Bagian VII

15 5 0
                                    

Aku belum melakukan apapun. Tidak Keenan, tidak Aiden, tidak pula Mbak Bella. Nope, jangan salahkan aku untuk semua kekacauan ini. Aku tidak bisa fokus. Sama sekali.

Aku memiliki semua yang kubutuhkan. Hasil wawancaraku dengan Keenan adalah solusi dari masalahku dengan Mbak Bella. Hanya saja, sekarang diriku malah bersikap menyebalkan.

Aku belum juga menemukan keberanian untuk bertemu dan bicara jujur dengan Keenan maupun Aiden. Aku belum bercerita lagi dengan Alya. Dia sangat sibuk akhir-akhir ini, produk multivitamin baru yang sedang mereka kembangkan mengalami masalah di bagian pemasaran. Terdapat kontaminasi yang menyebabkan beberapa balita mengalami keracunan. Oh, jelas ini adalah masalah besar.

Alya nampak sangat lelah saat terakhir kali dia mampir kemari dan menceritakan masalahnya padaku. Tidak mungkin aku menambah bebannya dengan menceritakan milikku. Jadi saat dia bertanya tentang kabarku, kubilang oke.

Sudah seminggu sejak Keenan menelepon, yang berarti hari ini aku akan bertemu dengannya lagi. Ulang tahun Aish, remember?

Aku mengitari island, memastikan kue di depanku sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengitari island, memastikan kue di depanku sempurna. Karena Keenan membebaskanku untuk design cake-nya, this is it. Kupikir Aish akan menyukainya. Semoga.

Ngomong-ngomong soal Aish, Aiden tidak pernah menyinggungnya. Tidak sejak pertunangan mereka sebulan yang lalu. Yah, aku tahu ini bukan hal penting untuk kujadikan bahan sakit hati. Tapi sikapnya yang seolah lupa bahwa Aish itu ada-pertunangan mereka nyata-membuatku merasa ditinggalkan dibelakang, lagi. Seolah-olah aku bukan lagi sahabatnya, tempatnya berbagi cerita.

Kami-aku, Aiden, dan Alya-sangat aktif di grup chatting. Tapi dia hanya terus membahas hal-hal konyol yang entah kenapa membuatku kesal. Kenapa dia tidak mencoba membahas tentang ulang tahun Aish? Mencoba meminta saran padaku dan Alya tentang.. Well, tentang apapun yang mungkin dibutuhkannya untuk men-surprise Aish.

Mungkin aku tidak akan tahu bila Keenan tidak memesan kue padaku. Mungkin aku hanya akan merasa ditinggalkan, lagi, ketika tiba-tiba Aiden memposting ulang tahun Aish di sosial medianya. Membuatku bertanya-tanya, kenapa hubungan mereka terasa begitu private bagi seorang sahabat sepertiku.

Apa Aiden berpikir bahwa aku tidak cukup penting untuk tahu? Bahwa aku tidak cukup dekat untuk mendapat kepercayaannya dan bergaul dengan tunangannya? Dia takut aku mengacau? Atau apa?

Pikiran buruk terus mendengung di kepalaku seperti lebah marah. Aku harus berhenti berprasangka buruk pada Aiden. Tapi bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku bersikap normal saat dia sendiri mencoba menjauhkanku dari kebahagiannya? I'm not a homewrecker either.

Kepalaku menengadah pelan kemudian menyentakkannya pelan ke kanan dan kiri. Enough is enough, Zi. Aku merasa malu dengan pikiranku sendiri. Terkadang mereka bisa sangat kekanakan, egois, dan tidak tahu diri.

SENANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang