nara kasar.
"Eh jodoh Keynara gak boleh marah, nanti gantengnya ilang trus nanti malah kayak pak Badun. Nara gak mau ya papa dari anak-anak Nara burik," bacot Nara
Tanpa mengindahkan ucapan Nara yang melantur itu Anantha menaiki motor dan memakai helmnya. Tapi sebelum itu Nara sudah gercep menaiki jok belakang dan melingkarkan tangannya di pinggang Anantha.
Kapan lagi coba peluk cogan selain ayah sama Abang, batin Nara.
Anantha mendesis marah, "turun sekarang juga!"
"Gak mau,"
"Turun!"
"Gak akan sebelum lo maafin gue,"
Anantha menghela napas menahan kesal dan merendam amarahnya. Ia akan mencoba mengalah dari gadis keras kepala, yang ia ketahui bernama Keynara.
"Oke,"
"Oke apa?" tanya Nara memastikan.
"Gue maafin, sekarang turun!"
"Gak mau anter pulang aja gitu Tha, biar sekalian?" tanya Nara ngelunjak sambil memiringkan kepalanya disamping telinga anantha agar dapat melihat wajah Anantha.
"Turun!" amarahnya kini berada di ujung tanduk. Ingin sekali Anantha menyeret gadis ini. Tapi ia bukan laki-laki brengsek yang menyakiti apalagi merusak perempuan.
Nara mengerucutkan bibirnya kesal, "apa susahnya sih anterin dulu calon pacar," gerutunya.
"Turun Key," ucapnya dengan suara rendah tak ingin dibantah.
Bukannya takut Nara justru malah tersenyum gembira mendengarnya. Bagaimana tidak ini kali pertama laki-laki itu memanggil namanya. Mulai detik ini tidak ada yang boleh memanggilnya dengan nama 'Key' karna itu khusus untuk Atha nya.
"Oke, gue bakal turun asal ada syaratnya. Gampang kok tenang aja," ucap Nara sambil memberikan ponselnya pada Anantha.
Anantha hanya diam menatap ponsel itu bingung, tanpa ada niatan menerima ponsel yang disodorkan padanya itu.
"Kok malah diem sih, Tha?" tanya Nara melihat keterdiaman Anantha.
"Dasar gak peka," gumam Nara, yang masih dapat didengar oleh Anantha. Iyalah posisinya aja sedekat itu mana mungkin Anantha tidak mendengarnya. Dan jangan salah pendengaran Anantha itu tajam.
"Maksud gue kasih lo ponsel gue tuh supaya lo ketik nomer ponsel lo. Kan enak tuh nanti malem kita bisa sleep call, iya gak?"
"Gak,"
"Dih, gitu banget sama calon pacar," dumel Nara.
"Ayo buruan, mau gue cepet turun kan? Makanya buruan ketik nomer lo," desak Nara.
Anantha berdecak, mengambil kasar ponsel Nara. Lalu dengan cepat ia mengetikan nomernya. Nara yang melihat itu pun tersenyum penuh kemenangan.
Setelah selesai Anantha memberikan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya. Tentu saja diterima baik oleh Nara.
Drttt
Anantha yang merasakan ponselnya bergetar pun mengambilnya. Terlihat nomer tak dikenal yang menelponnya. Jelas saja Anantha tau siapa orang usil itu.
"Penipuan tuh lagi marak-maraknya tau Tha, makanya langsung gue coba," ucap Nara tersenyum tanpa dosa.
"Udah kan?" ucap Anantha, kepalang lelah.
"Udah, yuk kita pulang," gurau Nara, sepertinya menggoda Anantha akan jadi kegiatan favoritnya sekarang.
"Turun!" perintahnya.
Karena sudah mendapatkan apa yang diinginkan, dengan senang hati Nara pun turun dari motor dan berdiri di samping Anantha yang masih pada posisinya.
"Yaudah deh gapapa lain kali aja, Atha hati-hati ya jangan ngebut kayak tadi pagi nanti Key khawatir," ucap Nara dengan senyum manisnya.
Tanpa mau berlama-lama Anantha pun menyalakan motornya dan meninggalkan Nara begitu saja.
Awas aja, gue bakal bikin lo jadi cowo bulol Anantha, batin Nara bertekad.
"His mine," gumam Nara, tersenyum miring.
***
Dimohon untuk tinggalkan jejak
Maksa ga mau tau!Yg mau next komen yaa

KAMU SEDANG MEMBACA
KEYTHA
Novela JuvenilKeynara Xaretta Atmadja Gadis cantik, pintar, bar-bar dan jangan lupakan seorang putri satu-satunya dari keluarga Atmadja dengan kekayaan yang tidak terhitung banyaknya. Gadis yang menghindari sejuta pria tampan yang menginginkannya, justru dapat de...