Seperti yang sudah di rencanakan mac menjemput ken pagi pagi sekali dengan sepeda motor nya.
"Kamu serius mau pake motor?."
"Iya kamu gak apa-apa kan?" Ken mengeleng sebenarnya bukan masalah mau mengunakan motor ataupun mobil hanya heran karena mac jarang memakainya.
"Aku pake motor supaya kamu bisa peluk aku kalo aku ngebut."
"Ohh.... jadi kamu mau cari kesempatan dalam kesempitan."
"Pinter kamu, jadi peluk aku ya biar gak jatoh."
"Siap!," ucap ken.
"Ayo naik keburu siang." Ucap mac dan membatu ken memegang tasnya karena kesusahan naik ke atas motornya.
Di perjalanan mereka saling bercanda walau terkadang tidak nyambung tapi perjalan ini sangat menyenangkan.
"Kak makan dulu yuk, aku lapar." Ucap ken sedikit meninggikan suaranya.
"Kita makan di depan sana aja ya di sana ada bubur ayam enak banget."
"Oke."
"Kak ko gak makan?...."
"Aku belum lapar tadi sebelum berangkat aku udah makan roti krim jadi masih kenyang...."
"Yah kiarain kita bakal sarapan bareng." Ucapnya sambil melajutkan makannya.
Mac terus menatap ken yang sedang memakan bubur nya.
"Gue harap tuhan mau kasih gue kesempatan buat hidup." Gumam mac tanpa sadar.
"Hah?, kenapa kak?" Ucap ken menghentikan makannya.
"Kesematan hidup apa?"
"Kesempatan hidup bareng kamu selamanya." Jawab mac terseyum tulus.
"Pagi-pagi gombal, udah yuk kak aku udah kenyang."
"Itu gak abis loh."
"Tapi aku dah kenyang...."
"Oke... kalo gitu kita pergi sekarang.."
Saat mac akan berdiri dadanya terasa sakit dan itu berkali-kali lepat dari biasanya bahkan sekarang dia sudah terjatuh dan meringis kesakitan..
"Ahk...." mac berusaha menahan sakitnya tapi itu membuatnya lebih sakit....
Ken sudah bukan dalam mode panik lagi tapi benar-benar panik...
Bahkan hanya sekedar memegang ponselnya saja tangannya gemetar bahkan hampir menjatuhkan nya.
Telpon.....
"To...tolong gue lu..."
"Kenapa lo kenapa..."
"Kak mac..... kak mac kesakitan..." ucap ken panik setengah mati.
"Cari cari obat, mungkin kak mac bawa obat..." lulu juga ikut panik....
Ken lansung menauh handphonenya di mana aja.
Dan mengabil tas yang masih ada di kursi dan melemparkan semua isinya untuk mencari obat....
Beruntungnya ken segera mendapatkannya.
"Kak ini..." ucap ken panik bahkan dan membantu mac meminum obatnya.
Setelah beberapa menit keaadaan mac membaik ken memindahkan mac ke kursi di bantu oleh si penjual bubur.
"Kita pulang ya kak gak usah jadi pergi nya...." ucap ken.
"Kita bisa lanjutin perjalanan kok..."
"Dengan keaadaan kakak yang gak baik, sebenernya apa yang kakak sembunyiin sih dari aku.."
"Engga ada yang aku..."
"Aku mau pulang, kalo kakak mau lajutin perjalanan silahkan tapi tanpa aku."
"Oke kita balik." ucap mac pasrah.
Sesampainya di depan rumah ken langsung pergi.
"Ken.." mac mengejar ken...
"Aku gak tau apa yang disebunyiin dari aku sampai kamu minta putus dari aku waktu itu, tapi satu hal kak aku gak suka di bohongin untuk semantara jangan temuin aku sampe kamu bisa jujur semuanya sama aku..."
Sudah hampir 30 kali mac menelpon ken tapi tidak ada jawaban sama sekali dari si pemilik ponsel.
"Agrhh.... bisa gila gue kalo kaya gini." Ucap mac uring-iringan
"Berisik!." Kesal max yang sudah pusing dengan kelakuan kakak nya itu.
"Diem lo!, pikirin tuh ke begoan yang lo buat." Marah mac balik pada max.
"Lo yang dari awal gak mau jujur sama ken pilihannya satu lo jujur sama ken secepatnya atau dia tau sendiri yang jelas ken bakal lebih kecewa sama lo.."
"Lo enak bacot doang njing...."
"Terserah gue cuma ingetin lo doang ya babi...."
Telpon.....
"Lo dimana?."
"Dirumah lah..."
"Gue dirumah lo, lo nya gak ada."
"Bukannya lo pergi ke pantai ya."
"Hiks... itu yang mau gue ceritain
sama lo, lo nya malah gak ada.""Yaudah lo kesini aja deh, gue ada di rumah sakit hehe."
"Hah?, kok lo gak ngomong sih."
"Ya udah sih, gue juga baru dirawat malem tadi biasa lah demam doang."
"Doang lo bilang ,yaudah gue ke sana udh makan belum?."
"Udah..."
"Gue bawain bubur ya, gue tau lo belum makan."
Tutttt......
"Si kampret maen matiin aja gue kan mau nitip yang pedes."
"Nih makan." Ucap ken dan lulu menerima dengan senang hati berharap mendapatkan apa yang
dia pesan."Mie goreng pedesnya mana?"
"Gk ada."
"Kenn!!."
"Lo makan atau gue telpon rayyan..."
"Jangan ih apasih, apa-apa dia."
"Nyenye... yaudah kalo gitu makan."
"Iya... bawel kaya emak-emak lo ah"
"Lo demam doang kan?."
"Emang lo berharap gue sakit apa hah?"
"Yee maksud gue gak parahkan, dokter raka bilang apa?"
"Gue demam terus harus dirawat biar cepet sembuh." Ucap lulu dan memakan 1 suap buburnya setelah itu menaruhnya di meja pigir kasur.
"Ehh apa-apaan makan segitu abisin!!"
"Gak mau..."
"Lo ya!"
Drrrttt........
Ending chap 21..........
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me?
De Todo"Jadi lo berdua nyembunyiin ini dari gue selama ini... keterlaluan gue kecawa sama lo berdua..." Alam seperti mendukung suasana hati ken. Hujan turun ikut merasakan perasaan ken dan mereka semua, ken memilih pergi meninggalkan mac dan 2 sahabat nya...