[6] Tamu tak terduga

1K 137 21
                                    

Yoichi melangkahkan kakinya seraya bersenandung kecil di tangga asrama atlit. Saat tiba di anak tangga terakhir Yoichi berpapasan dengan Itoshi Rin, terkejut si manusia kucing kehilangan keseimbangan. Yoichi memejamkan mata dan siap menerima rasa sakit sebelum sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya yang ramping.

Yoichi membuka matanya perlahan, tampaklah sebuah wajah tampan yang terlihat err.. Sedikit marah?

"Apa kau bodoh? "

Yoichi meringis malu "Maaf.. " Cicitnya.

Mereka masih ada diposisi itu, dari jarak seperti ini barulah Rin menyadari jika orang yang ada di dekapannya ini terlalu cantik untuk ukuran pria.

"Terimakasih Rin-san" Yoichi menyingkir dengan cepat lalu membungkuk sebelum lari dengan langkah yang terjinjit. Rin mengerutkan alis heran, dia melihat ke arah telapak tangannya yang barusan melingkari pinggang si idol.

"Hm, harum"

Yoichi segera masuk ke sebuah kamar, kamarnya Bachira. Dia mengintip dan melihat si rambut mangkuk yang meringkuk sambil memeluk bonekanya.

"Chira? Boleh aku masuk? "

"Yocchan?!"

Saking semangatnya melihat siapa yang datang Bachira memaksakan bangun membuatnya tersedak sampai batuk-batuk. Terdengar sangat mengkhawatirkan di telinga Yoichi.

"Chira, tidur saja!" ucap Yoichi seraya menghampiri Bachira dan memaksanya tidur.

Bachira hanya bisa terdiam. Bibirnya terkatup rapat ketika merasakan kulit Yoichi yang menyentuh lengannya, ingin berteriak tapi rasanya lemas sekali.

"Chira sudah minum obat? "

Bachira menggeleng. Yoichi mengangkat wajahnya. "Kenapa? "

"Pahit"

"Obat tidak ada yang enak Chira"

"Ada Yocchan"

"Benarkah? Apa? " Yoichi penasaran sampai telinganya bergerak-gerak.

Bachira menghela napas pelan. Matanya melembut, dan senyuman samar tergambar di bibirnya yang terlihat sedikit pucat "Ciuman obat! "

"Ciuman obat? "

Hanya anggukan kepala pelan yang ditujukan Bachira untuk pertanyaan Yoichi barusan.

"Memangnya ada obat seperti itu? "

Bachira memelas ke arah Yoichi seperti anak anjing "Ada, mau tidak Yocchan memberikan obatnya? "

Yoichi menatap Bachira tak percaya. "Apa nanti Chira akan sembuh? "

Bachira menyeringai tipis. "Hu'um.. Tapi kalau Yocchan tidak mau tidak apa-apa.. Uhuk.. Uhuk.. " Bachira mulai batuk-batuk dengan sengaja sambil berbalik ke arah lain.

Yoichi mendekat ke arah Bachira dan mengecup dahi lelaki itu singkat. Bachira yang menutup matanya melotot kaget, dia tidak mengira Yoichi akan menganggap serius candaannya. Dengan patah-patah dia berbalik menatap Yoichi.

Yoichi tersenyum dan mengusap kepala Bachira "Yosh.. Yosh.. Sakit cepatlah hilang.. "

Seolah melihat bidadari syurga, Bachira kehilangan kesadaran dengan wajah merah padam dan mimisan. Yoichi panik lalu menangis mencari Kaiser dan Ness.

✾ ✾ ✾ ✾ ✾ ✾ ✾ ✾ ✾

"Selamat siang, Ness-san! " Seru Yoichi riang. Mereka sedang ada dihalaman depan, ada sebuah taman mawar di sana. Yoichi baru tahu hal itu.

[ Allisa ] Soccer & Idol, Neko OtokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang