29. 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 - 1

79 5 22
                                    

04.24
"Malaikat maut."














lalu? keunggulanku sekarang apa?, maria bertanya pada dirinya sendiri, sebenarnya apa?, sebabnya apa dan tujuannya apa?.

mari ku beri tahu, eh tidak mau kah kau tempe?, oh ya garing sekali, kalian pasti merindukan author berotak miring ini. yasudah maksudnya disini adalah mengapa orang orang melakukan hal hal besar pada maria?, karena mereka hannya tau setengah dari fakta yang ada tentang maria, tapi doflamingo tau potensi yang ada pada maria. nanti kalian akan paham maksudnya...

tunggu dulu, dia sekarang sedang memikirkan sesuatu, tatapannya aneh, wajahnya tegas, rambutnya dibiarkan teruai menutupi setengah dari wajahnya, dia berdiri ditepian sembari memegangi pedang besar, panjang dan berat menatap jauh ke arah lautan, sekilas kau akan menyadari bahwa lea sedang berada sebagai maria sebagai siapa aslinya dia.

dia tampak menakutkan, tapi dia tetaplah gadis manis dengan masa lalu yang kejam, tapi di sisi lain dia juga seorang yang tak dikenal namun ceritanya terkenal. Roronoa zoro ditengah kabut menatap gadis itu dari dekat tiang utama deck thousand sunny secara leluasa menatap kosonh wanita muda itu. kabut itu menyelimuti seluruh bagian sunny diantara kesibukan para nakama pagi itu.

Roronoa zoro ingin mengalahkan Maria apapun caranya, namun saat itu sang pendekar tiga pedang itu hannya memperhatikan gerak gerik maria, dia juga bertanya, "apa yang direncanakan wanita itu?. sesempurna apa dia itu, tapi aku akui dia memang sempurna." terkilas pula mengingatkan zoro kepada sahabat kecilnya yang bermimpi menjadi pendekar pedang wanita terkuat, sekarang zoro punya dua pilihan, menantangnya untuk menentukan siapa yang kuat sebenarnya, atau menangalahkan ayah maria ( dracule mihawk.)

sebaliknya yang dipikirkan oleh maria, kenapa sepertinya dunia semakin tidak adil, sepihak sepihak, mungkin memang kita yang terlalu terfokuskan kepada sudut pandang seorang perempuan yang tidak pernah bisa melebihi laki-laki, tapi pernah kah kau berpikir bahwa dunia juga tidak adil pada laki-laki? seperti mereka harus lebih kuat, dan tercipta untuk kuat.

tentang itupun, tidak hannya perempuan yang berhak menjadi kuat, mengenyampingan sisi lain dari dirinya, tapi laki lakipun berhak menjadi lemah, menunjukkan sisi lain dari dirinya.

tampaknya itu semua tergantung cara seseorang menilai dan mereka pun hannya bisa berbicara karena tidak merasakan beban diantara mereka masing masing, sedangkan mereka sibuk mengiri dengan kelebihan dengan kekurangan masing-masing, padahal segala sesuatu pun memiliki perbedaan dan kesamaan yang hannya bisa diterima jika membuka mata untuk menerimanya.

"Heyyo..Roronoa. Apa kau akan menatapku disana sampai matamu merangkak untuk menggerogoti diriku." ucap lea ver ver an dari posisinya hannya menoleh kepada zoro yang menyilangkan tangan sembari menatapnya.

"Tch. ternyata kau lebih percaya diri dari yang aku bayangkan, San dracule maria." bersamaan dengan itu zoro mengambil pedang berwana putihnya.

"Kau menantangku?. Roronoa?."

zoro bereaksi dengan senyuman miring, "Suatu kehormatan bisa bertarung denganmu dik."

Sreetttt!!!...sebuah pisau berukuran 20 senti melesat secepat kilai hampir saja menebas daun telinga zoro, "tapi kau tidak punya kepercayaan diri sebesarku, kau tidak mengenalku sebagai semestinya."

wajah maria berubah menjadi lebih serius dan garang, selaras dengan pakaian hitam ala pemakaman yang ia pakai sebagai pakaian khas sehari harinya, sudah jelas jiplakan ayahnya.

OBLIVION || TRAFALGAR LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang