Hari ini hari ke-4 Ryujin menunggu Jeno di taman biasa mereka bertemu. Mulai dari jam yang sama seperti saat mereka bertemu, dia bahkan mencoba datang lebih awal dan menunggu lebih lama, sampai hampir setengah hari menunggu tapi Jeno tak kunjung datang. Ryujin tidak pernah merasa sangat begitu perduli dengan orang lain seperti ini.
Ryujin melihat jam di tangannya, bahkan dia sudah menghabiskan 3 liter air mineral selama dia menunggu. Dia sudah cukup lelah, dan kali ini dia memutuskan untuk pulang, dia harus kembali ke apartemennya.
“ Kalian tahu, sebenarnya aku tidak pernah lelah untuk berbicara dengan kalian, tapi aku sudah lelah hari ini, apa kalian mau menungguku besok? Aku akan ke tempat ini dan menyapa kalian, sisa waktuku di Seoul tinggal 3 hari dari sekarang…bye bye”
Ryujin melambaikan tangannya pada tumbuhan dan tempat duduknya.
Dia berjalan dengan mengibas-ibaskan roknya, dia berjalan dengan riang seperti biasa. Namun kemudian dia menghentikan langkahnya ketika melihat sosok yang berdiri di depannya.
Ryujin menoleh ke belakang dan melihat kembali tempat duduk yang selalu dia gunakan, lalu kembali pada sosok di depannya. Kemudian dia melemparkan senyum khasnya pada seseorang di depannya. Dia melambaikan tangannya untuk menyapanya dengan riang.
“ Annyeong Lee Jeno, apa kabar?”sapa Ryujin dengan gaya centilnya.
Namun sapaan itu sama sekali tidak dibalas oleh Jeno, dia melewati Ryujin begitu saja, membuat Ryujin ikut berbalik dan mengikutinya.
Mereka kembali duduk di bangku itu, dan sama seperti biasanya, mereka duduk di ujung satu dan lainnya dari tempat duduk itu. Ryujin terdiam dan tidak berani memulai pembicaraan karena dia takut dengan kediaman Jeno.
“ Emh… ehem” Ryujin berdehem kecil.
“ Apa yang terjadi? “ tanya Ryujin hati-hati.
Jeno mendongak lalu menatap datar ke arah Ryujin.
“AH..tidak tidak..aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu, aku hanya bertanya dan waktu itu aku melihatmu”
“ Jangan bahas itu , kau menyimpan 2 hal yang tidak boleh kau bahas setiap bertemu dengan ku lagi” balas Jeno, masih dengan wajah datarnya.
Ryujin terdiam, dia mengangguk ragu lalu mendongak ke atas, memandang langit yang sebagian tertutup oleh dahan dari pepohonan.
“ Dia pergi, mereka berdua telah pergi” ucap Jeno lirih, membuat Ryujin sontak menatapnya.
Tidak seperti yang Ryujin lihat sebelumnya saat kematian ayah Jeno, kali ini tatapan yang diberikan Jeno tidak hidup. Kematian ibunya membuat Jeno semakin terpukul, itulah yang ditangkap oleh Ryujin.
Ryujin bisa merasakan bagaimana perasaan Jeno saat ini, karena Ryujin pernah merasakannya.
“ Aku----”
"Jeno.."
Kalimat Ryujin terhenti ketika dia mendengar seorang gadis memanggil nama Jeno.
Ryujin melihat seorang gadis datang dari kejauhan dan berlari ke tempat mereka. Dia gadis yang sama seperti yang Ryujin lihat waktu itu.
Ryujin menjadi kikuk karena kedatangan gadis itu, dia tidak tahu harus menatap kemana sementara gadis itu saat ini sedang memperhatikannya.
“ Apa kalian saling kenal?” tanya gadis itu.
Ryujin menoleh, dia menatap Jeno yang terlihat enggan menjawab pertanyaan itu dan sepertinya memang dia tidak akan menjawabnya. Akhirnya Ryujin mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST STAY BESIDE ME | JENRYU
Fiksi Penggemar" Tetaplah di sampingku!" - Jeno " Aku menyerah_ ... hanya itu yang ingin ku katakan, sudah saatnya aku menyerah, maaf." - Ryujin " Aku bukan tipe orang yang pandai menunjukkan perasaan, Aku mencintaimu. Cukup." - Jeno " Pada akhirnya kaulah penghi...