04. 𝐃𝐢𝐬𝐬𝐢𝐩𝐚𝐭𝐞𝐬 ?

153 23 14
                                    

01.04
"Menghilang?."





































"Oh man, huwahyahauuahahah...dia baru saja mencium tanganku." Mata lea berbentuk love-love saat memandang kulit tangannya yang bekas lipstik Kid, lea melanjutkan berjalan mencari teman-temannya sambil memikirkan hal-hal mesum diotaknya tentang Kid.

Astaga, jika nami menceramahinya, lea akan menjawab seperti ini, "Ya biarkan saja, aku kan sudah 18 tahun, jadi boleh-boleh saja dong."

Lea sangat senang dengan cara mereka melindunginya tadi, membuat lea salah tingkah dan serasa ingin jungkir balik, salto-salto bahkan berguling dirumput hijau ini. Lea yakin sekali diantara orang-orang kuat itu, akan ada yang berhasil mematah kutukan darah yang lea miliki.

Cengar-cengir seperti otang gila, tanpa sadar hidungnya meler berdarah, mimisan karena terlalu senang memikirkan dua pria muda yang gagah itu, "aduh sialan."

Terpaksa lea berhenti sejenak sambil menyeka hidungnya dengan pinggiran bawah gaunnya, Sejujurnya juga lea menyukai Kid dan law, tapi bingung memilih yang mana, karena mereka sama sama kuat saat ini, sudah pasti lea akan memilih yang lebih kuat, tapi harapan itu patah karena kedua pria itu masih memiliki ikatan yang kuat dengan gadis masa lalunya.

Seperti yang diketahui, lea memiliki prinsip tersendiri untuk tidak memulai hubungan bersama orang yang belum selesai dengan masa lalunya, diingat-ingat kid menamai kapalnya dengan nama gadis yang ia taksir dulu sementara law masih punya misteri dengan gadis masa lalunya.

"Px-1, Roronoa hampir mati, mulai dari dia!."

Jlebb..seketika hati lea hancur berkeping-keping mendengar teriakan itu, tak mau membuang waktu, lea berlari ke sumber suara dengan pikiran yang berkabut, dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri sampai melupakan teman-temannya.

"Semuanyaaa...awassss...." Pekik lea dari belakang robot px-1 yang sedang membidik punggung zoro digendongan usopp.

Mendengar suara lea ditengah-tengah rasa takut yang membuat sekujur tulang usopp merinding, usopp masih sempat menoleh, "Lea."

"Jangan sakiti teman-temanku. Sialann...." Lea mengeluarkan kedua kipasnya lalu berkata dengan lantang, "Verony!, Slice shoottt!!!!...." dalam hitungan detik kedua kipas dengan 8 mata pisau itu lea terbangkan ke masing-masing sisi bahu robot kuma, tapi sialnya itu tidak seberapa, hannya membuat lapisan luarnya robek sedikit saja.

"Sial keras sekali!."

Tindakan lea itu hannya membuat px-1 mengalihkan fokusnya saja, memang benar dia berhenti mengejar zoro, usopp, dan brook. Sekarang malah robot itu berbalik sambil mengarahkan tangan lasernya kepada Lea.

"Lea-sann...usopp-san...pergilaah..aku akan menghentikannya."

"Jangan brook!. Kau tau dia sangat kuat!!.." pekik usopp sambil berlari ngos-ngosan menggendong zoro yang sekarat.

Brook menghentikan langkahnya sambil mengeluarkan pedangnya tepat dibelakang px-1 yang sibuk membidik kepala lea, "Untuk semua, semua untuk satu."

Tak disangka-sangka px-1 malah menoleh menembakkan lasernya kepada brook sehingga brook terpental dan tulangnya patah.

"Broookkk!!!!!.."

"Brookk!!!...hwaaa leaa cepatt larii!!..."

Lea terus menyerang px-1 yang berlari mengejar usopp, tapi tidak ada hasilnya, kipas lea tidak lebih kuat dari kerangka luar robot itu. dan lea tidak bisa menggunakan haki.

OBLIVION || TRAFALGAR LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang