03. 𝐅𝐥𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐟 𝐣𝐞𝐚𝐥𝐨𝐮𝐬𝐲

143 21 19
                                    

01.03
"Api cemburu."





















Lea menoleh kiri kanan kebingungan sambil berlari kearah berlawanan menjauhi rumah pelelangan manusia, jarinya agak keram sehingga lea melonggarkan cincinnya sambil berlari, "Lea jangan melihat kebelakang, teruslah berlari!." Seru roronoa zoro sambil berlari tepat didepan Lea sangat buru-buru.

"Zoro, ehhh...tidak..." Pekik Lea ketika cincin dan kipasnya terbang seolah terbawa magnet yang kuat. Lea sudah mencoba menahannya tapi tidak berhasil. Cincin itu terlepas dari jarinya bersamaan dengan kipasnya sementara zoro berpegangan erat-erat sambil berlari membawa ketiga pedangnya.

"Lupakan saja. Kita harus cepat pergi dari sini." Zoro menarik tangan lea agar berlari lebih cepat sebelum angkatan laut menyerbu mereka lagi.

"Aku tidak bisa pergi tanpa itu." Lea keras kepala sekali melepaskan tangan zoro darinya lalu berlari ke arah berlawanan dengan para kru topi jerami yang sedang berusaha kabur dari rumah pelelangan. Lea berlari mengikuti cincin dan kipasnya yang terbang dibawa magnet ke arah lain dari rumah pelalangan.

"Lea!." Pekik zoro sangat panik lebih dari sebelumnya, sebenarnya khawatir sekali kepada Lea tapi percuma jika lea sudah nekat tidak ada yang bisa zoro lakukan selain memilih untuk membiarkan Lea.

Setelah beberapa menit berlari sampai ngos-ngosan, lea kebingungan dilapangan hijau luas mencari-cari dimana keberadaan cincin dan kipasnya tadi. "Sialaann dimanaa cincinku.", Lea menoleh kiri dan kanan atas bawah depan belakang, sejauh mata memandang tidak bertemu jua, lalu lea menyebrangi jembatan dan tidak ada apa-apa disana selain rumput hijau bekas perang dan orang-orang berlarian.

"Kyaaa!!!!!..lepaskan aku!." Pekik lea ketika seekor beruang putih besar setinggi kira-kira dua meter setengah, memeluk tubuh lea dengan erat sampai lea merasa agak sesak, beruang itu melingkarkan lengan besarnya dibahu lea seperti memeluk boneka barbie mungil.

"Captain aku dapat mami." Pekik beruang putih dan memakai seragam orange dengan joly rorger heart pirates yang ternyata adalah bepo. Sang navigator berwajah imut kesayangan Law.

"Bepo!, tidak sopan, lepaskan." seru trafalgar law sambil mengayunkan dua jarinya, "Room, shambless!." Sedetik kemudian trafalgar law menukar dirinya dengan bepo lalu cepat-cepat meraih pergelangan tangan Lea tanpa peringatan sehingga membuat lea kaget.

"Aaaaakk kenapaa.. bagaimana bisa kenapa, kyaaa!!!!! lepaskan-lepaskan!!..." Lea berkeringat gemetaran cemas dan matanya berbinar, meronta melawan tangan Law yang kuat mencengkram pergelangannya. Kagetnya bukan main sampai lepas memekik keras.

"Stttt..diamlah aku hannya ingin bicara denganmu."

"Kenapa. Harus seperti ini." Bentak lea dengan nafas terengah-engah. Jantungnya berdetak kencang dan agak ngeri dengan Law.

Law memandang lea dengan tatapan aneh mengumpat dalam hati, diam mengerutkan kening memperhatikan kepanikan lea yang sangat berlebihan lalu law membuka suara, "Karena aku ingin."

Mata lea melebar seketika ketika mendengar itu, rumor-rumor buruk tentang law berputar-putar menghantui otak lea, rumor yang beredar mengenai law yang katanya law adalah orang kejam dan suka mengambil jantung bajak laut lain untuk diserahkan ke pemerintahan. Lea berpikir law akan melakukannya juga padanya.

OBLIVION || TRAFALGAR LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang