Dom 13

1.6K 99 3
                                    

"maaf... masih sakit banget?" Jeno bertanya pada Mark yg terus memunggungi nya, Mark tengah merajuk. Karna ulah Jeno semalam, Mark benar benar tidak bisa mengangkat tubuhnya. anusnya terasa begitu perih.

Mark menoleh tak minat kearah Jeno yg memasang wajah me melasnya, hanya Mark yg dapat menikmati sisi terang Jeno hingga detik ini, Mark mengulum senyumnya ketika pipinya memerah dan seluruh wajahnya yg memanas.

"Mark... jangan gitu dong ke gua, gua gatau mau gimana" ucap Jeno yg sudah frustasi dengan Mark, kemarin Mark sendiri yg memancing Jeno, dan sekarang Mark sendiri lah yg malah marah padanya.

"salah lo kemaren kasar banget ke gua, bokong gua sakit nih!" balas Mark, akhirnya.

Jeno melengkung kan bibirnya kebawah, menatap punggung sempit Mark. Ia memeluk tubuh Mark dari belakang hingga pria Agustus itu tenggelam oleh badan besarnya.

"maaf ya..., hari ini lo gausa sekolah dulu, gua temenin deh. mau apa nanti gua turutin" Mark menjauhkan tangan Jeno yg malah semakin mengerat di pinggang nya.

"mau Jeno aja" Jeno menukik kan alisnya, ia menggulingkan tubuh besarnya hingga berhadapan dengan Mark yg langsung menutupi wajahnya yg sudah memerah bak tomat. Jeno menyeringai "beneran mau Jeno?" Tanya Jeno yg terkesan meledek dengan alis yg ia naik turun kan.

"hih lo mah Jen!" Mark memukul keras dada Jeno, hingga si empu memulai dramanya "auh sakit, dada gua" Jeno memasang raut kesakitannya.

"eh Jen, maaf, kekerasan ya?" Mark memegang dada bidang Jeno yg detik itu juga tubuhnya di rapat kan didalam dekapan bocah tengik itu hingga wajahnya menubruk tepat di dada bidangnya, mendengar detak jantung Jeno yg mengalun dengan teratur.

"udah diam aja gua peluk, ntar sakit nya ilang"

"sae lo curut" Mark mendengus tapi pada akhirnya ia membalas tak kalah erat dekapan hangat itu.

Keduanya tampak betah dengan posisi mereka hingga tak sadar sudah setengah jam mereka larut dalam pelukan mereka sendiri.

Mark mendorong tubuh Jeno pelan, membuat Jeno yg baru saja menjelajahi dunia mimpinya kembali terbangun, memasang raut wajah tak sukanya.

"badan gua pegel." Jeno mengangguk, tapi tak lama ia membanting tubuh Mark untuk tidur memunggunginya, lebih tepatnya menghadap ke kanan yg sebelumnya menghadap ke kiri dan Jeno yg mulai memeluk Mark lagi.
"ih apa bedanya coba. udah ah lo sanaan Jen, gua mau tidur"

"tidur aja." Ucap Jeno tanpa membuka matanya
"gua ga nyaman nih, ada yg ganjel" Mark menggesek kan pantat nya membuat Jeno reflek menahan pantat Mark agar berhenti bergoyang.

"pilih tidur apa gua ewe?"

mendengar ancaman Jeno membuat Mark langsung anteng dan bergerak sepelan mungkin untuk menyamankan posisi tidur nya.

Setelah beberapa menit Jeno mendengar dengkuran halus Mark, dengan perlahan ia beranjak dari kasur, berjalan keluar dari kamar dan menutup rapat pintu itu.

Jeno memasang wajah datarnya kala melihat mayat yeonjun. Ia mendekati mayat yg sudah membiru dan pucat pasi itu, menarik helaian rambut yeonjun dengan keras Jika yeonjun masih hidup pasti ia akan menjerit kesakitan karna rambutnya yg rontok begitu banyak.

Jeno melucuti pakaian yeonjun lalu menyingkirkannya, ia mengambil karung besar yg ia dapatkan dari bawah pohon mangga Mark, Jeno mengeluarkan mangga mangga yg berada di dalam karung itu dan segera memasukan mayat yeonjun kedalamnya.

Dan selanjutnya ia melempar karung berisi mayat yeonjun kearah sungai dengan aliran air yg begitu deras. Mampu menyeret karung itu hingga menghilang dari jangka Jeno.

Sungai itu sedikit jauh dari perumahan Mark, Jeno membawa karung itu menggunakan motor ninja milik Mark. Jeno tersenyum miring "gua nanti balas dendam adik dan Abang lo." Setelah nya Jeno pergi meninggalkan area sungai tempat ia melempar yeonjun dan beranjak pulang.

Ditengah perjalanan Jeno mendapati Lucas yg menyalip motornya dengan begitu cepat, Jeno tak memperdulikan nya, ia berhenti di salah satu penjual semangka saat melihat buah bulat itu yg nampak segar segar.

Disisi lain motor Lucas baru saja sampai di kediaman Mark. pria itu melepas helm full face nya dan beranjak dari motor. Ia berjalan kearah pintu rumah Mark yg tertutup dan sedikit tersandung saat mendapati kain yg mengganggu jalan nya.

Lucas mengambil kain itu, ia mengerutkan dahinya bingung. "baju yeonjun?" saat itu juga Lucas langsung melihat sekeliling, pandangan nya terhenti saat melihat mangga yg berceceran di bawah pohon mangga.

Setelah nya Lucas berjalan kearah pintu rumah Mark dan mengetuknya. sudah beberapa kali Lucas mencoba untuk mengetuk pintu itu, tapi sama sekali tak membuahkan hasil.

Akhirnya Lucas langsung membuka pintu itu yg ternyata tak terkunci. Lucas terkejut saat melihat penampakan ruang tamu Mark yg begitu berceceran darah, bau amis mendominasi ruangan itu. Membuat Lucas sedikit pusing.

Ia berjalan kearah kamar Mark yg berada di lantai dua, ia berjalan melewati anak tangga dan berdiri didepan pintu yg ia yakini Pintu kamar Mark.
Lucas membuka kamar itu perlahan, ia pun masuk kedalam kamar Mark.

Lucas menghampiri Mark yg tertidur pulas di kasur dengan keadaan naked, Lucas mengernyit. Namun setelah nya Lucas pun hanya terdiam saat menyadari banyak sekali tanda merah di tubuh Mark yg di dominasi dengan bau sperma. Setelah nya ia mencoba membangun kan Mark yg tertidur, sebisa mungkin ia mengalihkan pandangan nya dari tiap inci tubuh Mark.

"eungh" Mark sedikit melenguh saat acara tidurnya terganggu.

"Jen.. gua masih ngantuk, bentar lagi" racau Mark dengan suara terendam bantal. "Gua Lucas, Mark." detik selanjutnya Mark membelalakkan matanya terkejut, ia membalikkan badannya dan langsung mendapati pria bertubuh jangkung yg 70 persen kaki itu.

Mark menarik selimut nya, lalu bertingkah sedikit gelapan. "a apa, ngapain kesini?" Tanya Mark yg dibalas senyuman kecut Lucas yg sekarang sudah duduk di pinggiran kasurnya.

"gua, gua cuma pen ketemu lo, terus minta maaf"

Mark sedikit merasa Dejavu dengan kata kata itu, ia menatap Lucas lekat. "gausa macem macem!" Parno Mark yg sudah trauma, Lucas lagi lagi bingung.

"apa? ngapain gua macem macem, gua mau nyampein sesuatu ke lo, dari bokap om Johnny." Ujar Lucas dan akhirnya Mark menghela nafasnya
"apa?"

"om John khawatir, katanya lo di chat kaga bales terus." Lucas menunjukkan pesan Johnny kearah Mark yg langsung meneliti pesan itu.

"oh gitu ya, ntar gua buka hp, bilang ke bokap gua, gua gapapa."

Lucas mengangguk dan segera mengetikan pesan untuk Johnny, ia memotret Mark dengan cepat membuat sang empu mendengus tak suka "dih paan sih lo moto moto gua?!"

"gausa ke ge'eran, ini gua kasi ke om John biar percaya" Mark menatap Lucas dengan tatapan sinisnya.

"yauda klo gitu gua mau balik dulu" Lucas beranjak dari tempat tidur, ia membalikkan badannya lagi dan menatap Mark "darah di ruang tamu jangan lupa di bersihin, ntar ada yg curiga"
gumam Lucas sebelum kaki jenjangnya pergi meninggalkan Mark yg masih ter pelongo.

"gua belum izinin lo bicara sama Mark."

"harus ijin lo dulu? lo cuma penghalang."

dengan tatapan nyalang Jeno menarik kerah baju Lucas. Lucas memandang Jeno datar dengan ulasan senyum kecil yg ia buat.

"lo bukan siapa siapa, Jen."

"inget kata gua, bahkan gua ga bakal biarin lo milikin Mark meski dalam mimpi lo."






TBC

siapa yang kangen dominant? 😋, anw maaf ya kalo alurnya makin ribet gajelas, semoga kalian masih suka
😁😁

DOMINANT |l Nomark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang