- JSBM 10 -

171 25 14
                                    

Jeno menggunakan tangannya untuk menyangga kepalanya. Sedangkan diluar sana cahaya semakin terik, membuat kamarnya pun juga terang karena cahaya matahari. cahaya yang masuk lewat sela-sela ventilasi kamarnya jatuh mengenai wajah Ryujin, namun tidak cukup untuk membuat Ryujin terbangun.

Kebanyakan orang tidak akan nyaman ketika ada cahaya matahari yang mengenai wajahnya saat tidur. Namun berbeda dengan Ryujin, gadis dengan sleeping habbitnya ini tidak mempan dengan semua itu, walaupun dia juga mudah terbangun.

Cukup lama Jeno memandangi wajah polos Ryujin saat tidur. Gadis yang dipandanginya ini masih sama seperti yang dia kenal saat 3 tahun lalu, bahkan di tahun sebelumnya ketika pertama kali Jeno bertemu dengan Ryujin, 4 tahun lalu.

Ryujin masih sama, masih banyak bicara, masih periang, tidak pernah ada dendam padaya, bahkan Jeno sendiri bingung, apakah Ryujin tidak pernah sakit hati? Terbuat dari apa hati gadis di depannya ini?

Ryujin tidak pernah menunjukkan kesedihannya bahkan selama mereka tinggal berdekatan, begitu banyak mereka berinteraksi tapi Ryujin tidak pernah menunjukkan kesedihan padanya.

Jeno merasa tidak adil karena hanya Ryujin yang tahu kisah masa lalunya. Sedangkan ia tidak pernah tahu kehidupan Ryujin sebelumnya. Jika Jeno ingin tau bahkan ia harus menguping saat Ryujin bercerita pada teman-teman matinya, Ryujin lebih suka bercerita pada benda mati.

Jeno menghela nafas dalam. Dari semua sifat periang Ryujin, dari sikap lucu dan protektiv nya karena banyak gadis yang mendekatinya. Dari sikap dramatiknya, dari sifat polosnya saat marah, dan dari semua perlakuan Jeno yang sama sekali tidak membuat Ryujin jera. Hanya Ryujin dan Karina yang mampu bertahan dengan sifat dingin yang Jeno miliki.

Karina memiliki sifat lembut dan polos. Sedangkan Ryujin seorang gadis periang yang penyayang. Tidak dipungkiri Jeno sangat hafal bagaimana sifat Ryujin, bahkan ia lebih tahu tentang Ryujin dari pada Karina, karena selama ini Karina tidak ada untuknya, Karina memilih untuk tinggal jauh dan belajar di luar negeri disaat yang tidak tepat.

Jeno menyayangi Karina, bahkan tanpa paksaan ia tetap menemuinya saat dia kembali ke Seoul, walaupun Karina sudah meninggalkannya. Namun untuk Ryujin, Jeno tidak bisa berbuat banyak untuknya, baginya Ryujin adalah gadis terkuat yang pernah ia temui. Jeno tidak memungkiri bahwa harinya pasti akan sepi tanpa Ryujin yang selalu membuat masalah dengannya. Bahkan jika Ryujin diam, itu bisa jadi masalah besar untuknya. Jangan sampai hal itu terjadi.

" Mian...karena aku memintamu untuk tetap di sisiku, kau berada di sini sendiri"

Jeno menyisir rambut Ryujin lalu mencium keningnya lembut.

"Gomawo" ucapnya lirih.

Jeno tersenyum, seperti dugaannya, Ryujin tidak akan terbangun, dia benar-benar tertidur pulas.

Perlahan Jeno turun dari tempat tidurnya, ia harus membereskan rumahnya dan membuat makan siang untuk mereka berdua. Jeno yakin Ryujin pasti belum sarapan, dan Ryujin mungkin akan menghabiskan waktu yang lama untuk bermain di dunia mimpinya.

*

*

Hari ini hati Ryujin kembali bersemangat seperti biasanya, bukankah dia selalu bersemangat?

Kemarin Ryujin tertidur cukup lama di rumah Jeno. Sialnya Jeno tidak membangunkannya, membuatnya malu sendiri. Karena dia butuh waktu yang lama untuk tidur, wajar itu terjadi karena dia kemarin cukup lama berlari karena menghindari seseorang.

Jeno juga menepati janjinya untuk mengompres kepala Ryujin dengan es batu, meskipun Ryujin sendiri yang melakukannya, Jeno hanya menyiapkannya. Namun sebagai gantinya, Ryujin makan masakan Jeno sampai puas. Meskipun tidak seenak masakan Kim Ahjumma, setidaknya perutnya terjamin jika bersama Jeno. Walaupun Jeno hanya memasak masakan instan dan bumbu racikan yang telah tersedia.

JUST STAY BESIDE ME | JENRYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang